1. Kematian

130K 7.1K 83
                                    

Happy Reading..

.


Di sebuah kota yang penuh dengan hiruk pikuk orang berlalu lalang di jalanan trotoar, ditemani dengan suara kendaraan yang saling melaju serasa seperti alunan musik bagi mereka. Udara malam yang sejuk ditambah dengan keindahan atap tanpa batas penuh bintang, yang seakan mendukung kegiatan orang-orang disana dengan saling bercanda-tertawa entah bersama teman, sahabat, kekasih, atau keluarga mereka.

Sangat kontras berbeda dengan keadaan hutan di belakang kota. Tepatnya diatas bukit yang memperlihatkan keindahan kota dibawah sana. Setiap tarikan nafas yang mereka hirup, dapat membangkitkan rasa mual, belum lagi mereka yang melihat banyaknya darah serta puluhan manusia yang berserakan dimana-mana tanpa adanya denyut nadi kehidupan. Seolah-olah mereka baru saja berperang. Pada kenyataanya kehidupan mereka direnggut oleh seorang perempuan.

Terlihat satu orang perempuan berusia 19 tahun dan seorang anak laki-laki berusia 13 tahun berlari zig-zag saling bergandengan tangan tanpa memperdulikan luka yang mereka dapatkan di sekitar tubuhnya, mereka tetap berlari- bersembunyi dari puluhan orang-orang yang gencar mengejar mereka.

Masih teringat dengan jelas percakapan yang tidak sengaja perempuan itu dengar. Bagaimana bisa orang terdekatnya mampu merancanakan alur kematiannya dan juga adiknya.

4 Jam yang lalu-

Terlihat seorang gadis cantik menaiki lift di sebuah gedung Apartemant. Terlihat beberapa kali laki-laki maupun perempuan yang berpapasan denganya entah di lobi maupun di dalam lift berdecak kagum akan kecantikannya. Ya, siapa yang tidak mengenal Artis yang sedang naik daun beberapa tahun ini, dia adalah Ellina. Dia berhenti tepat di depan sebuah pintu, yang Ia yakini pemiliknya sedang bermalas-malasan diatas kasur.

Seulas senyum Ellina perlihatkan ketika dia mendengar suara pemilik unit apertemen dengan pintu sedikit terbuka. Belum sempat Ellina mengelurkan suara, ketika suara seorang perempuan masuk dalam gendang telinganya.

"Bisakah kamu mempercepat kematiananya?" tanya sebuah suara seseorang. Yang Ellina yakini tidaklah asing di telinganya.

"Bersabarlah sedikit lagi hmm," ucap laki-laki, dengan sesekali terdengar suara lenguhan menjijikan. "sedikit lagi, puncak permainan ini akan selesai. Aku dapat membalaskan dendamku. Dan kita bisa bersama." suara laki-laki yang sangat Ellina kenali dan sangat dicintainya menghentikan aksinya mendorong pintu lebih lebar.

Terdengar perempuan itu mendengus. "Aku cemburu, setiap kali melihat fotomu dan Ellina ada di mana-mana. Ingin sekali aku memberikan racun kedalam minumanya."

"Maafkan aku, ini tidak akan lama lagi. Percaya padaku. Aku akan segera menyingkirkannya. Aku sudah menyiapkan segalanya untuk melenyapkanya." Terdengar ada kesungguhan dalam setiap kata-katanya. "besok pagi akan ada berita 'Ellina sang matahari terang, telah kembali kedalam kegelapan malam'. Aku akan pastikan itu." ucapnya dengan suara dingin.

Masih terekam jelas dalam benaknya, kekasih yang Ellina percaya akan kasih sayang dan perhatiannya bersama dengan teman baiknya mampu merencanakan ini semua. Melenyapkannya? Lalu ingin membunuh adik laki-lakinya? Haha dalam mimpi mereka! Mereka tidak tau sedang berurusan dengan siapa. Ellina si lembut? Ellina sang Dewi kecantikan? atau Ellina si gadis menggemaskan? Sayangnya Ellina tidak hanya bertittle itu saja.

Ellina atau sering di panggil El adalah ketua dalam sebuah organisasi gelap, agen pembunuhan. Ya, pekerjaan aslinya ada didunia gelap. Dan pekerjaan sampingannya sebagai artis hanya untuk mengelabui musuh-musuhnya. Lucu bukan? Seorang Diva baik hati nyatanya tak lain seorang iblis berwajah cantik.

Srettttt....

"Ahhhhh..." teriak sang Adik yang berlari bersamanya terjatuh.

"Menyerahlah Ellina. Sang Dewi. Atau? Haruskah aku memanggilmu dengan El?" katanya dengan seringai ejekan.

Sudah kuduga, mereka bukan pembunuh bayaran yang dikirim Adam sang kekasih brengseknya. "Kalau begitu kau bisa memanggilku El, aku lebih menyukainya."

Dorrrr....

Ellina lengah, akibatnya sang adik mendapatkan tembakan tepat di dadanya. "Tidak, kau harus bertahan. Aku mohon bertahanlah" seakan dunia Ellina berhenti berputar. "Al, dengarkan aku. Apapun yang terjadi kau harus bertahan. Jangan tinggalkan aku sendiri, aku mohon." tangisnya pecah saat melihat banyaknya darah yang dikeluarkan sang adik.

Seakan sulit mengucapkan kalimat yang ingin ia keluarkan dalam mulutnya, akibat darah memenuhi setiap rongga tenggorakan dan mulut Allan. "M..a.af ka..k..," rasa sesak, sakit dan lega setelah berhasil mengucapkan kata terakhir dengan senyum yang tak pernah ia perlihatkan kedunia selain pada sang kakak.

Mendengar ucapan terakhir sang adik, serta hembusan nafas terakhirnya membuat dunia Ellina seolah jatuh kedalam dasar jurang, dengan tatapan kosong Ellina menggenggam erat tangan Allan. Bagaimana mungkin satu-satunya keluarga yang tersisa dalam hidupnya kembali pergi tepat di depan matanya sendiri, memori berdarah masa lalu yang ia simpan rapat seolah kembali berputar dalam benaknya.

Seakan tuli, seakan dirinya tidak merasakan rasa sakit dengan hantaman peluru yang menghujani tubuhnya. "Cukup! Dia akan mati," teriak seseorang yang diyakininya sebagai pemimpin dalam misi pembunuhannya. "Ck, bersyukurlah kau mati ditanganku. Aku tidak bisa membayangkan jika kau mati di tangan organisasi lain. Di tangan mereka mungkin tubuhmu akan di jadikan santapan anjing, atau tubuh indahmu ini satu persatu akan terpotong-potong. Mengerikan bukan?" ungkapnya enteng. "Tenang, aku orang baik, aku akan dengan senang hati menguburkan mayat adikmu, tentu saja dengan mayatmu nanti. Beristirahatlah dengan tenang ok?" ucapnya dengan wajah bahagia penuh kemenangan.

Tawa Ellina pecah, dengen wajah dinginnya serta tetesan darah keluar dari setiap sudut mulutnya yang terlihat mengerikan diwajah cantiknya. "Haha, haruskah aku mengucapkan terimakasih? Berkat bantuanmu ini aku bisa kembali bersatu bersama keluargaku dengan utuh," Ellina merasakan keringat dingin membanjiri seluruh tubuhnya. Keningnya mengerut menahan rasa sakit di setiap tubuhnya. Dia menatap wajah satu persatu orang-orang yang menginginkan nyawanya ini dengan penuh rasa dendam, kebencian yang mendalam. "ingatlah suatu hari, akan ada seseorang yang datang kepadamu dan membuat hidup kalian tidak akan pernah tenang. Aku bersumpah! Suatu saat ak..an ada seseorang yang mengh..ancur...kan kal..li..an, ak.." ucapnya terputus dengan keadaan sudah tidak bernafas.

sedangkan langit yang tadinya terlihat indah penuh dengan cahaya bintang tiba-tiba tampak gelap. Tetesan air hujan mulai turun begitu derasnya halilintar saling bersahut-sahutan begitu mengerikan ditelinga setiap orang, seakan belum cukup hujan dan halilintar yang berkaloborasi, angin kencang seakan saling berlomba memporak-porandakan tatanan alam.



Bersambung...

My QuinnStarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang