Kembalinya Senyum

10 1 0
                                    

Setiap orang tua ingin membahagiakan hati buah hatinya dan melihat raut wajah keceriaan buah hatinya. Kondisi tubuh Ina dikhawatirkan tidak baik apabila ia bermain di luar sana. Ia tidak boleh melakukan kegiatan berat seperti berlarian dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, orang tua Ina berinisiatif untuk membuat taman bermain sederhana di halaman rumahnya sebagai hadiah ulang tahun untuk anaknya. Kebetulan halaman rumah Ina sangat luas sekali. Tak lama kemudian, ayah Ina menyulap halaman rumah menjadi taman bermain. Taman bermain ini hampir dibuat seperti taman seberang rumahnya. Taman ini terdiri atas ayunan, perosotan, beraneka ragam bunga dan lain sebagainya. Ayunan yang terbuat dari papan kayu dengan seutas tali tambang dihias balutan pita halaman nan elok. Perosotan yang dirancang sedemikian rupa sesuai keinginan putri kecilnya ditambah lagi beraneka ragam bunga yang ditanam ayahnya menarik perhatian serangga salah satunya kupu-kupu. Beraneka ragam bunga itu ditanami di kebun bunga. Taman buatan ayahnya ini sangat indah dan bagus sekali. Dekorasi taman ini bernuansa rustic.

Hari ulang tahun Ina telah tiba. Tepat pada pagi hari, Ina bangun dan membersihkan kamar tidurnya. Saat Ina membuka jendela kamarnya, ia melihat pemandangan taman yang didambakannya. Ina berasa masih dalam mimpi. Ina menepuk pipi kanan dan kirinya. Ternyata, ia tidak bermimpi. Tanpa pikir panjang, ia langsung ke taman itu. Saat kaki menginjakan pintu keluar rumahnya, Ina melihat tulisan besar yang dibuat dari rajutan rumput yang dihias pernak-pernik pita. Ina merasa ceria kembali. Saat Ina mencoba melihat dan menghirup aroma harum bunga-bunga di tamannya, orang tuanya melihat dari kejauhan. "Bunda, anak kita kembali ceria lagi. Sudah lama kita tidak melihat anak kita ceria kembali. Anak kita terakhir ceria saat bayi mungilnya tersenyum melihat wajah kita berdua sedang menghiburnya", kata Ayah Ina sembari meletakkan tangannya ke bahu istrinya. "Iya Yah. Terima kasih Yah telah membuatkan ini semua untuk buah hati kita", kata Ibunda ke suaminya. Mereka tampak bahagia melihat buah hati yang merasa ceria kembali.

Tak lama kemudian, Ina menengok ke belakang ternyata orang tuanya tampak bahagia. Lantas, ia menghampirinya. "Ayah, Ibu terima kasih telah mengabulkan keinginan Ina yang selama ini belum tersampaikan", kata Ina sambil memeluk mereka erat-erat dan menatap penuh kasih sayang. "Yuk, kita bermain ayunan ", kata ayah ke putri kecilnya. "Iya Yah. Sini Yah", kata Ina memegang tangan kanan ayahnya dan bergegas duduk di papan ayunan. "Pegang erat-erat, yaaaa.......", kata Ayah memegang tali ayunan. "Seruuuuu.... Yahhh. Lebih kencang lagi....", kata Ina ke Ayahnya. Ibunda melihat dari arah kejauhan dan merasa bahagia kembali karena mentari kecil sudah tersenyum kembali. Tak lama kemudian, Ayah Ina mendapat telepon dari kantornya untuk segera meeting. "Ting......tung.......ting........ting.........", nada handphone ayah Ina bordering dan bergetar. "Ina main sendiri yaa... Ayah masih ada kerjaan di kantor. Ina bermain sepuas-puasnya. Ingat pesan ayah. Jangan kecapekan ntar Ina sakit. Kasihan ayah sama bunda", kata Ayah ke putri kecil sambil mengusap kepala Ina.

Ayah meminta istrinya untuk menjaga buah hatinya di taman dan mengajak Ina bermain juga. "Greng...greng...greng... tin...tin...tin", suara mobil Ayah Ina hidup dan mengklaksonnya. "Ina, Bunda... ayah berangkat kerja dulu. Dadah Ina Bunda.....", kata Ayah ke putri kecil dan Bunda sambil melambaikan tangan. Putri kecil membalas juga dengan lambaian dan senyuman. Lalu, Ina menggelitik perut ibundanya. Akhirnya, mereka berlarian kecil. "Haaaappp..... Ina kena tangkap......", tangan Ibunda Ina memeluk erat Ina dengan tatapan kasih sayang. Bunda memetik bunga mawar merah dan menyelipi di ujung daun telinga kanan Ina. Ina segera pergi ke kamar untuk berkaca di kamar. "Amboiii.... Cantik bener saya ada mawar di telinga kanan saya", kata Ina dengan perasaan terkagum-kagum. Tak lama kemudian, Ina keluar kamar dan menuju ke taman halaman rumah. Ina mengucapkan terima kasih kepada bunda yang telah menyelipkan bunga mawar di telinga kanannya. Kemudian, Ina mengajak ibundanya bermain petak umpet di sekitar taman itu. "Ina yang sembunyi. Bunda yang nyari. Bunda hitung 10 mundur yahhhh......", kata Bunda ke putri kecil yang berlarian kecil mencari tempat persembunyian putri kecilnya. "Sepuluh...sembilan...delapan...tujuh...enam...lima...empat...tiga...dua...satu.. .Inaaa siap... Bunda cari yaa...", kata Bunda menghitung mundur sambil menutup mata. Bunda mulai kebingungan. Bunda menengok ke arah kanan dan kiri taman halamannya. Bunda tahu Ina bersembunyi di rumput dekat pohon besar itu. Bunda melihat rambut putri kecil itu di samping pohon besar. Namun, bunda pura-pura dan tetap mencari putri kecil. "Putri kecil sembunyi dimana ya?", tanya bunda sambil mencarinya. "Bunda gak tahu aku sembunyi di sini", pikir Ina sambil duduk di rumput dekat pohon besar. Dari arah belakang, bunda menemukan persembunyian dan merangkul putri kecilnya. "Ketemu!!!" seru bunda sambil merangkul badan Ina. Mereka tampak bahagia bak mekarnya bunga di musim semi.

Keabadian Cinta SejatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang