01. Beginning

844 119 15
                                    

Di malam yang gelap dan dingin ini, terlihat seorang remaja mungil sedang berlari dengan tertatih sambil memegangi perutnya. Penampilan yang lusuh dan berantakan menggambarkan keadaannya tidak baik-baik saja.

Baju putih yang sekarang sudah kotor dengan bekas sepatu disana, juga luka lebam di sekitar wajah manis pria ini menandakan bahwa dia habis dipukuli oleh seseorang.

Sesekali dirinya menengok ke belakang memastikan bahwa mereka tidak mengikutinya. Dia berhenti sejenak menahan sakit yang luar biasa di perutnya, kemudian menunduk dan meringis pelan.

Baru satu menit istirahat, dirinya kembali dikejutkan oleh suara husky yang memanggil namanya dengan nada datar dan sangat menyeramkan baginya.

"Hey Kim Wonpil! Kau berada di gang sempit dan gelap itu kan? Keluarlah!" dia berteriak dengan lantang.

Lelaki manis yang bernama Wonpil itu kemudian berjalan tertatih mencari tempat persembunyian yang sekiranya aman dan tidak terlihat olehnya.

Wonpil segera berlari ketika melihat ada gang yang lebih sempit berada tidak jauh darinya. Namun perasaan leganya tidak berlangsung lama karena ternyata gang itu buntu, juga tempatnya sangat kumuh dan kotor.

Mau tidak mau dia harus bersembunyi bersama tumpukan barang yang sudah tidak terpakai disini. Menahan bau busuk yang menguar dari sampah disekitarnya. Dia hanya perlu bertahan sebentar.

Langkah kaki mulai terdengar mendekati tempat persembunyiannya. Wonpil mengatupkan mulutnya agar tidak membuat suara sedikitpun. Memejamkan matanya erat sembari berdoa agar lelaki itu tidak menemukannya.

"Aku tau kau ada disekitar sini. Jadi keluarlah sebelum aku menyeretmu dengan paksa dan kembali memukul tubuh kecilmu itu Kim!" dia menggigit bibirnya kuat ketika rasa sakit kembali menyerang perutnya.

Bayangan hitam semakin mendekat ke arah dirinya yang sedang bersembunyi di balik tumpukan kardus. Wonpil menangis dalam diam, dia hanya menunggu lelaki ini kembali membawanya ke tempat yang mengerikan itu.

Dia memejamkan matanya dengan rasa putus asa yang menyelimuti dirinya. Namun Tuhan masih berbaik hati kepadanya, dering ponsel menghentikan lelaki itu untuk menyingkirkan kardus dibelakangnya.

"Aish Kim Wonpil sialan! Selalu saja menyusahkanku" dia menggeram dan menendang kantong sampah didepannya.

"Iya Sajangnim, aku masih mencarinya. Aku akan segera menemukannya.." Wonpil bernafas lega ketika suara lelaki itu perlahan menjauh

Dia keluar dari tempat kotor itu dengan merangkak sambil menahan nyeri di perutnya yang semakin menjadi. Tangannya bertumpu pada dinding rapuh di sampingnya, berdiri perlahan dan berjalan selangkah demi selangkah.

Sepuluh menit dia butuhkan untuk bisa menemukan jalan raya dengan lampu berjejer memancarkan cahaya menerangi gelapnya malam. Dia melihat sekeliling berharap ada seseorang yang bisa menolongnya.

Malam sudah semakin larut dan angin malam bertambah dingin dengan hembusan yang kencang menerpa kulit Wonpil. Tetapi entah kenapa keringat mengucur deras di seluruh tubuhnya. Wajahnya sudah pucat, bibir keringnya berubah menjadi biru keungu-unguan, Pandangannya perlahan kabur.

Tin! Tin! Tin!

Hingga dia tidak sadar bahwa ada mobil dari arah berlawanan membunyikan klakson berkali-kali meminta lelaki mungil ini untuk minggir. Namun dirinya terlalu lemas bahkan hanya untuk mengedipkan matanya.

Ckiit!

Suara decitan mobil terdengar karena terpaksa berhenti dengan kecepatan sedikit diatas rata-rata. Bagian depannya menyentuh badan rapuh Wonpil yang langsung saja terjatuh di tanah.

Hi, hello! boy [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang