Awal Mula

6 1 0
                                    

Semua orang pasti mendambakan keluarga yang bahagia, nyaman, harmonis dan penuh kasih sayang. Namun, mengapa aku tidak memiliki keluarga yang seperti itu? Apakah aku tak pantas mendapatkannya? Hallo, perkenalkan nama ku Rina berusia 16 tahun. Aku akan menceritakan kisah hidup ku yang menyedihkan ini. Aku harap kalian tidak mengalami hal ini juga.

***

Entah dari mana ku harus mulai. Kisah seorang anak yang benci dirinya? Entah apa yang dipikirkan anak ini. Aku lahir ke dunia di bulan Mei, dua hari setelah ulang tahun Ibu ku. Ibu ku berkata saat aku lahir, aku merupakan hadiah terbaik dari Tuhan sebagai hadiah ulang tahunnya. Masa kecil ku sangat lah bahagia, walau hanya sekian gambar yang ku ingat. Ayah ku bekerja sebagai pegawai di sebuah kantor, sedangkan ibu ku merupakan Ibu rumah tangga. Kami bertiga tinggal di sebuah rumah kecil, kami sangat bahagia. Hingga suatu hari adik kecil ku lahir, adik laki laki yang ku sayangi, tidak lama setelah itu anggota keluarga baru datang lagi yaitu anjing kecil yang ku beri nama Kenzo.

***

Hingga akhirnya aku berusia 4 tahun aku masuk sekolah. Kata ibuku aku tidak nangis seperti anak lainnya saat di tinggal ke sekolah. Aku bermain, belajar layaknya anak kecil sekolah. Akhirnya, adik ku juga ikutan bersekolah. Aku ingat saat itu adik ku menangis karena di tinggal ibu ku. Aku pun menariknya ke kelas nya, aku kakak yang baikkan? Waktu terus berlalu mengalir dengan waktu. Natal kembali datang di bulan Desember. Aku, ibu ku, ayah ku serta adik ku, kami menghias pohon natal di ruang tamu bersama sama. Sangat Indah pohon natalnya, lampu kelap kelip, kado di bawah pohon natal yang siap untuk aku buka. Setelah selesai menghias pohon natal kami makan malam bersama seperti biasa, adik ku di suapi Ibu ku dan aku tentu saja makan sendiri. Makan malam pun selesai, Ayah mengajak ke ruang tamu dan kita buka kado. Tebak, aku dapat apa? Iya, aku dapat boneka barbie yang ku inginkan dan juga bonek beruang berwarna pink. Aku sangat senang malam itu. Lalu? Adik ku dapat apa? Dia dapat mainan robot robotan.

***

Waktu terus berlalu, kami sudah pindah rumah ke rumah yang lebih luas dan besar. Tebak! Aku punya kamar sendiri yang luas! Aku akan tidur sendiri! Karena aku pemberani! Kata ku dalam hati kala itu. Tapi... ternyata aku harus tdur dengan adik ku. Yasudah tidak apa apa kok. Seperti biasa aku dan adik ku angun bersiap untuk ke sekolah, sebelum berangkat Ayah bilang akan ke luar kota untuk kerjaan. Saat itu aku gak paham aku hanya tau Ayah akan pergi, gak pulang. Aku bilang ke Ayah "Cepat pulang ya, Ayah." Ayah ku mengelus kepala ku lalu mencium kening ku dan adik ku. Ayah pergi, Ibu mengantar ku dan adik ku ke seolah. Belajar, maka, pulang, makan, mandi, mai, tidur seperti itu kegiatan kami sehari hari.

***

Seminggu berlalu Ayah ku belum pulang pulang, aku dan adik ku sudah kangen. Kami terus bertanya ke Ibu ku kapan Ayah ku pulang, Ibu hanya berkata segera, besok, gak tau dan sebagai nya. Semakin lama Ayah pergi, semakin dikit makanan yang di masak Ibu di rumah. Seolah olah tidak ada uang untuk beli. Aku ingat satu hari itu aku makan nasi putih dengan ikan asin sepiring bertiga dengan Ibu ku dan Adik ku, rasanya enak sekali. Aku ingin makan seperti itu lagi. Semakin lama makanan hanya nasi, tempe, tahu, ikan asin, bayam, gak ada ikan atau pun ayam. Sedikit ku ketahui saat itu Ibu ku tidak di kirimi duit oleh Ayah ku. Akhirnya, ibu ku memilih berjualan kue, tetangga ku pertama kali membelinya dengan uang yang pertama di hasilkan Ibu ku langsung beli ayam untuk kita. Kami makan, Ibu buat kue. Setelah itu Ayah pulang ke rumah, Ibu ku tentu saja marah. Ayah minta maaf dan Ibu maafin dengan janji Ayah tidak mengulangnya lagi.

***

Setahun kemudian, aku akan masuk SD!! Aku daftar ke salah satu sekolah, tes masuk dan lolos. Lalu, aku membeli seragamnya dan tinggal persiapan masuk sekolah. Siapa tau hal yang ku inginkan berubah menjadi hari buruk ku. Ibu di rumah, nenek ku di salon milik salah seorang anggota keluarga ku. Seorang perempuan masuk ke salon itudan berterika memanggil nama Ibu ku. Siapa sangka perempuan itu merupakan istri lain Ayah ku yang berarti Ibu tiri ku. Saat itu juga sesaat Ayah pulang Ibu ku marah marah. Aku ingat sekali malam itu adik ku tidur di sampigku dengan nyenyak, aku terbangun mendengar jeritan, isak tangis Ibu ku. Orang tua ku bertengkar, ke dua kalinya ku lihat orang tua ku bertengkar. Malam itu Ibu ku tidak tidur, ia hanya duduk di samping kasur sambil mengelus aku yang pura pura tidur hingga tertidur. Besok paginya, Ayah ku tidak di rumah, Ibu ku memasukan baju, dan berbagai macam ke koper dan kardus. Ku kira kita tidak akan liburan. Ku tanyakan pada Ibu ku, tapi kata Ibu ku kita akan pindah ke kota kelahirannya. Aku terkejut dan senang saat itu langsung ku tanyakan apakah Ayah akan ikut, Ibu jawab tidak dan tidak memberi alasan.

***

Keesokannya mobil milik Paman ku tiba di depan rumah, paman ku yang aka membawa kami ke Bandara. Saat itu aku nangis karena Ayah gak ikut, Ibu hanya bisa menenangkan ku selama perjalanan. Karena lelah, di kereta api aku tertidur selama perjalanan. Saat terbangun. Aku sudah sampai di rumah nenek ku. Sesampainya di sana aku langsung mandi dan beristirahat mungkin karena lelah. Besoknya, aku bangun lalu sarapan dan main dengan adik ku. Saat makan siang tante ku datang dan ajak keliling. Saatberkeliling kita melewati suatu sekolah dan Ibu berkata kalau itu sekolah baru ku.

***

Beberapa minggu berlalu, waktu nya masuk sekolah. Aku terkejut sebagian besar temen ku di kelas menggunakan bahasa mandarin. Aku gak paham mereka ngomong apa. Aku memberanikan diri berbicara pakai bahasa Indonesia ternyata ke teman sebangku ku, untung dia paham. Bulan demi bulan berlalu, aku kangen sosok Ayah ku. Sosok ceria ku hilang menjadi sosok yang cengeng yang mencari Ayah nya terus. Kami hanya bisa telepon Ayah ku. Aku hampir menangis setiap hari.

***

Saat ya kenaikan kelas, aku berteman dengan salah seorang perempuan di kelas. Dia memiliki sosok yang seperti kakak perempuan. Dia lah yang sering menemani aku saat sedih di sekolah. Dia sangat tau aku itu cengeng. Aku sangat sayang dia.

Beberapa bulan berlalu Ibu ku memutuskan membuka usaha bakery sendiri. Aku semakin cengeng tanpa ada Ibu di rumah setiap saat. Hingga akhirnya di kelas 4 SD. Di saat aku mengetahui banyak hal mengenai perceraian, KDRT dan sebagai nya. Aku menjadi anak yang ingin tahu, ku acak acak lemari untuk mencari surat cerai agar aku tahu apakah orang tua ku bercerai. Ibu ku tentu marah ku acak acak isi lemari. Akhirnya, aku berhenti mencari

***

Sampai suatu hari, di rumah pertama kali nya emosi ku tak terkendali. Sore itu aku bertengkar dengan nenek ku, adu mulut. Ibu ku tahu dan pulang dan memarahi ku. Malamnya sebelum tidur aku menulis surat isinya aku sangat ingat :

"Ma, kayaknya nenekgak suka aku, jadi nanti pas SMP aku ke Jakarta tinggal ama papa. Biar nanti aku jaga papa, adek jaga mama"

Isi surat yang ku buat sambil menangis dan ku letakan dia atas bantal Ibu ku. Esok siang nya sepulang sekolah Ibu pulang daritoko dan marah marah. Aku gak bisa mengucap apa apa hanya bisa diam. Lalu, asma Ibu kambuh. Aku pikir Ibu akan meninggal gara gara aku. Sejak saat itu aku gak banyak singgung Ayah lagi. Aku takut Ibu pergi. Saat itu juga aku tau cerita Ayah yang memiliki Istri lain dari nenek ku dan mulai benci ayah ku sendiri. Ntah itu benar atau tidak, tapi aku benci ayah ku sendiri.

***

Berapa tahun berlalu aku merasa semakin kosong, sangat kosong. Hingga akhirnya ku miliki HP sendiri ku mulai punya media sosial, mempunyai teman online. Mengenal anime dan sebagainya. Saat saat yang ku lakukan dari balik layar HP ku rasanya saat itu aku bahagia. Nonton anime (kartun Jepang), ngobrol dengan teman online ku, dan banyak lagi. Karena itu aku sering bermain HP ku. Lalu, aku juga benci keributan, kegaduhan berlebihan. Hingga saat ini aku cukup bersyukur dengan apa yang ku dapatkan, ku miliki. Aku masih harus belajat bersyukur lagi dengan hidup yang kujalani ini.

***

Broken HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang