Chapter 3

1.5K 85 6
                                    

15/12/2020

F*ck

~ I will fuck you again later. I promise ~



Merz mengeliat, dia terbangun dengan sekujur tubuh yang terasa sakit. Aroma tubuhnya bau keringat dan juga sperma. Sungguh menjijikan. Ia menutup wajahnya begitu mengingat apa yang dialaminya semalam, dadanya mulai terasa sesak. Hal paling mengerikan yang tidak bisa dibayangkannya terjadi begitu saja.

Gadis itu menangis, itu adalah cara yang bisa dilakukannya kini untuk melepas luka dalam dihatinya. Rasa sakit membelenggunya.

Dilihatnya baju-baju yang masih berserakan, termasuk milik ketiga bajingan itu.

Merz memejamkan matanya, berharap semua yang terjadi hanya mimpi.

Hanya mimpi.

Hanya mimpi.

Hanya mimpi.

Kumohon bangunlah dari mimpi buruk ini, Merz, bangunlah.

"Kau sudah bangun?" Sebuah suara mengagetkan gadis itu.

Merz menarik nafasany, menyeka air mata sebelum menatap sesosok pria bertubuh tinggi dengan wajah rupawan. Siapapun akan mudah tertipu dengan wajah bak malaikat itu. Gadis itu menatapnya sinis, dia pria kedua yang menyentuhnya semalam. Matanya terlihat ramah, senyum manis dibibirnya, tapi dia tetap sama dengan yang lainnya. BAJINGAN SIALAN.

"Apa maumu?" Tanya Merz dengan ketus

"Hi, Mercy. Maaf, kita belum berkenalan dengan baik. Namaku Kim Seok-jin. Kau bisa panggil aku Jin saja." Kata pria itu berpura-pura ramah, cihh.. siapa pula yang mau berkenalan dengannya? Merz sungguh muak.

"Fuck You!" Dengus gadis itu dengan berani.

Jin tertawa mendengar makian si wanita, "I will, i will fuck you again later. I promise."

Merz merapatkan selimutnya, menutupi tubuh polosnya sekalipun ia tahu itu tidak akan banyak berguna.

"Aku tahu ini pagi yang berat bagimu. Mandilah dulu. Dua adik-ku sudah menunggu untuk sarapan. Jangan sampai kau terlambat, atau kami yang akan mendatangimu dan menjadikanmu sarapan." Ucap pria itu kejam namun masih dengan senyum tersunging diwajahnya yang tampan.

Bagaimana bisa ada orang sejahat itu? Bisa-bisanya dia tersenyum setelah apa yang telah diperbuatnya pada Merz.

"Pakailah baju yang ada disana, kau bisa pilih manapun yang kau suka." Jin membuka sebuah pintu yang ternyata adalah lemari baju yang sangat besar, pria itu kemudian pergi dari kamar itu meninggalkannya.

Merz membalut tubuhnya dengan selimut, berjalan memasuki walking closet yang sangat besar itu tepat setelah Jin meninggalkannya sendirian. Dia belum pernah masuk kedalam lemari yang sebesar ini. Isinya baju wanita dengan berbagai model dan warna, sepatu, tas dan semua aksesoris wanita, bahkan tersedia setumpuk pakaian dalam yang cantik. Apa mereka sering melakukannya?? Berapa banyak wanita yang mereka bawa ke kamar ini? Merz tahu dia bukan satu-satunya.

Gadis itu bergidig ngeri memikirkannya.

Setan dari manakah pria-pria ini? Mereka sangat mengerikan, Raja neraka pasti bangga memiliki mereka sebagai pengikutnya.

Saat itulah Merz melihat sosok wanita didalam cermin. Dia nyaris tidak mengenalinya. Tubuhnya penuh bercak mengerikan. Tanda merah yang kini mulai berubah kebiruan di sekujur tubuhnya. Air matanya jatuh lagi. Ini sungguh mengerikan.

Merz mandi dan membersihkan dirinya, dia mengosok setiap jengkal tubuhnya dengan harapan semua jejak itu menghilang. Namun semua usahanya sia-sia. Bagian intinya terasa nyeri, puncak payudaranya mulai terasa sakit. Dadanya sesak menahan beban ini. Dosa apa yang dilakukannya hingga Tuhan menghukumnya dengan hal sekeji ini?

MERCY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang