Wonpil bergerak gelisah ketika mendengar keributan di sebelah kamarnya. Dia menguap sambil mengucek matanya, melihat ke kanan dan kiri bingung. Berjalan ke kamar ber cat abu-abu.
Dia berdiri di depan pintu, diam memperhatikan lelaki dewasa yang sibuk dengan telefon di selipan telinga dan lengannya.
"Shit! I know Jamie, i'm getting ready." dia berdecak kasar "Where's my glasses??"
Wonpil beringsut mundur ketika mendengar nada bicara Jaehyung yang meninggi. Tetapi dirinya terus memperhatikan dibalik pintu, karena penasaran karena Jaehyung berpakaian rapi.
"Ya ya bye." Jae menutup sambungannya sepihak, lalu berbalik ke belakang dan terkejut melihat kepala seseorang di balik pintu "HAH! WHO ARE YOU??"
"J-jae mau kemana?" Jaehyung bernafas lega karena itu bukan hantu.
"Ah Wonpil, aku harus ke kantor karena ada meeting penting hari ini. Dan juga sudah seminggu aku bekerja dirumah"
Si mungil mendongakkan kepalanya kemudian menggeleng kuat. Digenggamnya tangan kurus Jaehyung "An-dwae.. Jangan tinggalkan aku.."
Sudah diduga akan begini jika dia bilang sejujurnya pada Wonpil. Dia mengambil sesuatu dari saku celananya "Ini ponsel. Kau bisa menggunakannya kalau ada apa-apa"
Jaehyung menghela nafas pelan karena lelaki mungil ini masih menggelengkan kepalanya. Dia menuntun Wonpil ke ruang tamu setelah mengirim pesan ke Jamie bahwa dia akan telat.
"Tidak apa-apa Wonpil, kau aman disini. Kalau ada sesuatu langsung pencet ini kemudian tekan ikon telefon yang berwarna hijau ya?" Jae menekan menu phone dan menunjukkan nomor ponselnya.
Seakan tidak mendapat respon, Jaehyung membuka aplikasi delivery semalam dan memperlihatkannya pada Wonpil.
"Look, kau juga bisa makan sepuasnya seperti waktu itu"
"Eung?" tepat seperti dugannya, lelaki manis ini langsung tertarik ketika banyak menu makanan terpampang di layar ponsel.
"Kau bingung?" Wonpil mengangguk pelan, "Begini caranya" dia menjelaskan dengan detail dan perlahan. Sedangkan Wonpil hanya mengangguk dalam diam.
"Uang" si mungil menjulurkan kedua tangannya di depan wajah Jaehyung. Dengan wajah polosnya, Wonpil berkedip lucu sambil tersenyum menunjukkan deretan giginya.
Jaehyung tertawa gemas melihat kelakuan pemuda ini. Entah kenapa dia bisa sangat baik dan memberikan semua yang Wonpil inginkan. Tidak terlintas dipikirannya kalau saja Wonpil bisa membunuhnya lalu mengambil semua aset miliknya.
"Ini, pakai sesukamu" Wonpil tersenyum semakin lebar "Kalau ada orang yang tidak kau kenal mengetuk pintu jangan dibuka, mengerti?" sekali lagi pemuda itu hanya mengangguk.
"Yasudah aku berangkat dulu" Jaehyung mengacak rambut tebalnya.
Namun langkahnya berhenti ketika sepasang lengan kecil melingkar dipinggangnya. Dia tertegun sejenak dan menoleh ke belakang. Dipandanginya wajah Wonpil yang terlihat sangat merah hingga telinga.
"Hati-hati dijalan.. Dan c-cepat pulang" kemudian dia melepas pelukannya dan menunduk malu. Wonpil memainkan jarinya gugup.
Jaehyung tersenyum canggung, hatinya tiba-tiba berdegup kencang hanya karena perlakuan dari si mungil. Dia menggaruk tengkuknya "So.. See you, bunny?"
Wonpil menatap lelaki didepannya bingung, dia tidak pandai bahasa inggris. Mungkin Jaehyung sedang bertanya, jadi dia mengangguk saja seperti biasa.
● Hi, hello! boy ●
"Ada apa dengan pimpinanmu?""Ssh aku tidak tahu, mungkin kesurupan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, hello! boy [ ON GOING ]
FanfictionPark Jaehyung dipertemukan dengan remaja manis berumur 18 tahun berpenampilan lusuh dan berantakan yang meminta pertolongan padanya, bernama Kim Wonpil. Awalnya dia hanya berniat menolong, tetapi siapa sangka Jaehyung malah jatuh cinta dan menikahin...