Rasanya baru kemaren hangat dan nyaman seragam putih abu-abu memeluk tubuh remajaku. Begitu bangganya menjadi anak SMA. Jarak sekolah dari rumahku kurang dari 1 km ku tempuh dengan jalan kaki dengan riang bersama Yora, sahabatku.
Sepanjang jalan ke sekolah, kami akan mengobrol tanpa henti. Tertawa melihat apa saja yang tampak aneh atau menggelikan. Tawa dan canda kami telah memangkas 15 menit perjalanan ke sekolah. Penat dan letih menjadi tiada.
Kota Lubuk Sikaping yang asri, menyuguhkan aroma pagi yang harum. Embun yang menggantung menciptakan udara sedikit dingin tapi begitu nyaman.
Khas dinginnya kota Lubuk Sikaping. Entah kenapa aku selalu mencintai kota kecilku ini. Udara yang sehat kupadu dengan semangat dalam menuntut ilmu.Lain dari hari biasanya pagi ini aku agak telat bangun, semuanya jadi tergesa-gesa kulakukan. Para saudaraku hanya senyum-senyum melihat 'drama Korea' ku pagi ini. Aku cengengesan saja. Biar saja, kalau kulayani takut dijahilin. Berabe kan jadinya. Bisa nggak setor muka aku ke sekolah jadinya.
Nah kronologisnya adalah karena semalam aku mengerjakan PR Kimia yang lumayan banyaknya. Mana susah lagi, rambutku yang lurus mendadak keriting diterjang Reaksi Redoks.
Nah, tidak hanya itu yang harus 'kubelai' malam itu. Tumpukan PR Biologi juga memanggilku dengan Pewarisan Sifatnya.
Sejarah juga tidak mau ketinggalan. Berlomba mencuri perhatian dan akhirnya membuatku tertidur plus ngorok. Haruskah aku telpon 911 karena aku sekarang sedang sekarat butuh bantuan? Kecapekan dan aku terlelap tanpa ampun.
Saat terbangun jam 1 malam dimana semua buku dan tugas masih kacau belum selesai satupun. Disitulah aku galau.
Dini hari yang sunyi kukerjakan semua PR. Pelan tapi pasti selesai juga semuanya. Kadang aku bertanya dalam hati, apakah setiap guru harus 'menyiksa' muridnya dengan segunung pekerjaan rumah?
Tidakkah ada setitik iba untuk para pejuang ilmu yang cantik dan manis seperti kami ini? Keringanan bagi kami yang patuh dan disiplin ini? Kenyataannya murid tetaplah murid yang kodratnya harus patuh pada setiap aturan sekolah, kalau mau sekolah sih?
Jelas dong aku mau sekolah, cita-citaku telah kupohonkan diujung langit sana. Tinggal meraihnya dan menjalani kehidupanku di masa mendatang.
Walau aku telat, sahabatku Yora selalu setia menunggu. Duduk di teras rumahku ditemani oleh ayah sambil memandang bunga ibuku yang bermekaran.
Selanjutnya aku mendengar ayah mengomel.
"Aluna, kenapa lama sekali siap-siapnya. Kasihan nih, Yora dah nungguin dari tadi." Ayah paling sebel kalau lihat aku telat.
"Makanya jangan kelamaan tidurnya malam." Ayah masih awet ngomel-ngomelnya.
Kuanggap musik indah di pagi hari saja. Menambah semangatku untuk menjalani pagi hehehee.
Kini semua kehangatan putih Abu-Abu itu sudah melambai padaku. Meninggalkan berjuta kenangan yang tidak akan pernah bisa kembali lagi. Semanis madu dan sepahit empedu semuanya kini ku kemas dalam bingkai memori putih Abu-Abu.
Di depan mataku perkuliahan sudah ditetapkan. Jadwal penyerahan beberapa dokumen sudah ku kantongi. Segera kuurus ke bagian rektorat, fakultas dan juga jurusan.
Beruntung sekali rasanya lulus di Pendidikan Biologi Universitas Negeri Padang ini. Semua urusanku berjalan dengan lancar, semua mahasiswa baru difasilitasi dengan baik.
Urusan di Fakultas membuatku deg-degan. Aku mulai penasaran dengan siapa teman, dosen dan juga seniorku. Yang akan memberi warna dan riak dalam mengarungi kampus biru ini nanti.
Setelah urusan mendaftarkan diri di HIMA BIOLOGI, aku mulai menghafal para senior disana. Senin depan akan dimulai orientasi mahasiswa baru alias OSPEK.
Serrrr....
Aku ciut, mendengar kata OSPEK saja sudah membuat angka sistole dan diastole ku kacau lagi. Berlomba memompa darah dan membocorkan kantong cebacea di bawah kulitku. Keringat dingin pun muncul akibat stimulan ini.
*Rambut harus dikepang, otomatis skip karena aku berjilbab.
*jika berjilbab buatlah pita sebanyak tanggal lahir, tuh kan ini bukan solusi tapi sensasi yang beda. Baiklah akan ku buat pita sebanyak 16 buah dan kutebar dengan penuh cinta di jilbabku nanti.
*datang jam 7 WIS (Waktu Indonesia Senior), waduh ini bagian yang tidak sedapnya. Mana aku tahu jam 7 di Senior apa sudah jam 7 juga di jam dindingku. Busyet dah.
*jika calon mahasiswa baru terlambat akan ada hukuman, bagian ini aku ngeri.
*memakai training warna biru dan baju kaos warna biru, ini mah aman sudah disiapkan waktu aku di rumah kemaren sama kakak no 4 ku.
*memakai sepatu warna putih polos. Jika ada warna lain sedikit saja akan ada hukuman, bagian ini aku aman nih.
*membawa bekal dan obat pribadi.Mumpung ospek seminggu lagi, aku balik ke kampung. Aku sudah kangen ibu dan ayah. Juga para saudaraku.
Ku pesan travel langsung menuju Lubuk Sikaping. Anak bau kencurku memberikan alarm bahwa naik bus akan membahayakan nyawaku hahaha dasar anak baru tamat SMA.
Padang ke Lubuk Sikaping memakan waktu 5 jam perjalanan dengan ongkos travel 50 ribu rupiah. Armada travel yang nyaman dan sopir yang sangat bersahabat mematahkan kegalauan anak bau kencurku.
Sampai di rumah tampak sepi, ayah rupanya sedang tiduran dan ibu sedang di dapur. Ucapan salamku langsung menyentak ayah dan ibu. Aku langsung menghambur kepelukan tempat ternyaman di dunia ini, pelukan ibuku. Kusalam takzim kedua malaikatku.
"Cieeee anak kuliahan dah pulang." tuh kan biasalah kakak no 7 selalu tidak pernah khilaf untuk menggodaku.
"Hahaha, ya dong. Nih, aku belikan sanjai." kuulurkan sanjai yang diterima dengan mata berbinar, dasar hobi makan hahaha.
Sanjai adalah makan khas daerah Bukittinggi terbuat dari ubi kayu atau singkong yang diiris tipis dan diberi bumbu lalu di goreng. Kriuknya oke banget dan renyah.
Perjalanan dari Padang ke Lubuk Sikaping melalui kota Bukittinggi. Teringat para saudaraku dirumah makanya kubeli beberapa jenis makanan. Salah satunya sanjai.
Selain kota Lubuk Sikaping aku penyuka kota Bukittinggi juga. Kotanya adem dan begitu berbudaya. Bagiku sangat eksotis.
"Cerita dong gimana urusan kampusmu Lun." Kakak no 4 mulai menginterogasiku.
Kuceritakan semuanya, sedetil mungkin.
"Berarti peralatan makan dan memasak yang belum ya." ujar Ibu.
"Biar sama aku saja besok dibeli perlengkapan Aluna, Bu." Kakak no 2 yang akan mengantarku besok ke pasar.
"Lun, sudah nampak senior ganteng nggak di kampus?"
Semuanya tertawa mendengar kakak no 5 menggodaku.
"Kuliah yang serius dulu baru memikirkan hal yang lainnya." Seperti biasa nasehat ayah akan membungkam godaan-godaan dan celoteh kakakku.
Senja turun di ufuk barat. Menenggelamkan kekuasaan Mentari.
"Bersiap sholat maghrib, ya semuanya. Kita sholat Maghrib berjamaah." perintah Ayah.
Semuanya bergerak mempersiapkan diri. Ayah adalah segalanya bagi kami. Ajaran agama kuat membentuk alur hidup kami. Sholat diupayakan selalu berjamaah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Puzzle of Love
RomanceBagi Aluna kuliah di jurusan Biologi adalah impiannya. masa orientasi kampus begitu berkesan karena dia diplonco oleh para senior. Zaky adalah senior yang paling santai dibanding senior lainnya yang kejam. Aluna tidak diplonco seperti senior lain me...