Tim Ambis Vs Tim Santuy

67 10 1
                                    

Prompt 3 :Tim Ambis vs Tim Santuy

.

Motto Tim Ambis : "Pokoknya harus A++++++!"

Motto Tim Santuy : "Kalau nilainya jelek ya itu karena takdir."

.

Karakter :

Tim Ambis : Kunikida, Chuuya, Ango, Louisa, Tachihara, Sigma dan sejenisnya (?)
Tim Santuy : Dazai, Fyodor, Gogol, Jouno, Fitzgerald dan sejenisnya (?)

Alias males nulis kalean semua TvT

.

Bungou Academy Yokohama sama seperti sekolah pada umumnya. Mereka memiliki beberapa gedung dengan berbagai fungsi, tenaga-tenaga pengajar dari mahasiswa magang hingga lulusan PhD luar negeri dan murid yang beranekaragam. Namun, di antara murid-murid itu, ada sekat pemisah yang membedakan mereka menjadi beberapa kelompok. Dua kelompok paling mencolok yang diketahui yaitu Tim Ambis dan Tim Santuy.

Sama seperti namanya, Tim Ambis berisi orang-orang yang menjadi budak cinta nilai bagus yang akhirnya malah membawa mereka ke jalan masokis. Tim ini beranggotakan siswa-siswi yang menduduki peringkat besar. Kunikida Doppo dari kelas 12-3, Nakahara Chuuya dari kelas 12-4, Sakaguchi Ango dari kelas 12-1, Louisa M. Alcott dari kelas 12-2, dan Sigma dari kelas 12-2. Mereka terkenal sebagai emblem dari tim ambis ini.

Sehari menjelang ujian ... Tim Ambis melakukan pertemuan terakhir untuk membahas soal-soal yang kemungkinan akan muncul besok.

"Oi, kacamata, yang ini bukannya difaktorkan pakai persamaan ini?" Chuuya menunjuk salah satu soal aljabar yang sedang mereka pelajari.

"Pakai yang itu juga bisa, cuma tidak ideal," jawab Kunikida.

"Ideal mbahmu!" kutuk Chuuya.

"Kalau yang ini jawabannya B, 'kan?" Yang berbicara kali ini adalah Louisa.

Ango memperbaiki letak kacamata bulatnya sambil mengobservasi jawaban Louisa.

"Sudah benar, kok."

Louisa menghela napas lega.

"Ango, ajarin materi ini, masih kurang paham aku," pinta Tachihara sambil menunjuk materi peluang.

"Sama Sigma saja, biasanya dia pintar peluang."

Iyalah! Anak pemilik kasino gitu loh!

Sigma kemudian menawarkan diri untuk mengajari Tachihara. Semangat mereka untuk belajar semakin meningkat mendekati pelaksanaan ujian.

Mari beralih pada Tim Santuy.

Layaknya langit dan bumi, Tim Ambis dan Tim Santuy adalah dua kubu yang saling berseberangan dalam idealisme. Jika Tim Ambis rela mati-matian belajar demi mencapai nilai bagus, maka Tim Santuy adalah kebalikan.

Mereka tidak mau mati-matian demi mendapat nilai bagus. Mereka adalah Dazai Osamu dari kelas 12-3, Francis S. Fitzgerald dari kelas 12-2, Fyodor Dostoyevski dari kelas 12-1, Nikolai Gogol dari kelas 12-1, dan Saigiku Jouno dari kelas 12-2.

Alkisah kesablengan mereka dimulai di suatu ruangan yang lengang.

"Shinjuu wa, hitori de wa, dekinaii ...."

"Fals, Zai, fals. Berhenti mengiritasi telingaku dengan suara gelandanganmu itu," ujar Fitzgerald sok elit.

Tapi memang elit, bro n sis sekalian.

"Sok banget bilang fals, kelas musik aja kau disuruh mengulang," sahut Fyodor yang malah ngegarem. Jouno terbahak di sampingnya, memukul bahu Fyodor hingga pemuda itu protes.

Kenapa malah ia yang jadi samsak?

"Berisik kalian. Kalian tidak tahu apa-apa soal musik," cetus Dazai.

"Iya kata orang yang hampir rusakin gendang telinga satu sekolah gara-gara nyanyi di radio." Si Fyodor demen benar ngegaremnya.

"Sirik!" cibir Dazai.

"Besok ujian, tidak belajar?" tanya Fitzgerald yang tiba-tiba mau mengubah arah percakapan useless ini.

"Apa itu belajar?" Dari Jouno.

"Belajar tidak belajar sama saja." Ini dari Fyodor.

"Belajar apaan? Sejenis trik sulap?" Dari si badut alias Gogol yang tiba-tiba muncul kayak demit.

"Belajar atau tidak, yang jelas bundir nomor wahid." Penutup dari Dazai.

Dan beginilah kondisi para Tim Santuy.

Jadi, kalian di tim mana?

End

 UAS (Ujian Ajang Sableng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang