PROLOG

151 17 0
                                    

Halo! Sesuai dengan vote di buku sebelumnya "You & me" buku ini pun terpilih!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Halo! Sesuai dengan vote di buku sebelumnya "You & me" buku ini pun terpilih!

Pairnya adalah "Bam x Khun". Ok segitu aja! Happy reading guys.

Singapore, 5 Desember 20XX

Bam, Wangnan, Rachel berjalan hampir satu jam hanya untuk mencari tempat makan yang enak, tapi juga tak menguras dompet. Mereka telah melewati banyak restoran di di dekat Boat Quay.

"Jangan Resto seafood disini! Mahal!" Itu kata Wangnan.

tak satu pun dari mereka berniat mencoba restoran barat apalagi restoran Jepang terlalu mahal dan tempat-tempat makanan kecil lainnya yang menurut mereka tidak akan mengenyangkan.

"Bagaimana kalau pasta?" Rachel menunjuk salah satu tempat di seberang restoran seafood yang tampak ramai pengunjung.

Bam melihat papan namanya tertera, "Taste of God".

"Apa ini? Fine dinning?" Tanya Wangnan curiga.

"Sepertinya tidak juga semua pengunjung dan pelayannya berpakaian santai". Kata bam.

Wangnan melihat Bam,iya tahu kalau dia tidak bisa berkata-kata apabila rachel yang sudah memutuskan sesuatu. Sifat ini yang tidak disukai Wangnan dari Bam.

"Baiklah kita coba saja". putus Wangnan sambil melangkahkan kakinya dalam diikuti yang lain sepertinya semua sudah malas berdebat untuk mencari restoran yang lebih murah lagi.

seorang pelayan perempuan berkaos jersey menyambut mereka dengan ramah. Perempuan itu mengantarkan mereka ke sebuah meja dan mengambil 3 buku menu. Mereka langsung memesan apa saja yang tertulis pertama di buku menu itu. Ketiga orang itu sudah tidak sanggup mengabaikan ke keroncongan yang sudah terasa di perut sejak pukul 7 tadi. Bam bahkan tanpa melihat buku menu dan langsung memesan spaghetti bolognese makanan favoritnya. Wangnan memesan dua Karena kelaparan, ia memesan Lagsana dan Risotto. Rachel memesan fetuccine carbonara.

setelah menutup buku menu Wangnan mengeluh "benaran nih besok kita bakal pulang? Empat malam benar-benar sangat cepat berlalu."

Semua terdiam Wangnan merangkul dirinya sendiri dan menambahkan. "Bam kita harus jalan-jalan bareng lagi bahkan setelah kita kuliah di tempat yang berbeda-beda tahun depan." Bam hanya mengangguk setuju.

tak ada yang membuka mulut lagi sampai pesanan mereka datang. Harum berbagai pasta itu langsung mengenyahkan soal perpisahan dari kepala masing-masing karena langsung mengambil sendok dan memakan makanan mereka.

"Oh,baunya seperti surga" Rachel menghirup dalam-dalam aroma yang menguar ketika ia mengadu fettunici dengan kuning telur yang tadinya di letakkan posisi tengah-tengah unduhkan pasta itu. Tidak ada saus yang kering dan memang begitulah seharusnya saus carbonara. mengeluarkan tangan mengambil botol keju parmesan dan menambahkan ke piringnya.

Wangnan mulai memotong lasagna-nya yang terasa lembut ia tak berkata sepatah pun ketika mengunyah nya. hal lainnya dengan Bam tanpa perlu repot-repot berkomentar. Bam langsung menyantap makanannya.

"Resto ini ada di Korea?". Tanya Wangnan setelah menghabiskan Risotto-nya. Ia menekan keinginan untuk memesan lagi setelah mengetahui harganya lebih dari 20 dolar.

"Entahlah, aku tak pernah melihat. Tapi, makanan-makanannya betul-betul enak. Untunglah kita sempat ke sini. Kita harus berterima kasih untuk Rachel." Bam tersenyum cerah. Rachel hanya tersenyum tipis.

Restoran ini memang bukan fine dining tapi rasanya betul-betul di atas standar. Entah Bam dan teman-temannya yang memang sudah tidak mempedulikan rasa selama itu atau koki yang bekerja di sini mempertahankan resep asli masakan Italia. pengunjung bebas memilih apakah mereka akan makan di luar atau di dalam restoran mereka yang duduk di luar mungkin akan makan sembari merokok dan memerhatikan orang-orang berjalan lalu lalang melepas penat setelah bekerja seharian atau menyusuri sudut-sudut Kota Singapura. dinding-dinding kaca menambah kesan luas restoran itu

pelayan-pelayan nya menggunakan jersey biru muda bernomor punggung yang berbeda-beda. unik. Orang-orang yang makan di sini tidak akan melihat dapur tempat masakan mereka dibuat tetapi mereka hanya bisa melihat 2 estalase kaca layaknya toko kue yang menawarkan berbagai macam makanan pencuci mulut. Bam mendekat dan melihat deretan makanan disertai papan nama kecil yang menginformasikan nama-namanya. Ricotta cheese-cake, Torta Della Nonna, Torta di Melle, Biscotti, Italian trifle, Cantuccini.

di belakang etalase itu ada empat rak tinggi berdiri berjajar. Rak itu dipenuhi botol-botol anggur bir, Bourbon, sampanye dan kawan-kawannya yang belum boleh diminum Bam maupun dua sahabatnya memang masih berumur 18 tahun.

"seandainya saja kita sudah 18 tahun". Bam menghalang napas ketika kembali ke mejanya.

"Kita harus ke sini lagi kapan-kapan" Wangnan tegas bersemangat

"serius ini restoran pasta terenak yang pernah ku datangi" kata Rachel

salah satu pelayanan mengantar mereka ke pintu keluar setelah mereka membayar pesanan masing-masing dan meninggalkan sedikit uang tip di atas meja.

"Tenang saja Rachel, kita akan kesana lagi." Kata Bam. Rachel seperti biasa hanya tersenyum tipis. "Baiklah Bam."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Without a Trace (Tower Of God)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang