1: PUTUS

26 8 42
                                    

Hembusan angin berhawa panas ditemani dengan sang mentari yang menyinari cahayanya di siang hari.

Orang orang berkumpul berteriak seperti anak burung yang baru belajar kicau, menyorakkan desas desus dengan mulut kotornya yang tidak berguna.

Mata tajam itu menangkap dua orang yang sedang berpelukan mesra, ia menyunggingkan salah satu sudut bibirnya, berjalan dengan langkah sombong, membelah kerumunan manusia yang serba kepo

Ia menampar sang kekasih yang sedang memeluk sahabatnya

"Ngapain lo nampar gue?!" ujar sang kekasih tak terima

"Duh tangan gue jadi kotor," ujar Aleesha sambil mengelap pada sapu tangan

"Emang ya pengkhianat cocok sama pengkhianat" sarkas wanita bernama aleesha yang sering disapa dengan sebutan 'cia'

"Lo belum denger penjelasan gue, Cia." ucap sang sahabat dengan penuh drama

"Sayang nya gue gak butuh penjelasan lagi, Tiara rahmawati" tiara tercekat saat sahabatnya memanggil nama panjangnya dengan nada ditekan.

Aleesha menarik tengkuk sahabatnya mencekamnya erat, lalu menunjukan audio yang dikirimkan oleh kakaknya langsung di samping telinga tiara

"Gue cinta banget sama lo, plis tinggalin cia secepatnya"

"Kurang jelas?" Aleesha lalu menaikkan volume handphonenya agar semua orang bisa mendengarnya

"Ck" Aleesha membanting kasar tengkuk tiara

"Gue gak nyangka, kita putus" Mata Aleesha memerah, selama ini ia sebisa mungkin menahan tangisannya

Lelaki yang dulunya selalu berada disampingnya, lelaki yang tak pernah mengecewakannya, lelaki yang penuh dengan kata kata dan janji manis yang ternyata hanyalah dustaan semata.

Berjalan menuju kelas dengan angkuhnya, ia tak peduli tentang kekasihnya, Regan alvando, yang menatapnya dengan tatapan benci

Prinsipnya adalah "jika ia pergi maka biarkan ia pergi"

Terbiasa mendengar gunjingan gunjingan siswa lain membuat Aleesha sudah kebal akan omongan yang menusuk hati

"Yah kesian deh udah diputusin di khianatin lagi, emang jalang pantes kok dapetinnya" ujar kerumunan kakak kelas yang membuat Aleesha tersenyum tipis

"Yah kesian deh, kekurangan bahan ke neraka ya makanya ghibahin gue, uppsie" balas Aleesha santai sambil menutup mulutnya dengan anggun

"Oiya jangan sok tau ya, yang mutusin itu gue, makanya cari tau dulu sebelum ghibahin orang, malu noh sama bedak dempul lo, oiya satu lagi, jangan mentang mentang lo kakel dan mikir kalo gue gak bisa lawan lo" ucapan Aleesha memancing emosi wanita tadi

Salah satu dari mereka menampar wajah cantik Aleesha, perih, itu yang Aleesha rasakan

Tiba tiba ada tangan kekar menampar gadis yang juga tadi menampar Aleesha, itu Jeno, kakak dari Aleesha

Tamparan itu tampak biasa namun terasa sakit karena tangan kekar Jeno

"Jangan pikir karna lo cewe gue gak bisa nampar lu" ujar Jeno matanya merah padam menyaksikan semua orang mengunjing adiknya

"Maaf kak" ujar perempuan itu, tidak ada yang berani melawan Jeno putra anceline.

"Tumben baik, apa karna gue minta adopsi kakak baru ke mamah?" Aleesha mendongak menatap lelaki dengan tubuh 178 cm yang berbeda 2 tahun darinya.

"Lo mau adopsi kakak baru?! Anjir sia sia gue nolongin lo" Ujar jeno mempercepat langkahnya dari sang adik

"Oiya emang lo gak takut dihukum kepsek gegara nampar tu cewe? Secara kan lo ketos, tapi jadi jadian" Ujar Aleesha meledek

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝕄𝕪 𝕪𝕠𝕦𝕥𝕙Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang