•1•

1 1 0
                                    

Seorang wanita duduk di sebuah kursi roda, dia hanya memandangi bunga didepannya dengan tatapan kosong, lalu seorang lelaki datang menghampirinya.

"Hey kenapa kamu ngelamun? Ada masalah hm?"

"Enggak, udah selesai?"

"Udah ayo kita pulang"

"Boleh gak aku ke supermarket dulu?"

"Boleh, mau beli apa?"

"Pengen beli makanan nih"

"Yaudah kita berangkat sekarang"

Rafa Derano dan Aldara Nevira, mereka sudah bersahabat sejak kecil, Rafa selalu merawat Aldara sedari dulu,  Aldara mengalami paralisis permanen yaitu kelumpuhan yang bersifat permanen,yang disebabkan kecelakaan saat Aldara berumur 14 tahun. Kini mereka tinggal di sebuah apartemen, Rafa lah yang mengajak Aldara untuk tinggal di apartemen, awalnya Aldara menolak karna bisa menimbulkan salah paham dan terlebih orang tua Rafa sangat membenci Aldara karna Rafa sering mengurus Aldara terus menurus, sehingga Rafa kurang peduli terhadap dirinya sendiri dan Rafa pun jadi sangat jarang pulang kerumah.

Aldara kecelakaan disaat berumur 14 tahun, waktu itu Aldara sedang berada didalam mobil bersama kedua orang tuanya, mereka sedang berkendara menuju jalan pulang kerumah, tetapi dipertengahan jalan tiba-tiba rem mobil macet dan tidak terkendali, lalu mobil yang dinaiki Aldara pun hilang kendali dan jatuh ke jurang, di kecelakaan tersebut hanya Aldara lah yang selamat, kedua orang tuanya tidak, karna itu Aldara dititipkan ke panti asuhan bunga pelita.

Awal pertemuan mereka yaitu di saat Aldara bersekolah kelas 12 dan Rafa sudah berkuliah. Saat itu Rafa menyelamatkan Aldara yang hampir tertabrak motor di saat dia akan menyeberang lalu Rafa pun dengan bergegas menyelamatkan Aldara. Setelah itu Rafa mengantarkan pulang Aldara ke panti asuhan. Mulai dari situ dia mulai mencari tahu siapa Aldara, dan dia sering menjenguk Aldara ke panti asuhan, suatu hari Rafa berencana untuk mengajak Aldara pindah ke apartemen nya, karna Rafa sudah menganggap Aldara sebagai sahabatnya, ia sangat menyayangi Aldara dan ingin melindungi nya. Tanpa persetujuan kedua orang tua Rafa, Aldara pun kini sudah lama tinggal di apartemen Rafa. Untungnya apartemen yang Rafa miliki mempunyai 3 kamar kosong, jadi mereka tidur secara terpisah agar tidak timbul salah paham

"Raf kesini sarapan dulu"

"Bentar aku lagi siap-siap"

Pagi-pagi Aldara membuat sarapan untuk mereka berdua sebelum berangkat beraktifitas, sekarang Aldara berkuliah di kampus yang sama dengan Rafa. Aldara mengambil jurusan seni rupa karna dia sangat senang melukis, Rafa mengambil jurusan manajemen bisnis. Setelah lulus nanti dia akan berencana untuk membangun bisnisnya sendiri.

"Pagi, maaf lama"

"Gapapa, yu sarapan dulu masih pagi ini"

"Oh ya hari ini kamu ada kelas sampai jam berapa Dar?"

"Kayanya sampai jam 3, emangnya kenapa?"

"Enggak, pulang dari kampus mau mampir kemana dulu gak?"

"Kemana ya....hm aku bingung"

"Mau jalan-jalan gitu?"

"Gimana kalau ke makam ayah sama ibu? Aku kangen sama mereka"

"Boleh Ra"

"Makasih Raf makin sayang deh...maaf ya aku suka ngerepotin"

"Enggak Ra, kita kan sahabat. Inget ya karna kamu udah jadi bagian dari hidup aku jadi jangan bilang gitu lagi ya?"

"Aku gatau harus gimana buat balas kebaikan kamu selama ini, aku udah banyak hutang budi  sama kamu Raf"

"Aku cuma mau kamu sehat aja sama lihat kamu bahagia itu udah cukup buat aku, udah ayo kita berangkat"

"Ayo"

"Ada barang yang ketinggalan gak?"

"Kayanya enggak"

"Yakin nih??"

"Iya, yaudah ayo berangkat"

"Sip kalau gitu"

🍄🍄REGRET🍄🍄

Akhrinya mereka pun sampai di kampus. Rafa dengan sigap langsung menyiapkan kursi roda dan membantu Aldara untuk menaikinya. Awalnya Aldara ingin memakai tongkat saja karna jika memakai kursi roda akan susah kemana-mana dan pastinya dia akan terus-terusan merepotkan Rafa, tetapi Rafa bilang dia tidak keberatan sama sekali dan jika Aldara memakai tongkat bisa berbahaya, lebih baik memakai kursi roda saja, akhirnya Aldara pun mengalah.

"Makasih Rafa"

"Sama-sama sayang"  kata Rafa sambil mengelus rambut Aldara dan itu membuat pipi Aldara memerah
Disaat diperjalanan menuju kelas Aldara tiba-tiba tiga perempuan mencegat mereka, Fany Atmaja, Lena Afira dan Dina Mitama. Mereka adalah cewe-cewe popular di kampus, tak jarang mereka selalu membully orang.

"Girls liat pasangan ini, nempel terus ya kaya prangko" ejek Fany dan kedua temannya

"Gak usah nyari gara-gara lo!"

"Wow pawangnya marah, hey Rafa apa  lo gak cape terus-terusan ngurus nih cewe? Kayanya dia nyusahin lo terus deh"

"Ngomong apa lo hah?! Lo gausah ikut campur dan gangguin Aldara terus!!"
"Itu memang kenyataan Rafa, hahh udahlah jijik gue liat nih cewe cacat, sampai jumpa Rafa"

"Heh sini lo Fany!!! Gue lakban itu mulut tau rasa lo!!!"

"Rafa udah tenang, aku gapapa kok"

"Tapi dia udah keterlaluan Dar!"

"Sabar Rafa, nanti juga dia cape sendiri'

"Ya tuhan. Kalau ada yang gangguin kamu lagi langsung bilang sama aku ya"

"Iya kamu tenang aja, aku bisa jaga diri kok, percaya sama aku"

"Udah sampai nih, belajar yang bener, kalau mau pulang kabarin aku"

"Okey, kamu juga belajar yang bener, aku kedalam dulu babay...."

"Iya"

Hallo, terimakasih buat yang sudah membaca cerita ku semoga kalian suka dengan cerita ini🕊☀️

#jangan lupa buat vote dan komen ya manteman💜

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang