Kesunyian Hati

27 1 0
                                    

Waktu tak terasa berlalu bak air terjun yang mengalir terus-menerus. Dari hari ke minggu, minggu ke bulan dan bulan ke tahun waktu pun serasa cepat. Kegembiraan keluarga ini pun terlihat pada raut wajah mereka. Lima tahun kemudian, Ibunda Ina merasa berat menggendong Ina. Tidak terasa tangan putri kecil tidak lagi mungil saat Ayahnya memegang tangan putri kecilnya. Putri kecil itu merasa sangat kesepian. Putri kecil tidak masuk TK ataupun playgroup. Padahal, anak-anak seumurannya disekolahkan taman kanak-kanak (TK) atau playgroup (PG). Putri kecil itu merasa kesepian karena ia tidak mempunyai teman, kecuali Mawar. Mawar sering bermain di rumahnya. Ia hanya punya Mawar, ayah dan bunda di sisinya. Selain itu, putri kecil hanya bermain di rumah saja sepengetahuan dan seizin orang tuanya. Suatu hari, Mawar melihat Ina lagi murung duduk di kursi halaman rumahnya. Mawar mengajak jalan-jalan sebentar Ina ke luar rumah. "Tante, aku mau ngajak Ina jalan-jalan di luar ya?", izin Mawar kepada Ibunda Ina. "Iya boleh kok tapi Ina jangan kecapekan dan jalan-jalannya dekat sini-sini aja", jawab bunda Ina sambil memasak untuk makan siang keluarganya. Pikiran ibunda Ina itu Mawar anaknya baik, sopan dan peduli dengan Ina. Oleh sebab itu, Mawar diberikan izin oleh ibunda Ina. Akhirnya, mereka pergi jalan-jalan.

Mawar ingin memperkenalkan teman-teman rumahnya kepada Ina supaya Ina tidak merasa kesepian lagi. Mawar mengajak Ina pergi ke lapangan. Sesampainya di lapangan, Mawar memperkenalkan Ina kepada teman-temannya. Teman-temannya pun terlihat senang dengan kehadiran Ina di sana. "Hai teman-teman, kalian udah ngapain aja? Kok diem-diem wae", kata Mawar sambil menyenggol pundak Venda. "Kita belum ngapain-ngapain di sini. Kita nungguin kamu di sini", kata Venda sambil mencolek tangan Mawar. "Uppss... itu siapa, War? Kok gak dikenalin sama kita", kata Sofyan melirik-lirik Ina. "Kamu itu, Yan. Gak bisa lihat anak baru aja. Ndeso kowe", kata Rudi. "Oh iya teman-teman, kenalin ini temanku namanya Ina. Rumahnya dekat banget sama aku. Kita tetangaan", kata Mawar sambil memegang pundak Ina. "Na, kenalin ini teman-temanku. Yang paling pojok perempuan berambut ikal dan anggun berbaju pink namanya Venda. Sebelah kanan Venda, laki-laki berbaju kuning berkulit agak kecokelatan yang paling ramah bernama Rudi. Sebelah kanan Rudi, anak laki-laki malu-malu dan baik hati berbaju putih bernama Rino. Sebelah Rino, ada adiknya Venda namanya Frenda. Mereka berdua kembar dan bedanya cuma 12 menit. Terakhir, laki-laki berbadan kekar dan tegap yang tingkahnya begajulan bernama Sofyan", kata Mawar sambil menunjuk satu per satu temannya. "Salam kenal, Ina", kata mereka secara bersamaan "Yukk... kita main petak umpet", kata Sofyan. "Ayoookkkk... Tapi, Ina lihat aja ya gausah main ntar dia kecapekan", kata Mawar kepada teman-temannya. Ina pun mengangguk saja dan duduk dekat pohon besar. Walaupun ia tidak ikut bermain, ia merasa lebih bahagia daripada sebelumnya. Hari mulai larut malam. Besok mereka juga bersekolah di TK, kecuali Ina. Mereka kembali ke rumahnya masing-masing.

Keesokan harinya, Ina melamun duduk di halaman rumahnya. Ia merasa kesepian lagi tanpa adanya teman di sekitarnya. Teman-temannya bersekolah di TK dan tidak bisa bermain. Karena merasa kesepian, si Bunda mengajak jalan-jalan mengelilingi taman. Langkah demi langkah berjalan tiba-tiba putri kecil berhenti. Putri kecilnya melihat anak-anak sedang asyik belajar dan bermain di taman kanak-kanak (TK). Ia sangat ingin masuk TK dan bisa belajar serta bermain dengan teman-temannya. "Hmmm... beruntung ya kalian bisa masuk TK",kata Ina dengan nada pelan. Perasaan sunyi hati putri kecil itu pun muncul. Bunda mengerti perasaan putri kecilnya Namun, si Bunda hanya berdiam diri sambil memegang tangan mungil putri kecil. Tiba-tiba tangan putri kecil itu terasa dingin. Hati Bunda pun cemas dan khawatir dengan kondisi tubuh putrinya. Akhirnya, bunda menggendong putrinya dan segera pulang ke rumah. Setibanya di rumah, Bunda langsung menelepon dokter pribadi Ina. Dokter pun memeriksa kondisi putrinya. Dokter mengecek tensi, suhu dan denyutan jantung Ina. Dokter itu menduga Ina sudah terlalu banyak pikiran dan letih. Seusai dokter memeriksanya, dokter pun menitip pesan agar Ina tidak boleh kecapekan dan terlalu banyak pikiran karena dapat mengganggu pernafasan dan kinerja jantung. Kemungkinan, putri kecil memikirkan bagaimana masuk ke TK. Ia ingin merasakan apa yang dirasakan anak seumurannya seperti bermain, belajar dan lain sebagainya. Di sisi lain, bunda memikirkan keinginan putri kecilnya masuk TK.

Keabadian Cinta SejatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang