Tiga

25 2 0
                                    

Minggu pagi di asrama Berlington di sibukkan dengan para penghuni yang sedang bersih-bersih.
Sudah jadi kewajiban untuk tiap penghuni asrama menjalankan piket di setiap minggunya , beberapa di antara mereka di bagi untuk membersihkan area asrama yang berbeda-beda.
Ini semua di lakukan bukan hanya karena usulan Mrs.Berlington saja,  tetapi juga semua anak-anak asrama agar mereka mempunyai kegiatan di dalam asrama, setidaknya biarpun hanya kegiatan yang sederhana tetapi itu cukup berkesan dan menambah kedekatan di antara mereka , setelah sibuk dengan urusan masing-masing di luar asrama.

Nayla baru selesai membersihkan badannya setelah ia juga ikut andil membersihkan beberapa ruangan di asrama.

Setelah sudah berpakaian rapih, gadis itu mengambil ponselnya yang di simpan di nakas , ada tiga kali panggilan tak terjawab dari seseorang yang begitu istimewa untuknya.
Ya , sudah bisa ia tebak kalau Harris tidak akan berhenti menghubunginya sebelum ia membalas panggilan itu.
Nayla tersenyum , dia balik menelpon Harris.

" Halo , Harris... Kamu tadi menelpon ku , yah ?. Maaf aku baru selesai bersih-bersih ".

" Iya . Sudah selesai piketnya ? ".

" Sudah. Jadi menjemputku , kan ?"

" Iya.Ini aku sudah bersiap "

" Yasudah, aku tunggu yah "

" Iya. Aku tutup dulu ya, Ra .Umi memanggil ku , bye , assalamualaikum "

Sudah jadi rutinitas setiap akhir pekan.
Harris dan Nayla sepakat untuk menghabiskan waktu bersama.
Entah itu pergi ke suatu tempat, atau hanya menghabiskan waktu di rumah Harris.
Dan kali ini, seperti yang di janjikan Harris semalam saat menelpon Nayla, dia akan menjemput Nayla , di karena kan hari ini adalah hari yang spesial untuk abi dan umi yang merayakan hari ulang tahun pernikahan mereka yang ke 25 tahun ,
Sudah pasti Nayla akan di ikutsertakan .

Jika di tanya bagaimana perasaan Nayla bisa mengenal dan menjadi bagian dari keluarga Harris.
Tentu ia sudah tidak bisa menggambarkannya dengan kata-kata lagi , lebih dari itu ia hanya bisa bersyukur , Keluarga Jung begitu menerimanya dan menganggapnya seperti keluarga mereka sendiri.
Terutama umi dan abi yang sangat baik dan begitu menyayanginya .
Dulu, Nayla pikir keluarga Harris tidak akan menyetujui hubungan mereka berdua , yah Nayla sadar diri kalau dirinya cuma gadis biasa dari keluarga yang sangat biasa juga , rasanya dia tidak pantas untuk bisa bersanding dengan laki-laki yang sangat jauh stratanya , bagaikan langit dan bumi.
Tapi , semua pikiran negatif dan rasa rendah dirinya sirna begitu saja ketika ia merasakan sendiri betapa tulus dan sederhananya Harris , dan tentu saja dengan keluarganya , dan Nayla menyadari tidak semua orang berada dan memiliki segalanya , akan bersikap berkuasa atau menganggap yang di bawah mereka tidak setara , tapi keluarga Harris berbeda , mereka berinteraksi dan berkomunikasi dengan siapa saja , mereka tidak sungkan dengan orang asing dan selama orang asing itu baik, mereka akan menghargainya .

Mungkin kalau di jabarkan tentang kebaikan keluarga kekasihnya itu tidak akan cukup berjam-jam, daripada Nayla menghayalkan hal itu terus, lebih baik ia segera bersiap, karena sebentar lagi pasti pangeran berkuda putih sudah tiba untuk menjemputnya .

Seperti biasanya, tidak ada yang istimewa dan berlebihan dari penampilan gadis berusia 22 tahun itu , selama dia tinggal di negeri Ratu Elizabeth ini , Nayla tidak pernah berpakaian mengikuti trend pakaian di sini, cukup apa adanya saja , lagian mana mungkin kantongnya cukup untuk membeli barang-barang mahal dan mewah , baginya asal rapih dan nyaman saat di pakai itu sudah cukup.

Hari ini gadis itu mengenakan dress denim panjang hingga semata kaki dan sepatu cats berwarna putih, soal sepatu, itu adalah hadiah ulang tahunnya dari Harris dua bulan yang lalu.
Yah, mau sekeras apapun Nayla menolak untuk di belikan sesuatu, Harris tidak akan menurutinya , kalau di tentang, laki-laki itu malah akan mendiamkannya berhari-hari , dan itu salah satu yang Nayla tidak suka , sifat Harris yang sedikit keras kepala, walaupun sebenarnya tidak membawa dampak buruk juga bagi hubungan keduanya, terkadang Nayla sebal tapi juga hanya bisa pasrah karena ia tentu sadar , ia tidak berhak mengatur Harris , terserah laki-laki itu saja mau membeli apapun, toh itu uang miliknya, uang dari hasil kerja kerasnya , asalkan tidak di gunakan untuk sesuatu yang tidak perlu dan tidak bermanfaat saja.

Sparks Love In LondonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang