Kehadiran Mentari Kecil

69 2 0
                                    

Setiap pasangan ingin memperoleh kebahagiaan dalam diri mereka. Pada suatu hari, hiduplah sepasang suami istri. Mereka hidup dengan romantis. Hari demi hari mereka jalani dengan bahagia. Kebahagiaannya terlihat pada raut wajah mereka yang sering kali senyum. Mereka sering kali menghabiskan waktunya. Setiap pagi mereka pergi ke taman seperti pasangan suami istri romantis lainnya. Tak lama kemudian, anniversary pertama pernikahannya tiba saatnya. Mereka merayakan anniversary pertama di restoran. Saat bersamaan, istri memberikan hadiah berupa kabar baik kepada suaminya. Anniversary pertamanya merupakan pertama kali perayaan ulang tahun pernikahan mereka. Suaminya mendesain semua hal menjadi romantis di restoran itu. Alunan musik dengan nada romantis membuat suasana menjadi lebih romantis. Suaminya memberi kejutan susunan bunga yang cantik yang bertuliskan "Happy Anniversary" tepat di depan meja makan mereka. Mata istri awalnya ditutupi degan kain hitam oleh suaminya. "Yah, kenapa mata bunda ditutup begini?" tanya istri dengan perasaan kebingungan. "Jangan dibuka dulu, Bun. Bunda boleh buka jika ayah sudah menyuruh untuk membuka penutupnya" jawab ayah. Istri dituntun oleh suaminya ke restoran dengan memegang tangannya. Restoran pun siap didekorasi. Saat istri membuka penutup kainnya, istri tampak sangat bahagia diberikan kejutan oleh suaminya. Tidak kalah dengan suaminya, istri juga memberi kejutan kepada suaminya. Giliran istri memberikan kejutan kepada suaminya. "Sayang, tak lama lagi kamu jadi ayah", kata istri kepada suaminya dengan balutan musik romantis. "A..yah?",kata suami kepada istrinya. Terdengar asing di telinga suaminya. Namun sesaat kemudian, ayah tampak kegirangan dan bahagia sekali mendengar kabar baik dari istrinya.

Kehamilan pertama istri membuat suasana lebih romantis pada malam itu. Hari demi hari pasangan suami istri itu lebih romantis ditambah lagi kehadirannya bayi di perut istrinya. Setiap hari suaminya mengelus perut istrinya dengan telapak tangan kanannya sambil membaca doa-doa baik bagi mentari kecilnya. Sang suami merasakan gejolak kaki bayinya yang menendang-nendang seakan memberikan respon padanya. Mentari kecil merasa senang dielus-elus oleh ayahnya dengan penuh kasih sayang. Istrinya pun terlihat senyum melihat suaminya. Malam hari tepatnya dini hari jam 12 malam. Si istri ngidam penyetan bebek. Suaminya berpikir dulu sebelum ia membelikannya. "Aduh... bebek mengandung kolesterol dan kalori berlebih. Takutnya bakal kenapa-kenapa dengan bayi kita kalo makan banyak kalori",pikir suaminya. Namun, istri tetap ingin memakannya. Sang suami tak kuasa menolak permintaan istrinya. Sang suami sangat perhatian dengan istrinya. Waktu menunjukkan terlalu malam dan tidak ada satu pun yang menjual bebek. Suaminya terus mencari penyetan bebek sepanjang jalan. Malam yang dingin merasuk ke tulang-tulang suaminya. Suara rintik hujan pun membuat suasana lebih dingin. Tak terasa ia sudah menempuh beribu-ribu meter dari rumahnya. Akhirnya, si suami menemukan penyetan pinggir jalan dekat balai kota. "Pak, pesan satu bebek bagian paha sambalnya tidak terlalu pedas", kata suami memesan makanan. "Oke, Mas. Silahkan duduk sini, Pak. Saya buatkan dulu makanannya", kata penjual bebek. Tidak terasa, sang suami ketiduran di warung bebek itu karena ia menunggu pesanan bebeknya. Si penjual pun membangunkannya dengan halus. "Bangun, Pak. Makanannya sudah jadi", kata penjual sambil membangunkannya. "Jadi, berapa totalnya, Pak?", kata suami. "Dua puluh ribu rupiah, Pak", kata penjual bebek. Suami membelikan penyetan bebek dan kembali pulang. Mata suami pun mulai mengantuk berat dan mulutnya sudah menguap. Akhirnya, ia pulang menggunakan sepeda motor dengan mata setengah merem. Setibanya rumah, suami menyiapkan piring dan disajikannya makanan itu. Rasa mengantuk suaminya terbayarkan saat melihat istrinya memakan bebek.

Tidak terasa usia kehamilan sudah tua. Suami membelikan baju khusus wanita hamil untuk istrinya. Penampilan istrinya pun berbeda dari biasanya. Istrinya gemuk saat berkaca di cermin kamarnya. Sang suami menitip pesan agar tidak terlalu banyak kegiatan dan sering olahraga ringan. Rasa cinta suami kepada istrinya bukannya menurun melainkan tambah cinta dan sayang ke istrinya. Hal itu terlihat dari senyuman ikhlas suaminya. Hari yang dinanti sudah tiba. Malam hari yang dingin berselimut awan-awan. Istrinya hendak melahirkan. Sang suami mengantarkan istrinya ke rumah sakit. Suasana rumah sakit pun sepi. Hanya beberapa orang yang ada di rumah sakit. Suami terus berdoa agar dilancarkan proses persalinan istrinya. "Tik...Tuk...Tik...Tuk", bunyi jam dinding yang tertempel di atas ruang persalinan. Suami tetap bersabar menunggunya. Kalimat do'a-do'a terucap pada bibir suaminya. Berjam-jam, suaminya menunggu kehadiran si buah hatinya. Kemudian, terdengar suara tangis banyi yang keras. "Oek...Oek...Oek...Oek", suara tangis bayi di ruang persalinan istrinya. Kesabaran suami terbayarkan dengan mendengar suara tangis buah hatinya. Rasa penasaran suami mulai muncul. Suster membersihkan bayi itu. Lalu, suster meletakkan bayi di samping ibunya. Tak lama kemudian, sang suami masuk ke ruangan dan melihat senyum manis mentari kecilnya. Itu pertama kalinya senyum manis kedua orang tua ditunjukkan kepada buah hatinya itu. Lalu, ayahnya mengumandangkan adzan di telinga buah hatinya. Setelah itu, mereka membawa bayi mungil nan manis itu ke rumah. Raut wajah manis, lucu dan cantik membuat orang tuanya bahagia. Hari demi hari keluarga itu tampak bahagia dengan kehadiran buah hatinya.

Keabadian Cinta SejatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang