6. Aku gak tau mau kasih judul apa

2K 203 11
                                    

Draco mengayuh sepedanya kencang menuju rumah sang sahabat. Sesekali ia menghapus air matanya dengan kasar. Sangkin kencangnya, bahkan ia hampir saja menabrak seorang pejalan kaki.

Draco berhenti didepan sebuah rumah besar dengan taman yang ditumbuhi bunga Lili putih.

"Draco, kau datang!" Seorang anak seperantaranya menghampiri Draco dan memeluk si Surai platina tersebut.

Draco membalas pelukan itu dan menangis kencang. "Harry jangan tinggalkan aku. Jangan tinggalkan aku!" Racaunya.

Harry mengeratkan pelukan itu. Mengelus Surai lembut Draco. Dia tidak ingin mengatakan kalau dia tak akan meninggalkan Draco. Itu sebuah kebohongan. Ia akan pindah ke Jerman. Jadi ia akan meninggalkan Draco di Inggris.

"Menangis lah." Hanya itu yang dapat Harry katakan. Draco meraung dan mengeratkan pelukannya. Ia tak ingin kehilangan sahabat terbaiknya.

Seseorang yang pantas Draco sebut sahabat. Karena hanya Harry yang melihatnya. Tidak melihat kekayaan keluarganya.

"Harry kita harus pergi." Ujar James. Harry mengangguk dan memandnag Draco.

"Sorry, Draco." Ujar Harry lalu memberikan Draco sebuah lolipop.

"Ini aku berikan untukmu. Sebagai pengingat bahwa aku adalah temanmu. Sekarang, maupun selamanya." Ujar Harry.

Draco menerima lolipop itu lalu mengangguk, "janji?" Tanyanya dengan mata sembab dan pipi memerah.

Harry tertawa dan mengangguk, 'janji!"

"Harry, cepat!" Ucapan James membuat Draco ingin menangis lagi.
Harry menepuk kepala Draco dan mengecup keningnya.

"kita pasti akan bertemu lagi. Selamat ting—"

"Tidak! Jangan pernah ucapkan selamat tinggal. Tapi, sampai jumpa lagi!" Sela Draco dengan pipi menggembung.

Harry tersenyum, "sampai jumpa lagi."

__________

Sudah 12 tahun berlalu. Draco Malfoy tumbuh menjadi pria yang arogan dan tampan. Semua karyawan perusahaan yang ia emban memujanya Karena itu.

Banyak yang menyatakan perasaan kepadanya, tapi semuanya ditolak dengan kasar. Alasan yang paling sering ia berikan adalah..

"Aku sudah memiliki pemilik hati. Menjauhlah. Sampah seperti kalian tidak sebanding dengannya."

.. ya seperti itulah.

Draco memasuki ruangan kerjanya bersama dengan Pansy, managernya. Pansy meletakkan berkas-berkas dengan kasar kehadapan Draco.

Dengan tidak sopannya, Pansy menunjuk wajah Draco, "kau keparat sialan! Bisakah kau lebih manusiawi dalam memberiku tugas? Aku lelah sialan!"

Draco menurunkan tangan Pansy, "bukankah itu tugasmu?"

"Tugasku adalah menjadi manager perusahaan. Bukan manager pribadi! Kau menyuruhku untuk membangunkanmu, memasakkanmu, juga mengurus anak tetanggamu. Aku bukan ibumu, Draco sialan!"

Draco mengangkat bahu acuh. Dia hanya mendengar semua keluhan Pansy tanpa berniat menyela.

"kau butuh manager pribadi!"

"Tidak. Aku tidak ingin ada yang menyentuhku ataupun berjarak 1 meter denganku." Tolak Draco mentah-mentah.

"Aku tidak menerima penolakan. Besok aku akan membuat selebarannya," ujar Pansy. Draco ingin protes lagi. Tapi gadis bersurai gelap itu sudah keluar dari sana.

"Ya aku tinggal menolak semua pelamar." Ujar Draco enteng.

***

Sudah seminggu selebaran itu Pansy bagikan. Dan sudah banyak pula para pelamarnya. Tapi, Draco menjalankan perkataannya. Semua orang yang melamar ia tolak. Bahkan sebelum mereka memasuki ruangannya untuk wawancara.

"Draco sialan! keparat!***!*****!" kata-kata umpatan tidak berbobot itu Pansy luncurkan kepada sang bos. Draco hanya mendengar sembari menghirup aroma kopinya.

"Ini adalah pelamar terakhir. Kuharap kau mempertimbangkannya." Ujar Pansy.

Draco menghela nafas, "Pans, sudahlah. Kau sudah tau kalau aku tak ingin. Jangan memaksaku."

"Ini bukan hanya untukku. Tapi juga untukmu, Drak. Kau butuh seorang untuk mengatur kehidupan pribadimu." Ujar Pansy.

Draco mendelik, "seperti seorang istri? Mengapa kau tidak menyuruhku menikah saja."

"Ide bagus. Tapi kau mana mau. Sudahlah! Ku harap kau mempertimbangkannya. Dia pria yang manis." Ujar Pansy lalu melangkah pergi.

Draco menghela nafas dan berbalik menghadap jendela besar. Membelakangi pintu yang dilalui seorang pria berkacamata.

"Permi—"

"Kau kutolak. Pergilah." Sela Draco. Pemuda itu tampak tak terima dan menghentakkan kakinya.

"Apa begitu caramu memperlakukan orang,hah?!" Ujarnya.

"Kembalikan Dracoku yang lembut dan penurut!" Ujarnya lagi. Draco terkejut dan berbalik. Matanya melebar saat melihat pria yang selama ini ia rindukan.

"Ha-Harry?" Tanya Draco.

Pemuda itu mengangguk. "Ya! Ini aku! Aku jauh-jauh pindah ke Jerman untuk bertemu denganmu. Tapi kaumalah mengusirku. Dasar arogan!" Harry berbalik dan melangkah keluar. Tapi sebelum pintu itu terbuka, Draco menahannya dari belakang.

"Maafkan aku. Aku merindukanmu." Ujar Draco sambil melingkarkan tangannya di pinggang Harry.
Pemuda berkacamata itu menghela nafas kecil dan mengelus tangan Draco.

"Kau tau, kupikir kau masih saja kecil dan imut. Ya, maksudku lebih pendek dariku. Tapi ternyata kau tumbuh menjadi seorang pria gagah, ya." Ujar Harry terkekeh diakhir. Draco juga terkekeh dan mengecup kening Harry.

"Dulu kau memang lebih tinggi dariku. Tapi sekarang, akulah yang melebihimu." Ujar Draco bangga.

"Dasar sombong." Harry berbalik dan membenamkan wajahnya didalam ceruk leher Draco. Merasakan kehangatan yang tak pernah ia rasakan.

"Kau mau tau satu rahasiaku ?" Tanya Harry. Draco mengangguk dan mencium pucuk kepala Harry.

"Saat aku berpikir kau masih imut, aku datang kemari untuk melamarmu menjadi istriku." Ujar Harry.

"Sayangnya, kaulah yang akan menempati posisi istri." Balas Draco seduktif. Harry merasakan badannya memanas.

Dan kegiatan selanjutnya benar-benar tak layak dilihatkan.

Pansy yang mendengar semua percakapan tersenyum kecil, "ya. Sepertinya aku harus mempersiapkan kado untuk calon nyonya Malfoy."

End

  Hay aku boleh nanya?
Jadi aku ikut dalam lomba membuat novel karangan. Dan aku milih buat gendre fantasy.

Nah aku mau tanya, kalian lebih suka sudut pandang orang pertama atau orang ketiga kalau cerita fantasy?

Aku pengen Makai sudut pandang orang pertama. Tapi aku takut gak ada yang suka.

Mohon dijawab yaa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

communication || DRARRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang