"Pak!!" teriak Angga diatas kesibukan murid-murid yang sedang mengerjakan soal yang baru saja dipelajari.
"Ya Angga? Kamu belum mengerti juga?"
"Bukan itu pak.. Anu itu.. Mau permisi ke toilet." ucap Angga sembari menggaruk belakang kepalanya.
"Selesain dulu tugasnya, bentar lagi juga istirahat."
"Maunya sekarang pak, nanti keburu keluar bapak mau bantu bersihin?"
"Duduk." titahnya.
"Tap.."
"Gak ada TAPI TAPIAN!!"
DEG!!
Angga membulatkan matanya sembari kembali mendudukkan pantatnya, sedangkan Lucky dengan senang hati menertawakan ketidakberuntungan temannya itu.
***
"Enak ya dibentak pak Edo?" tanya Rico
"Lo nanya apa ngeledek si? Kok gak ada nada-nada pedesnya." ucap Lucky.
"Gue nanya Ky lo gak paham? Pelajar sd-pun ngerti kali."
"Au ah gelap, lagian napa si lo maksa banget Ga? udah tau pak Edo tuh gak suka kalo ada murid yang bolak-balik keluar ke dalem." cerocos Lucky.
"Ishh kalian tuh tadi gak denger apa! Ada yang nangis kenceng banget lagi sampe jantung gue miris dengernya, tadinya tuh gue mau nyari keluar, tapi kalian tau sendiri apa yang gue dapet tadi." ucap Angga sembari mencari keberadaan si Jaka yang tak kunjung menghampiri.
"Ngarang lo ya? Gue gak denger tuh." acuh Riko tak percaya.
"Lagian kalo emang bener, kenapa lo gak jujur aja tadi ke pak Edo hah?" timpal Lucky.
"Iya ya kenapa gue gak bilang aja tadi ke pak Edo." ucap Angga yang mulai menyadari ketol*lannya.
DUARR!!
"Anjimmiiin!!!!" teriak mereka serentak.
"Kemana aja sih lo meni heubeul beli gorengan ge." protes Riko.
"Kalian kaget?" tanya Jaka polos.
"Sebaiknya lo makan deh Ko, gak usah nanya si Jaka." ujar Angga.
"Loh kenapa Ga? Gue kan juga mau di ikutan ngobrol."
"Gue mau makan dulu nih gorengan yah Jak.. Keburu dingin soalnya." jawab Angga sembari mulai menggiling gak deng mengunyah maksud gue.
"Oh yaudah."
Prrtt Lucky tertawa.
"Eh tadi ya waktu gue beli gorengan..."
"Apa? Kok gak lanjut Jak?"
"Gak deh Ky.."
"Lah napa?"
"Gue lupa soalnya."
"Kalo lupa napa lo cerita si"
"Ya maaf."
"Hey Ga! Mau ngerokok?" tawar Aji yang sedang melintasi kumpulan si Angga.
"Gak deh Ji makasih."
"Oh yaudah kita duluan ya." pamitnya diangguki Angga.
"Kenapa gak diambil si Ga? Kalo lo gak mau, kan masih ada gue yang mau."
"Yaudah minta aja apa susahnya."
"Gak ah udah jauh malu juga."
Mereka lekas kembali ke kelas setelah mendengar tanda bel istirahat berakhir, namun baru saja Angga merebahkan pantatnya di bangku, lagi-lagi Angga dikejutkan dengan suara tangisan yang sama seperti tadi, rasa penasaranpun menyeruak didalam pikirannya, bukannya ia merasa aneh, atau takut.
"Loh, Ga! lo mau kemana lagi? Duduk! bentar lagi bu Inggris dateng." paksa Lucky, pasalnya ia merasa janggal atas cerita yang ia dengar tadi, sahabatnya itu tak pernah berbohong padanya, ia gelisah dan takut karena merasa Angga adalah korban selanjutnya kali ini.
"Bentar aja sepuluh menit paling" kata-kata itu terngiang dalam pikiran Lucky seolah Angga baru saja mengucapkannya, padahal sudah hampir dua jam lamanya Angga belum kembali.
