"ANGGA SINI LO!!" teriak Lucky yang tiba-tiba bangun dari pingsannya. Angga yang sedari duduk dengan nyaman disofa seberang kasur Luckypun dengan sangat cepat menghampirinya.Namun belum sempat tiga langkah, ternyata kecepatannya tak sebanding dengan kecepatan Lucky yang menampakkan kaki jenjangnya dilantai
BRUKKK!! dengan kesadaran yang belum benar-benar pulih, alhasil badan Lucky kembali menghantam lantai."Aduh gue tuh kasian tapi gue juga mau dosa takut ketawa." ujar Angga sembari membantu Lucky berdiri.
Kelemahan Lucky yang terlihat dari sudut pandang Angga ternyata tak selemah itu, Lucky dengan sigap memegang kedua bahu Angga dan langsung mendorongnya keatas kasur, terjadilah pertumpukan antar lelaki.
"Tanggal 15, Ga!" tekan Lucky.
KLEKKK..
"Ah tante! Ini gak seperti apa yang tante liat. Minggir Ky lo apa-apaan si gue gak tertarik ya sama lo!"
"Jadi was-was tante."
"Enggak kok tan kita tuh normal enggak seperti apa yang tante pikirin" jawab Angga panik.
"Memangnya tante mikir apa si Angga?"
"Anu..em.."
"Haha tante bercanda, Ky makan dulu yuk dibawah, mama udah siapin makanannya, kamu juga ya Ga."
"Iya ma.. makasih ya." jawab Lucky.
"Iya sayang." jawab mama Lucky lembut sembari memamerkan senyum manisnya.
***
"Tanggal 15." berulang kali Angga mengucapkannya dalam hati. Ia masih penasaran apa yang mau diomongin Lucky tadi.
Angga beranjak memainkan bola basketnya lagi, sembari memikirkan dua kata yang ia tak tau maksudnya.
"Kenapa gak nongol-nongol sih tu anak! Gini ya meskipun rumah kita terpisah oleh sepintas jalan raya, gue tuh gak mau jalan kaki, tapi gara-gara ada yang mau gue ceritain juga, gue terpaksa harus.. Wait! Najis! Gue ngomong sendiri anj*ng."
"Ribet amat si, orang cuman 5 langkah banyak gerutunya!" sambar Lucky sembari menyodorkan minuman.
"Hehe tau aja lo.. Soal yang tadi.."
"Lo pikun apa gimana sih? Kejadian kayak yang lo alami tadi tuh sering terjadi tiap tanggal 15, dan bagi yang gak tahan sama gangguannya kebanyakan dari mereka yang dianggap gila sama stress, dan bahkan ada yang bener-bener gila." ucap Lucky to the point.
"Itu kebetulan aja kali Ky, tadi tuh ya pas lo pingsan gue ngangkat lo dibantuin dia, tangan dia nyentuh lo kok, bahkan nih yaa-"
"Dia pegang gue?! Truss?"
"Iya.. Bahkan nih ya dia tuh nyentuh dada sampe perut gue, yang terakhir dia ninggalin ciumannya dibibi- ehh di pipi maksud gue, ahh rasanya itu loh bikin lo senyum terus, masih kerasa lagi sampe sekarang, sampe-sampe gue mau lagi." ucap Angga sembari asik dalam imajinasi nya.
"Atau emang bukan Angga yang kena, tapi gue! Secarakan gue yang sedari tadi ngalamin keanehan, gak deh Ky lo cuman kecapean doang.. Cape gimana Bangs*t!! Orang gue cuman belajar, istirahat juga jajan, berangkat sekolah pake mobil, lo cape dibagian mananya!"
Sebuah tatapan tajam Lucky berhasil membuat Angga sedikit panik dan melangkahkan sebelah kakinya ke belakang.
"Lo kenapa Ky?! Kok liatin gu-"
BUGH..
Brukk..
Satu pukulan diterima dengan senang hati di pipi kiri milik si Angga hingga sang empu tersungkur ke atas tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
TILL THE END [OnGoing]
Horreur[Mengandung kata-kata kasar dan unsur dewasa] Angga Revino seorang murid kelas sebelas yang telah melalui masa sekolah selama satu tahun setengah tiba-tiba saja dikejutkan dengan sebuah "MISTERI TANGGAL 15." Setelah mengetahui jika ia adalah target...