tangga demi tangga ia turunin melewati ruang tengah dan sampailah dia di ruang makan, seorang paruh baya yang masih keliatan cantik dengan kulit putih dan polesan mek-up yang tipis.
"pagi charlote" dengan senyuman yang terukir dibibirnya, inilah yang ia sukai dari mama nya yang begitu sabar menghadapi dirinya apalagi pada saat ia bertengkar dengan si papa yang sma keras kepalanya.
"pagii mah" menarik kursi yang berada disampingnya lalu menandaratkan bokongnya dengan mulus.
"mana papa mah? tumben belom turun" mencomot roti dari piringnya lalu mengunyahnya dengan pelan.
"papa gak pulang,kemarin telpon ke mama kalau ada urusan mendadak di singapur" charclote hanya mengangguk-ngagukkan kepalanya, bertanda dia mengerti.
"kamu di anter pak tono aja ya" celutuk sang mama membuat ia menoleh dengan reflek,lalu dengan cepat ia menggelengkan kepalanya bertanda ia tidak setuju dengan omongan sang mama bukan karna ia benci dengan pak tono ia hanya saja tidak mau membongkar identitasnya, cuman itu saja.
"charlote pakai motor aja mah"
"kenapa? kan lebih enak di anter, lagian lebih aman charlote" ia tahu bahwa mama sangat mengkhawatirkan dirinya, tapi ini udah keputusan bulat charlote.
"mah..mama kan tau apa alasannya charlote ngelakuin ini" sanggahnya dengan cepat, ia sungguh sangat malas memperdebatkan hal ini dengan sang mama.
"yaudah hati-hati kalau gitu" pasrah sang mama.
"yaudah charlote berangkat dulu" menyampirkan tasnya di punggungnya, lalu mengecup pipi sang mama dan berlalu pergi berangkat ke sekolah.
sesampainya di sekolah charlote memparkirkan motornya dengan apik di parkiran sekolahnya, berjalan bebarapa langkah dari sang motor yang sudah terpakir apik kini ia tanpa sebab terjatuh dan bokong mulusnya pun jatuh dengan tidak mulusnya di tanah, ia mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa yang menabrak dirinya.
terpaku. dua iris mata indah yang pertama ia lihat,sempat tenggelam dalam pesonanya tapi ia sadar siapa pemilik iris mata itu.
"terpesona hmm"
sepontan saja ia langsung berdiri dan sedikit memukul rok nya yang kotor karna tanah yang menempel pada roknya. tanpa mengucapkan sepatah kata pun cowo itu berlalu dari hadapan charlote. ia tahu siapa yang menabraknya tadi, agle chaddrick. ia sebisa mungkinakan menghindari kalangan cowo-cowo populer yang ada disekolahnya itu, harus.
" woy charlote!" tersentak dari lamunannya,dan mengedarkan pandangannya untuk mencari tau sapa yang memanggil dirinya.
"lu ngapain disini? pake acar ngelamun segala" charlote pun hanya terseyum masam lalu ia membenarkan kacamatanya yang agak turun sedikit.
"enggak gue cuman mikir laptop gue ketinggalan di rumah"
"lah terus gimana nanti kita persentasinya?" kini sahabatnya tampak uring-uringan, karna kerja kelompok yang ia lakukan kemaren tampaknya menjadi sia-sia.
"tenang dulu rin, gue bawa flashdisk kok. semua bahan buat presentasi udah gue pindahin kok di flashdisk" kini ririn tampak menghembuskankan napasnya lega, sambil mengelus dadanya.
"eh tapi pake laptopnya siapa buat presentasi?" emang dasarnya ririn tuh suka parnoan sendiri, secara ririn itu anaknya rajin dan menaati peraturan.
"kita pinjam sasa aja, pasti dia bawa"
"oh, iya gue lupa sasa kan slalu bawa laptop, secara dia kan suka banget liat para oppa-oppa nya waktu jam istirahat" tak bisa di pungkiri bahwa sasa terlalu tergila-gila dengan kpop, jadi sudah menjadi rutinitasnya slalu buat mentelengin laptopnya dan bersorak heboh melihat roti sobek para oppa-oppanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
the jerk senior
Teen Fiction"mulai hari ini lu jadi babu gue!" "t-ta-pi gue--" "gue gk nerima penolakan" agler chaddrick adalah senior yang terkenal paling tampan,dingin dan sifat brengseknya, tak hanya itu agler chaddrick juga mempunyai segudang kekayaan yang tak ada habisn...