Setiap bulan sekolah ini selalu kehilangan murid satu persatu, bukan menghilang bak ditelan bumi, tapi ini lebih tidak masuk akal menurutku. Pasalnya mereka yang sudah mengalami kejadian seperti si Angga, tidak pernah kembali tenang dalam hidupnya dan berakhir dikeluarkan dari sekolah karena dianggap sudah kehilangan akal sehatnya.
"Lo kenapa Ky diem aja? Yang lain pada siap-siap mau pulang, lo mau nginep?"
Pertanyaan itu biasa saja, namun tidak untuk Lucky, ia kaget setengah mati melihat Angga ada disampingnya, padahal jelas-jelas barusan gak ada napas-napasnya juga.
"Lo Angga kan?"
"Lo kok nanya balik si? Iya gue Angga, siapa lagi coba? Lupa lo sama wajah gue."
"Lo napa tiba-tiba disini? Bukannya lo tadi keluar, lo lewatin pelajaran buk Susi lagi."
"Bu Inggris maksud lo? Gue tuh tadi gak nyampe lima menit sampe lo lamunin, kangen? Cinta? Kalo gak percaya liat aja catetan gue."
"Incredible!! Ini bener-bener freak! Jelas-jelas lo dari tadi gak ada Ga, masa gue yang halu si?! Ini lagi! Kok dia ada catatannya, mana ia jawab lagi kuis-kuis bu Susi tadi!" teriak Lucky dalam hati.
Lucky menelan ludahnya yang terasa menghalangi jalur pernapasannya dengan susah payah, mencoba percaya pada temannya, tapi sulit dipungkiri bahwa percaya pada diri sendiri juga lebih baik kenyataan nya.
"Ky ayo!" Angga merangkul pundak Lucky sembari berjalan dan menikmati suasana hatinya yang sedang di mabuk cinta.
"Lo tau gak kelas-kelas kosong yang di lantai dua bangunan b? Tadi gue kesana dan di dalem nya tuh bersih gak ada debu sedikitpun, beda dari cerita-cerita orang, lagi satu ya ada cewe cantik banget seumur-umur dah gue baru liat cewe polos secantik dia."
"Ky!! Cuekin aja terus!!"
"Hah?! Iya Ga iya gue mau pulang."
"Ngaco deh ah gue ngomong ini, lo itu."
"Sumpah kalo lo bilang gue penakut itu memang gak salah Ga, tapi kenapa harus lo sih orang selanjutnya! Lo lagi setan napa harus temen gue si!"
"Tuh Ky liat dia nyapa gue lagi.. Sumpah ya gue baper sampe meleleh kalo bisa."
"Gue kagak liat tuh, salah liat lo pasti." kata demi kata yang masuk ke telinga, semakin menusuk indra pendengar milik Lucky.
"Lo gimana sih tu cewe cantik masa gak bisa liat buta lo?!" ucap Angga keukeuh. Angga keheranan pasalnya, temannya itu mengecek ponsel dengan terburu-buru.
"Napa si lo? Kayak orang dikejar masa aja santai aja kali, loh kok muka lo pucet si Ky."
"...."
***
Mau cerita nih guys dikit.. Jadi kemarin tuh aku udah lanjutin chapter ini, nah aku baru ngehh.. Barusan ceritanya 400 kata, padahal kemarin tuh aku udah nyampe hampir 1000 jadi nyesek deh, diliat dari revisi aku tuh gak ada, cuman ada satu 'baru saja' doang. Kalo ditulis ulang, aku suka ada yang kelupaan, sama beda dari yang pertama aku tulis, semoga cepet kembali kayak semula aja deh ya guys!
Udah ahh ini aku tulis jam 00.10 dan barusan tuh aku kayak denger suara" gitu, kepala aku juga ngedadak berat, jujur sih aku takut sebenernya.
Bye guys!
FOLLOW ME FOR THE NEXT UPDATE CHAPTER
SLOWMO BABE SEE YOU AGAIN!!
LOVE U NO TIPU-TIPUVOTE 👇🏻 AND COMMENT👇🏻 SHARE? 👇🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
TILL THE END [OnGoing]
Horror[Mengandung kata-kata kasar dan unsur dewasa] Angga Revino seorang murid kelas sebelas yang telah melalui masa sekolah selama satu tahun setengah tiba-tiba saja dikejutkan dengan sebuah "MISTERI TANGGAL 15." Setelah mengetahui jika ia adalah target...