بسم الله الرحمن الرحيم
Assalamu'alaikum wr wb, shalom ,om Swastiastu. Hallo guys, perkenalkan aku Shelavyna. Kali ini aku bakal bawain cerita tentang seseorang yang mana cerita ini merupakan based on true story tentunya ditambah sedikit bumbu bumbu romantika dan bumbu bumbu sedap lainya hihi.
Semoga cerita ini dapat menghibur kalian semua ❤
Lavy.
_________________________________________
Seorang gadis berusia 17 tahun bernama Kiara Advaliani , tinggal di sebuah kota besar di Indonesia. Ia merupakan gadis yang
ceria di mata orang orang terdekatnya termasuk teman sebayanya.Namun sebenernya hal itu tidaklah berlaku ketika kembali menginjakan kaki dirumahnya. Bukannya sebuah ketenangan yang ia dapat melainkan sebuah amarah , caci makian dan larangan.
Kehidupan yang ia jalani, perintah ibunya yang membuatnya terbelenggu dalam ketidaknyamanan.
"Nggak! Pokoknya Kia ga mau buang barang kesayangan Kia, ini semua berharga buat Kia! " Cakap Kia pada sang Ibunda dengan nada tinggi.
"Ini buat apa coba Kia? Udah sini, kalo kamu ga mau buang ini semua biar mama aja yang buang!"
Ibunya membalas tak kalah tinggi."Mama kenapa sih apa apa pasti aja ga boleh, apa apa harus dibuang, apa apa mama ga suka, apa apa harus ngikut keinginan mama. Kia cape mah, Kia udah gede, Kia juga udah tau mana yg bener yg harus Kia pilih buat jalan hidup Kia! " Ucap Kiara yang emosinya memuncak.
"Tolong dong ma, Kia pengen tenang sehari aja ga dimarahin mama, ga diinterogasi , ga disindir dikatain ini itu. " Lanjutnya sembari meneteskan air mata.
"Kamu berani bicara begitu sama mama? " Ibunya kemudian menampar keras pipi Kiara.
"Aaahhh! " Pekik Kiara yang kesakitan.
"Kia cape, Kia mau pergi dari sini aja! "
Ia pergi meninggalkan rumahnya.."Kiara mau kemana kamu hah?! "
"Kiara mau pergi! Kiara cape disini! " Kiara berteriak.
To be Continue. Ayo baca yok (≧ω≦)
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU
Teen FictionKebebasan, sesuatu yang tak pernah kurasakan. Aku selalu terikat pada belenggu perintah setiap orang yang membuatku takut. Akankah hidupku terus seperti ini? kuharap tidak, aku membutuhkan seseorang untuk menjadi perisaiku. Semoga.. -Kiara