9

65 21 1
                                    

Dua kubu yang sedang beradu ditengah lapangan tidak mau memberi celah bagi lawan yang ada didepan dan bertanding dengan se-serius mungkin. Entah dari pihak SMA Dirgara, ataupun SMA Angkasa, mereka saling membalas poin yang telah dibobol satu sama lain. Selisih poin yang tidak terlalu jauh membuat SMA Dirgara semakin bersemangat untuk mengejar ketertinggalan poin. Karena sudah memasuki 4 quarter, dan waktu yang sudah tersisa 5 menit lagi, membuat SMA Angkasa yang terus mengulur waktu agar SMA Dirgara tidak mengejar poin mereka. Dalam sejarah setelah Ketua Basket berganti, baru kali ini SMA Dirgara terancam kalah. Cukup mengharapkan three-point milik Leo, maka team mereka lah yang pasti akan menang.

Tatapan sengit saling dilemparkan antar ke-sepuluh pemain. Sejujurnya, pemain dari SMA Dirgara masih bingung untuk mencari cara agar bisa melakukan tembakan three-point tanpa harus mengoper kepada Leo, karena Leo sudah dijaga oleh 2 pemain dari SMA Angkasa. Apalagi, keadaan semakin tidak kondusif ketika supporter SMA Angkasa melakukan psywar atau taunting agar pemain dari SMA Dirgara kehilangan fokus dan mentalnya goyah.

Akibat taunting dari supporter lawan yang sangat mengganggu, membuat sang Captain Basket SMA Dirgara merasa kesal dan kehilangan fokusnya. Ia terus berdecak kasar dan bingung harus berbuat apa. Karena teman-temannya sedang dijaga musuh, sehingga tidak ada jalan untuk mengoper bola.

Waktu sudah tesisa 3 menit lagi. Sang Captain yang sedari tadi hanya bisa mendribble pun, akhirnya nekat untuk melakukan shoot jarak jauh walaupun tahu bahwa bola itu tidak akan masuk. Saat Ia sedang mengambil sikap, tiba-tiba, tubuhnya hampir terjatuh ke arah depan dengan bola yang sudah terlepas dari tangan. Seseorang memeluk tubuhnya dari belakang.
Ia shock dan hanya bisa diam ditempat. Karena Ia tidak tahu, siapa yang sudah mengganggu fokus dan langkahnya ini.

Seluruh pemain dan seisi lapangan terdiam. Apa ini? Siapa yang sudah mengganggu babak final yang sangat menegangkan ini?

"Heh Fannie! lo ngapain?! Lo gila?! Kita lagi turnamen!" Leo yang kaget atas tingkah Fannie langsung memarahi kebodohan yang telah dilakukan oleh cewek itu. Babak ini merupakan babak penentuan sekolah manakah yang akan maju ke perlombaan tingkat provinsi. Namun Fannie merusak semua kesempatan mereka.

Raut wajah cowok yang memimpin Team Dracaryth itu langsung berubah. Ia menatap Leo sejenak, kemudian menoleh kearah samping.
"An-dira?"

×××

Gaga dan Bara yang baru saja sampai di wilayah SMA Angkasa langsung memarkirkan motor mereka dan berlari cepat ke arah lapangan indoor. Di sisi lain, mobil milik Rebecca yang berangkat bersama Laura dan Dinda juga baru saja sampai di wilayah parkiran belakang sekolah. Mereka berlari ke arah yang sama dan dua kubu tersebut bertemu di pintu depan lapangan indoor.

"Lang!!"
"Fann!"

Ucap mereka secara bersamaan.

"Aduh, Fan lo ngapain sih?!"

Semua orang yang ada didalam lapangan langsung menengok ke arah pintu masuk, mereka saling melempar pandangan satu sama lain, bingung akan kondisi yang terjadi secara tiba-tiba ini. Termasuk Elang, ia melihat ke arah teman-temannya. Gaga memberi isyarat bahwa dia meminta maaf karena sudah keceplosan kepada Fannie tadi.

Fannie memejamkan mata sambil memeluk tubuh yang sangat amat dirindukannya ini. Air matanya sudah jatuh semenjak Ia melihat Elang yang sedang bermain di lapangan tadi. Fannie berkata lirih, tubuh yang dipeluknya ini sudah semakin tinggi sekarang. Elang yang dulu lebih kecil darinya, sekarang tumbuh menjadi pria yang keren dan tampan. "Lang, i freaking miss you.."

ELANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang