Pagi ini kegiatan belajar mengajar ditiadakan hingga istirahat nanti, mengingat kepala sekolah mengadakan rapat dadakan yang mengharuskan semua guru mau tidak mau harus meninggalkan kegiatan mengajarnya.
Waktu luang ini dimanfaatkan para murid untuk ke kantin, seperti hal nya khayla dan keempat sahabatnya yang saat ini sedang memakan bakso dengan es teh sebagai pelengkapnya.
Mereka meyantap makanannya sembari bergosip ria atau menceritakan kejadian konyol yang mereka atau orang lain alami, hingga membuat mereka terkadang tersedak akibat lelucon yang terlontar dari mulut mereka. Namun hal itu tidaklah membuat mereka kapok hingga menyudahkan leluconnya, mereka terus bercanda ria sembari menyantap makanannya.
Dibalik kegiatan mereka, dari kejauhan seorang lelaki yang sedang memperhatikan salah satu dari mereka terkekeh geli melihat tingkah kelima gadis itu yang sama sekali tidak tau malu. Bayangkan saja, saat ini kantin sedang ramai-ramainya, namun kelima gadis itu seperti menganggap hanya ada mereka berlima disini, padahal sedari tadi banyak pasang mata yang menatap kearah mereka jengkel, merasa terganggu dengan kebisingan yang mereka lakukan.
"liatin apa sih sak?" tanya laki-laki yang duduk tepat didepannya.
Lelaki yang bernama saka itu tidak mendengar ucapan temannya yang sedari tadi memandangnya aneh, pasalnya saka sedari tadi tersenyum, terkadang terkekeh geli. Farel yang merasa teracuhkan dengan cepat menoyor kepala saka yang membuat kepala saka oleng.
"apaansih lo?" ucap saka menatap kesal pelaku penoyoran.
"hehehe piss bro" ucap farel sembari mengangkat kedua jarinya membentuk huruf V.
"lagian lu daritadi gua perhatiin kek orang gila senyum-senyum sendiri, tiba-tiba ketawa, lu masih waras kan sak?" lanjutnya, yang dimana mendapat tatapan saka yang semakin menajam. Farel yang melihat tatapan saka hanya menyengir kaku, takut jika saka tidak terima dengan ucapannya yang mengatakan bahwa saka gila, jika itu terjadi bisa saja hari ini terakhir kali ia berada di kantin bersama teman-temannya.
"sak maap, gue cuma bercanda doang tadi ngatain lo gila" ujar farel mencoba membujuk saka agar tidak menatapnya seperti ingin mengulitinya hidup-hidup.
"ampun bang jago, gue masih mau hidup" lanjutnya.
Erza yang sedari tadi hanya tertawa melihat raut wajah farel seperti orang yang menahan sesuatu akhirnya membuka suaranya, tidak tega melihat farel yang ketakutan akibat tatapan saka yang menakutkan.
"udah sak, kasian tuh anak mukanya udah kek orang nahan boker" ujar erza sembari terkekeh.
"lo udah berani sama gue?" tanya saka yang membuat farel melotot cemas.
"enggak sak, suer gue gak bermaksud ngatain lo gila, maapin sak maapin" ucapnya sembari mengguncang pundak saka heboh. Saka menghempas tangan farel kasar dari pundaknya.
"gak masalah" ujar saka tenang. Farel menghembuskan nafas lega mendengarnya. Saka memajukan kepalanya mendekat kearah farel yang berada tepat didepannya.
"gue nanya nya lo udah berani gunain tangan kotor lo buat noyor kepala gue?" lanjut saka membuat farel kembali cemas.
"sumpah sak, itu reflek. Lagian gue panggil-panggil gak nyaut, yaudah gue toyor"
"harus banget gitu ditoyor?" tanya saka kembali. Lalu menjauhkan kepalanya menyender di tembok kantin yang mereka tempati.
farel terus meminta maaf, namun tidak dihiraukan oleh saka. Ia menatap kearah erza, namun erza hanya mengangkat bahunya acuh, lalu ia menoleh kesampingnya meminta bantuan kepada laki-laki yang sedari tadi hanya fokus bermain game di gadgetnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAKA
Teen Fiction(WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA!) "lo itu menantang makanya gue suka. jadi, semakin lo berusaha menjauh dari gue, maka saat itu juga gue harus berusaha lebih keras lagi buat milikin lo khay." ~saka gladwin hayder "jadi begini akhir cerita perjuangan seor...