Part 5 [Author's POV]

252 5 7
                                    

Part 4------------

"Tck, saudaraku ini melamun saja" 

"Huh, 5 menit pantatmu!"

Aku akan bolos hari ini Saem. Aku ijin ya

------------------- Part 4 END

PART 5 START!

"Ck, apa mereka tahu 5 menit itu berapa detik? Apa mereka tidak tahu sesingkat apa waktu 5 menit itu? Dasar otak udang" keluh Mark sambil terfokus pada bangku di sebelahnya yang kosong itu, bangku Li-na, kalau tidak siapa lagi?

"Hei Mark!" panggil seseorang dari depannya, Seo Jin dengan tetap terfokus ke Lee Saem.

"Mwo?" tanya Mark datar lalu memandang ke arah Lee Saem dengan kepala yang asyik bertengger di mejanya itu.

"Li-na sekarang lumayan berandal juga, ya?" tanya Seo Jin dengan nada mengejek.

"So?" balas Mark yang diawali dengan mempoutch bibirnya itu.

"Ck, dasar"

Huft. Yu-shin, Eomma, Appa, Bogoshipo-yo

"Huh kenapa suara-suara itu terdengar lagi?" desah Mark lalu menyandarkan punggungnya di kursi, namun kau tahu, itu terlalu keras dan berenergi hingga...

Bruak!

"Yak, Mark Kim -ssi, wae-yo?" tanya Lee Saem lalu mendekati tempat jatuhnya Mark.

Dari air mukanya bisa ditebak, teman-teman menahan tawanya. Wajahnya sekarang semerah tomat, atau bahkan sudah menjadi saus tomat. Ah, jangan dihiraukan.

"Ani" jawab Mark sambil menggembungkan sebelah pipinya dan matanya memandang malas kepada seisi kelas, "Mwo?" ujarnya tegas lalu duduk kembali di kursinya yang telah ia berdirikan itu.

Orang gila.

Pabbo chorom,! Mark Kim bisakah kau lebih waras lagi?

Dasar otak anjing.

"Yak" ujarnya dengan volume yang tidak terlalu keras, gila saja ia berani bersuara keras saat Lee Saem sudah kembali menerangkan.

Huft

Mark menarik nafasnya kembali lalu menghembuskan keluar perlahan. Dipandangnya sepatunya yang masih baru kemarin lusa menginjak lantai ini.

Kalau saja, aku tidak berteriak

Ya Tuhan, hentikanlah dejavuku ini

Hingga saat ini, mimpiku selalu menjadi kenyataan

Hai! Suara apa itu? Kenapa suara itu selalu mengganggu kehidupan Mark yang malang ini [-__-]. Konsentrasi Mark yang menatap lurus sepatu itu buyar seketika. Melihat kesampingnya, sebuah kursi tak berpenghuni (?) membuatnya ingin segera meninggalkan ruang itu. Ah, ralat, kursi itu penghuninya belum kembali, bukan tak berpenghuni.

Memang, apa gunanya aku hidup?

BRAK!

Seisi kelas terdiam lalu memandang ke arah Mark.

"Ah... ani... ani..." ujar Mark.

Kenapa anak aneh itu? Dasar miring. Maunya apa coba?

Huh, jadikanlah otakmu yang kau permalukan itu bodoh

"Ya, umpatlah aku terus, semaumu" desah Mark lalu menelungkupkan wajahnya diantara kedua lengannya yang saling bertumpuknya itu. Entah, apa yang membuatnya bisa mendengar isi hati orang lain seperti itu, namun selama ini karena kelebihannya itu ia tak punya teman dekat. Sebetulnya ia memiliki kemampuan itu tak lama ini, namun rasanya sudah beribu tahun bagi Mark untuk hidup dengan keabsahannya itu.

My Creepy Past Love [On-hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang