Jaehyun hanya terdiam tak menanggapi perkataan irene, matanya tertuju kepada sosok bicah yang di ikat di sebuah tiang yang sedang memberontak
"mengapa kau diam?"
Irene mengelus pipi jaehyun yang penuh luka itu dengan lembut, namun jaehyun menolak dan menoleh ke arah lain
"singkirkan tangan mu itu atau ... "
"atau apa?"
PLAKK
lagi lagi irene menampar pipi jaehyun, seakan kebencian itu tak akan reda. Sakit hati yang membuat nya gelap mata kepada sosok yang dulu ia cintai tersebut
"Kau itu sudah tak berdaya, kau kalah jaehyun kau pecundang"
"JANGAN SAKITI AYAHH BII... SEONGMIN MOHON"
"kau dengar itu jaehyun? Anak yang kau siksa itu membela mu? Apa kau dengar hah?"
irene menatap nyalang jaehyun, matanya nya pun memanas kemudian dia berganti menatap seongmin yang terus berontak sambil menangis itu
Seongmin berusaha melepaskan ikatan tali yang mengikat kedua tangan nya, sampai sampai tangannya tergores tali itu darah menucur
Hal yang ada di dalam pikirannya saat ini adalah, bagaimana cara melepaskan tangan nya dan menolong ayahnya, sungguh tak sanggup seongmin melihat seseorang yang ia sayangi terluka.
"diamm kauu anak pungut, aku tak butuh pembelaan mu"
Kali ini suara jaehyun yang terdengar masuk ke dalam telinga seongmin, seketika seongmin tertegun ia mengentikan aksi nya untuk melepaskan tali itu dari tangannya
"ayahh"
"jangan panggil aku ayah, aku bukan ayah mu"
Seongmin semakin terisak, tak dapat menahan air matanya, sakit hati nya semakin mendera. Ia pun membisu pikirannya blank
PROKK
PROKK
PROKK
"aku suka sekali drama ini"
Irene bertepuk tangan saat memperhatikan interasi kedua orang tersebut
"kalian memperlambat rencana ku saja dengan drama ini"
"seongie sayang, kau dengarkan apa yang ayah mu katakan? Jadi tidak usah repot repot lagi kau membela nya"
Irene sekarang berjalan mendekat kepada seongmin yang hanya diam menatap ke bawah, irene pun membisikan sesuatu
"ayah mu ralat orang bodoh itu pasti akan menyesal nantinya"
"tidak, dia ayah ku sampai kapan pun dia tetap ayah ku"
Seongmin menepis perkataan irene, yah walau dia sekarang sakit hati mengingat perkataan jaehyun yang begitu menusuk hatinya
"kau begitu menyayangi ayah mu ya, sayang sekali kali ini aku harus membunuhnya"
"tidak bibi, a-aku akan melakukan apapun asal ayah selamat"
"melakukan apapun?"
"walau dengan nyawaku sekalipun"
"emmhh, tapi bukan itu yang bibi mau"
"lalu apa bi? Hikss seongmin lelah dengan semua ini bi, tolong bunuh seongmin saja bi, seongmin tak tau harus bagaimana lagi bi"
Grepp
Irene memeluk seongmin, sosok yang ia rawat sejak kecil, emm lebih tepat nya sejak dia bayi. Irene sangat menyayangi seongmin
"berhenti menyakiti diri sendiri, bibi melakukan ini semua karena bibi menyayangi mu"
"lalu kenapa melakukan ini? "
"karena ini semua salah bundamu, jika dulu dia tidak merebut ayahmu dari ku, ini semua tak akan pernah terjadi"
"bibi egois, aku membencimu"
"tidak seongie, jangan benci bibi"
Irene kemudian melepaskan pelukannya, menyapu air mata yang ada di kedua pipi gembil seongmin yang semakin hari menirus itu
"sekarang kau maukan melakukan apapun demi keselamatan ayahmu? "
"apapun"
🍂🍂🍂🍂
"apa yang di lakukan anak itu disini"
Hyeongjun mengikuti seongmin secara diam diam, setelah dia melihat seongmin keluar dengan cara mengedap endap dan terlihat mencurigakan
Setelah sampai dia memutuskan untuk bersembunyi, memperhatikan seongmin yang mulai memasuki sebuah gedung yang asing baginya
hyeongjun mengikuti di belakang agar tidak terciduk, bersembunyi di setiap tiang saat seongmin menoleh ke belakang
Saat sudah sampai, hyeongjun terkejut melihat pemandangan yang sungguh tak mengenakkan itu, ia melihat ayah nya sedang di pukuli oleh beberapa pria berbadan kekar
Dan yang paling membuat ia terkejut adalah sosok di balik semua ini, hyeongjun memutuskan untuk bersembunyi melihat kejadian tersebut
Rasa menyesal begitu mengetahui fakta sebenarnya di balik kematian bunda yang sangat ia sayangi, bayangan saat dirinya menyiksa bocah itu terus berputar bagai kaset rusah
Air matanya tak berhenti mengeluarkan cairan bening, tubuhnya begitu lemas dada nya mendadak sesak
"maafkan hyung, seongmin-ah"
"apa yang harus aku lakukan"
Hyeongjun tengah terduduk di balik tiang besar penyangga gedung itu sambil sesekali mengucapkan kata maaf untuk seongmin, yang tak bisa seongmin dengar
Tiba tiba ponsel nya bergetar, untung saja ia tidak mengaktifkan ponselnya jadi dia tak akan ketahuan karena menyaksikan semua itu, ia pun kemudian mengangkat telpon
"hallo"
"hallo, hyung dimana? "
"hyung sedang di luar ada apa? "
"dimana hyung, kenapa kau berbisik ngomong nya? "
"tidak, sekarang cepat hubungi polisi? "
"ADA APA HYUNG, APA YANG TERJADI? "
"sssttt, cepat lakukan hyung akan mengirimkan alamatnya"
"apa terjadi sesuatu hyung? "
"jangan banyak bicara, cepat lakukan!! "
"baik hyung"
Selanjutnya hyeongjun mematikan telpon tersebut, kemudian memfokuskan diri menyaksikan kejadian itu
Hyeongjun ingin sekali berlari dan menyelamatkan ayah dan adik yang selama ini ia siksa dan sakiti, namun ia sadar bahwa dirinya sendiri sedangkan di dalam banyak pria berbadan kekar pastinya akan membuatnya pingsan saat terkena pukulan salah satu dari mereka
Matanya lagi lagi tertuju pada sosok bocah polos itu, entah mengapa saat melihat seongmin jantungnya bergedup kencang, sekelibat firasat buruk terlintas di pikirannya
![](https://img.wattpad.com/cover/238922961-288-k97489.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TELL ME WHY || AHN SEONGMIN
أدب الهواة(sudah end) "bunda, jemput seongmin, seongmin ga kuat... hikks hikks" "dasar anak pungut" "anak sialan, enyah lah kau" "nak seongmin yang kuat ya" "Lemahh" buuukk buuk bukk bukk... darah itu semakin deras mengalir dari kepala seongmin, serasa akan...