bonchap or epilog

796 94 59
                                    








Pemakaman seongmin telah selesai di laksanakan, orang orang yang datang untuk menggiring seongmin ke tempat peristirahatan terakhirnya kini mulai kembali pulang, dan tersisa 8 orang yang masih bertahan

"gue duluan ya, jin mau ikut hyung pulang? "

Wonjin hanya mengheleng "hyung duluan saja"

Allen pun pergi di ikuti jungmo untuk kembali ke rumah sakit, karena beberapa saat yang lalu ia menerima banyak pesan untuk melakukan operasi hari ini

Cuaca hari itu kurang mendukung seakan dunia merasakan kesedihan karena kehilangan sosok remaja yang polos itu sudah kembali ke hadapan yang maha kuasa untuk dipertemukan dengan bunda nya

Jaehyun merasakan sangat kehilangan, ia sangat lah menyesal dengan semua ini. Ia menyesal karena sudah menuduh putra bungsu nya sebagai pembunuh, ia menyesal sudah melukai fisik maupun batin nya, ia menyesal tidak bisa menepati janji nya kepada sang istri untuk menjaga seongmin, ia menyesal karena belum sempat meminta maaf namun ternyata seongmin sudah tak bisa di gapai nya

Jaehyun sangat sedih hati, air matanya tak henti hentinya turun dengan deras, dengan gemetar dia berjongkok di depan makam seongmin sambil memeluk erat batu nisan itu

"seongie ya, anak ayah. Ayah tau ini sangatlah terlambat, ayah tidak tau apa kau akan memaafkan ayah bodoh mu ini, ayah sangat menyesal sekarang, ayah tak tau harus bagaimana untuk menebus semua kesalahan ayah padamu nak, ayah bodoh tak menyadari bahwa kau adalah anak yang selama ini ayah cari, Seongmin tolong maafkan ayah mu ini"

Hyeongjun terus memeluk serim ia tak tahan merasakan sesak di dadanya, rasanya baru saja ia melihat mata indah seongmin, tapi sekarang semua hanyalah kenangan saja, hyeongjun pun menyesal karena ia memberikan luka bukanlah kebahagiaan sebelum seongmin pergi untuk selamanya

Serim sebagai anak tertua mau tak mau harus terlihat kuat, membalas pelukan hyeongjun dan mengelus elus punggung adik nya guna memberikan ketenangan

Sedangkan taeyoung hanya diam tak bergerak matanya memancarkan kekosongan, baru saja ia bahagia mengetahui semua kebenaran ini namun dalam sekejap tuhan mengambil nya dan memberikan kesedihan ini

"apa aku harus menyusulmu? "

Taeyoung bergumam dengan sangat lirih, dengan tetesan air mata yang mengalir namun pandangannya terlihat kosong

Wonjin dan minhee berjongkok di depan makam seongmin

"seongmin sahabatku, tenang lah kau di alam sana"

Wonjin pun tak bisa menyembunyikan kesedihannya, ayolah siapa yang tidak sedih kehilangan seseorang yang begitu di sayangi

"seongmin? Aku tau kau disini, kau lihatkan? Kepergianmu membuat orang banyak sedih, aku tau kau marah dengan mereka, tapi mereka sudah meminta maaf padamu, kau lihatkan kesungguhan mereka? Maafkan lah mereka, dan tenang lah di alam mu, kami semua akan merindukanmu"

Ucap Minhee menghadap kepada sebuah pohon yang rindang, ia melihat sosok yang tidak akan kembali sampai kapan pun itu memperhatikan mereka yang ada disana

Sambil tersenyum minhee melambaikan tangan nya ke arah seongmin, seketika angin mendadak berhembus dengan sedikit kencang bersamaan dengan bayangan seongmin yang menghilang

Tiba tiba tetesan demi tetesan air mulai mengguyur alam sekitar, dengan susah payah serim berhasil membawa jaehyun ke dalam mobil, awalnya mereka enggan meninggalkan makam namun hujan mulai turun dengan deras, mereka pun pulang

🍂🍂🍂🍂

Hyeongjun yang kelelahan tertidur di dalam mobil, serim kemudian mengangkat badannya untukndi pindahkan ke dalam kamar, begitu juga jaehyun yang langsung masuk ke dalam kamar nya, sedangkan wonjin dan minhee sudah di antar pulang oleh serim sebelum kembali ke rumah

Suasana yang dulu ramai dan hangat kini mendadak terbalik, sepi dan dingin. Hanya beberapa maid yang sedang mengerjakan tugas masing masing

Taeyoung yang terakhir masuk rumah, kini kakinya bergerak menuju ke sebuah ruangan di dekat dapur, sebuah ruangan yang menjadi saksi bisu rasa sakit seorang seongmin

Kakinya mulai masuk kedalam kamar itu yang bahkan tidak bisa disebut kamar, tidak ada pendingin ruangan tidak ada penghangat ruangan, gudang yang di sulap menjadi tempat istirahat, bahkan telihat atap bocor di pojok kanan

"bagaimana kau tidur di tempat seperti ini? Hikss kau pasti kedingan jika malam hari kan? Bahkan kau tidak memiliki selimut yang tebal"

Taeyoung kembali terisak, membayangkan betapa menderitanya seongmin dulu, tidur ditempat yang sungguh tidak layak ini dengan penerangan yang redup, bahkan meja belajarnya sudah terlihat sangat lapuk

Tumpukan komik komik dengan warna yang sudah kusam, namun tersusun rapih

"kau menyukai komik ya? Ternyata kita memiliki kesukaan yang sama"

Taeyoung mendudukan bokong nya di ranjang milik seongmin, yang saat di dudukinya terdengar reyotan

"aku tak membayangkan jika kau tidur ranjang ini akan runtuh sewaktu waktu"

Matanya menyelisik kesetiap arah, dan tertuju pada sebuah foto dimana terdapat 5 orang sedang tersenyum, taeyoung pun mengambil foto itu dan mengusap dengan ibu jarinya tepat pada foto seongmin yang tersenyum lebar

"aku sangat merindukan mu seongie-ah"

Kemudian taeyoung mengambil sebuah amplop yang tergeletak di atas meja belajar Seongmin, tangannya meraih amplop tersebut dan mulai membukanya ternyata sebuah kertas yang berisi tulisan rapi berupa surat vonis

Tanggal : 02-08-2020
Nama : Ahn seongmin
Usia : 16 tahun
Dinyatakan bahwa dari hasil laboratorium mengidap "Kanker Otak Stadium 2"

Tangan taeyoung bergetar dan kemudian mengambil sebuah handycam di sebelah surat tersebut
lagi lagi taeyoung terisak sambil memeluk handycam tersebut dan ada sebuah kartu yang bertuliskan















Untuk ayah, serim hyung, jun hyung dan youngie hyung

"hay, ini aku seongmin hehe, mungkin kalian baca ini aku sudah tidak ada, hemm maafkan seongie ya kalo seongie selama ini nyusahin ayah, bikin serim hyung kesel, bikin jun hyung marah, dan bikin youngie hyung ga nyaman, seongie ingin pamit ya semua. Seongie udah ga tahan, seongie ingin cepet nyusul bunda. Seongie pengen jujur nih, pukulan ayah itu sakit sampe seongie susah tidur, tendangan jun hyung sakit sampe seongie nangis, please jangan marah ya sama seongie. Seongie yakin ko selama ini kalian sayang sama seongie Tapi beda cara perlakuan, dan untuk bunda seongie tidak pernah bunuh bunda, seongie sayang sama bunda, untuk apa seongie bunuh bunda, sepertinya udah dulu ya bye seongie sayang kalian, emm sampaikan salam pada bibi irene, beberapa hari ini seongie tak melihatnya seongie merindukan bibi irene, ehhhhh tapi maaf jika kalian menyaksikan ini, ini obat paling ampuh nyembuhin sakit seongie hihihihi"




Video itu berakhir dengan hidung seongmin yang mengeluarkan darah, dan apa yang di lihat nya seongmin yang melukai pergelangan tangannya dengan silet, beberapa sayatan tercipta dan mengeluarkan darah, namun seongmin hanya terkikik geli bukan nya merasa kesakitan

"SEONGMIIIIINNNN"

Taeyoung menangis sejadi jadi nya sampai iya terlelap di ranjang kamar seongmin sambil memeluk handycam itu.


































Hueee geys aku syedih nih, piaraan ku ilang. Hikksrott qyqy aku ilang, kucing oyen yang di besarkan seperti adek sendiri, huee guyss aku kudu gimana ini?? 😭😭😭😭

TELL ME WHY || AHN SEONGMIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang