The Day When It Started

11 3 0
                                    

Matahari mulai menampakkan dirinya.

Bobby yang terlelap di sofa segera menutupi wajahnya dengan bantal sofa, merasa terganggu dengan sinar yang terang itu. Ia menghiraukan sinar hangat yang mencoba membangunkannya, seakan mengingatkan dirinya untuk memberikan kejutan pagi hari kepada Eryn.

Sinar matahari tersebut juga memasuki pintu kamar, membangunkan Eryn yang sedang tertidur. Eryn yang terbiasa bangun pagi bangun dengan semangat tapi ia kaget karena ia ingat semalam tertidur sambil membawa clover pemberian Bobby kemarin. Langsung saja ia berdiri dari kasur, melihat ke sekitar. Di meja sebelah kasur, di bawah kasur, sampai di atas lemari baju ia cek, tapi clover itu tidak ia temukan.

Melihat ke arah sofa, Eryn melihat sebuah kilauan. Segera ia berjalan menuju sofa dan mendapati Bobby sedang tertidur sambil menggenggam sebuah kalung. Penasaran, akhirnya diambilah kalung tadi dan saat ia memperhatikan kalung tersebut, seketika ia tersentuh. Ternyata clover semalam telah Bobby ubah menjadi sebuah kalung indah, dengan paduan warna hijau, krem, dan beningnya resin yang melindungi clover tadi.

"Pantas saja menghilang, rupanya kamu Bob, hehe," kata Eryn.

Eryn pun mengambil selimut di kamar dan menyelimutkannya kepada Bobby. Merasakan kehangatan selimut yang Eryn berikan kepadanya, ia langsung menaikkan selimut tadi, meringkuk di dalamnya, dan kembali tidur.

Setelah memastikan Bobby kembali tidur, Eryn memakai kalung tersebut. Ia merasa sangat senang, mulai memandangi dirinya sendiri di cermin. Rok yang ia kenakan terayun pelan seiring dia berputar dan memandang kalungnya tadi.

Setelah puas memandangi dirinya di cermin, Eryn segera pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan. Roti panggang, telur mata sapi, dan teh dari daun lemon balm adalah pilihannya untuk menikmati pagi ini. Tak lupa ia juga membuat jus buah dari buah yang telah Bobby kumpulkan kemarin.

Setelah semuanya beres, Eryn meletakkan sarapan dan minum untuk Bobby di meja makan. Ia telah sarapan terlebih dahulu karena ingin menyegerakan diri untuk menyiram tanaman kesayangannya di pagi hari.

Selang beberapa saat, Bobby terbangun. Masih dengan mata yang sayu dan tengah memandang sebal kepada sinar mentari, ia terkaget karena menyadari bahwa kalung yang telah ia buat semalam telah hilang. "Aduuhh! Kemana perginya kalung itu," umpatnya sambil meloncat dari sofa. Ia mulai mencari ke sekeliling ruangan, tapi tidak ada. Dilihatnya Eryn juga tidak ada di kasur. Segera saja ia berlari ke luar, mencoba mencari Eryn.

"ERYN!" teriak Bobby mencari Eryn.

Eryn yang sedang asyik menyirami tanamannya di kebun menghetikan kegiatannya saat mendengar teriakan Bobby. Saat ia menoleh ke pintu pondok dan mendapati Bobby dengan raut wajah cemas, ia berteriak, "Bobby aku di sini!"

Bobby yang mendengar suara Eryn dari kebun langsung saja berlari keluar. Betapa leganya ia saat melihat wanita yang ia cari tadi tersenyum dengan polosnya, menandakan bahwa dia baik-baik saja. Kemudian, terlihat kilauan yang tak asing bagi Bobby di leher wanita itu, ternyata kalung tadi telah dipakai olehnya. Ia tersenyum puas dan menepuk kepala Eryn dengan pelan, karena benar dugaannya, kalung tersebut terlihat cocok dipakai olehnya.

Eryn yang melihat Bobby masuk ke dalam pondok setelah berperilaku sedikit aneh tadi mengesampingkan rasa bingungnya dan memutuskan untuk melanjutkan kegiatannya. Bobby keluar dengan membawa sarapannya, lalu duduk di kursi teras. Menikmati masakan Eryn dan menghirup segarnya udara pagi adalah hal yang selanjutnya dia lakukan.

Melihat Bobby sedang menikmati sarapan, Eryn segera menyelesaikan kegiatannya dan duduk di sebelah Bobby, sambil menyandarkan kepalanya di pundak lelaki tersebut. "Booob," panggil Eryn lirih.

Walaupun Bobby sering melihat Eryn yang bersikap seperti itu masih saja belum terbiasa dan merasa tenang untuk menanggapinya. Ia kaget dan otomatis tersedak oleh telur tadi. "Uhuk, i-iya apa Ryn?" tanya Bobby.

The Luckiness From The ForestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang