putri mahkota

861 68 0
                                    

Aku membuka mataku perlahan, sudah dua tahun lamanya aku tinggal disini, aku tidak menyangka. Jika aku terlahir kembali, dan yang paling mengejutkannya adalah aku terlahir dari rahim seorang Ratu. Istri dari Raja Rolandro, penguasa kerajaan Starlet.

Mengingat hal itu, senyumku mengembang. Sangat bahagia rasanya  mendapatkan sebuah keluarga yang sangat menyayangimu, tetapi ingatanku kembali teringat akan kejadian itu. Tepatnya tiga tahun yang lalu, dimana keluargaku sendiri tega membunuhku.

Ck, aku tidak ingin mengingatnya lagi, aku tak sudi. Lihatlah, aku akan membalas semuanya. Membalas atas apa yang-

"Putri kau sudah bangun?"

Suara itu menarik perhatianku, dia Anne. Perawatku, ibuku terlalu sibuk mengurusi masalah kerajaan yang akhir akhir ini semakin rumit. Satu tahun yang lalu kerajaan ini di serang oleh penyihir hitam, membuat rakyat Starlet cemas jika penyihir itu datang lagi.

"Putri ayo bersiap siap, kau akan menemui tunanganmu"Ah. Mengapa aku bisa lupa? Sebelum lahirpun aku sudah di tunangkan, tak tahu apa yang di pikirkan mereka hingga mempertunangkanku begitu cepat.

Aku sedikit sedih mengetahui hal itu, walaupun aku sudah tahu siapa tunanganku. Tapi tetap saja aku merasa sedih, tak dapat memilih pendamping hidupku sendiri.

"Putri? Baju mana yang ingin anda kenakan"Anne kembali bersuara setelah selesai memandikanku.

Aku hanya mendengus menatap malas pada Anne, percuma saja bertanya ujung ujungnya juga dia sendiri yang memilih. Tapi tak urung tangan mungilku menunjuk sebuah gaun kecil berwarna putih salju, gaun itu sangat cantik di mataku, mutiara putih melingkar di pinggang gaun itu, pita pita kecil menempel di bagian  bawah gaun putih yang sangat menarik perhatianku.

Eh!?

Anne mengikuti pilihanku? Jarang sekali.

Anne tersenyum lebar kearahku, sangat lebar hingga aku takut bibirnya robek. Sedangkan tangannya memakaikan gaun itu padaku, apa yang terjadi padanya hingga dia bahagia sekali seperti itu?

"Kenapa anda menatap saya seperti itu? Setidaknya anda harus tampil menawan dihadapan putra mahkota"Tutup mulutmu itu Anne! Jika saja ada yang mendengarmu menyebutkan gelar putra mahkota seperti itu, aku pastikan kepalamu tidak menyatu lagi dengan tubuhmu.

Kalian terkejut? Ya aku juga terkejut sebenarnya ketika pertama kali aku di pertemukan dengan tunanganku, pertemuan itu terjadi ketika umurku baru saja menginjak usia tiga bulan. Tepatnya saat itu Kaisar serta permainsuri datang berkunjung hanya untuk melihatku, begitupun dengan tunanganku, aku masih ingat jelas perkataannya ketika pertama kali dia menatapku.

"Bagaimana bisa aku di tunangkan dengan anak kecil sepertimu"

Dia berbisik pelan ditelingaku, melayangkan senyuman mengejek kearahku. Sisialan itupun sempat mencubit pipiku kuat sekali, aku menangis kencang saat itu, berharap anak kurang ajar itu segera dihukum karena telah membuatku menangis. Tapi bukannyah hukuman yang di dapatnya malah usapan lembut ibuku yang di terimanya, ugh.. Ibuku benar benar sangat baik.

"Ayo kita jalan"Anne membantuku turun dari meja rias,ia membiarkanku jalan sendiri, dia berjalan lebih dulu dariku untuk menuntun jalan.

Aku tidak ingin terlalu banyak berbicara, karena setiap kali aku berbicara orang orang pasti menatap heran diriku. Yaiyalah! Masa ada anak berusia dua tahun sepertiku bisa berbicara dengan lancar, tidak masuk akal bagi orang yang tidak tahu yang sebenarnya.

Ternyata Anne membawaku ketaman, tumben sekali Pangeran menyebalkan itu menunggu ditaman, biasanyakan dia menunggu di ruang kerja Ayahku.

"Salam yang mulia putra mahkota"Aku sedikit membungkukkan badanku, lalu menegakkannya kembali.

Lihatlah wajah angkuhnya itu, ingin sekali rasanya aku memukul wajahnya itu, aku menoleh kesamping mencari Anne. Sialan! Anne lagi lagi meninggalkanku.

"Duduklah putri"Pangeran menyebalkan itu melirikku sekilas lalu menyesap kembali tehnya.

Aku menurut saja, meskipun mulutku sudah gatal sekali ingin memaki. Untuk saat ini aku mengalah saja, aku takut jika aku terus terusan emosi bisa cepat tua dan rambut hitamku berubah menjadi warna putih.

"Kenapa kau tidak pernah mengunjungiku?"Aku memalingkan wajahku, enggan bersitatap dengannya. Siapa juga yang mau datang kesana hanya untuk menambah emosi, menurutnya aku akan suka rela menjerat diriku dalam lingkar perminannya.

Putra mahkota atau lebih tepatnya, arkana reziela pewaris tunggal dari kekaisaran chosen grace adalah bocah laki laki menyebalkan yang selalu mengusik kehidupan ku,walaupun begitu aku tidak dapat memungkitri keyampanannya yang bisa di bilang sempurna, bahkan kedua kakakku yang menurutku sangat tampan kalah oleh dirinya,ck ck. Aku tidak tahu bgaiamana caranya Kaisar dan permainsuri membuat lelaki ini.

Tiba tiba bocah itu menyeringai, jangan lupakan tatapan mengejeknya itu"Kenapa kau menatapku seperti itu? Kau sudah tertarik padaku?"Aku memutar bola mataku malas, narsis sekali orang ini.

"Saya baru tahu, ternyata seorang pangeran memiliki jiwa kenarsisan juga"Aku memamerkan senyuman manisku kearah bocah lelaki itu yang di balas delikan kesal miliknya.

Aku pura pura tidak melihat saja, kuarahkan pandanganku ke sebuah pot bunga kecil, yang diisi oleh bunga mawar yang baru saja tumbuh. Lamanya aku menatap kesana, tanpa bisa di cegah, ingatan ingtanku mengenai hal yang kualami selama dua tahun ini, membuatku merasa janggal. Ada yang aneh, tapi aku tidak bisa mengetahuinya. Aku sendiri tidak tahu dimana letak keanehan itu.

🌟🌟🌟

Jangan lupa vote and komen🤗

Nona BarbarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang