Perempuan Misterius

6 1 0
                                    

"Gelapnya langit malam tak bisa kutembus, tapi masih bisa kurasakan udaranya.  Begitu juga dengan hidupku, sulit menembusnya tetapi masih bisa kurasakan jalan keluarnya. Sebagai pelajar apa hanya harus belajar supaya sukses? atau ada jalan lain kah?, sungguh membingungkan jalan cerita ini."
---------------------------------------------------------


"Jadi, keputusan nona sudah benar-benar matang mengenai hal itu?" tanya seorang pria paruh baya.

"Sebagai mentor dari jurusan bisnis, aku seharusnya tahu betul apa yang kuputuskan demi suksesnya acara ini, terlebih lagi yang akan hadir bukan dari kalangan biasa." jawab seorang perempuan yang berpenampilan rapi tersebut.

"Baiklah." jawab pria paruh baya itu lagi.

"Oh iya, tuan Zhou apakah mahasiswa yang kutelepon kemarin sudah datang?" tanya perempuan itu, rupanya pria itu bernama tuan Zhou.

"Sepertinya sudah, nona Viella." jawab tuan Zhou, ternyata perempuan itu bernama Viella.

"Beritahu mereka untuk berkumpul di auditorium." pinta nona Viella dengan tegas.

Di sisi lain, Aiden yang pergi ke kampusnya dengan buru-buru, sudah menaiki bus yang tujuannya ke kampusnya yaitu Nanyang Technological University [NTU].
Diperjalanan ia, menerima pesan dari  nomor yang sama seperti yang menelpon semalam. Ia sangat tahu jelas, karena riwayat panggilan masuk belum ia hapus. Dan ia menanyakan siapa pemilik nomor tersebut, tetapi ia tak mendapat jawaban.

Kemudian, dia melihat ada seseorang perempuan yang ia pernah lihat sebelumnya, yang tampak kelelahan berdiri sehingga membuat Aiden iba dan menawarinya tempat duduk, kemudian perempuan itu berterima kasih padanya. Tetapi ada hal janggal yaitu, suara perempuan itu mirip sekali dengan suara yang ia dengar pada telepon malam kemarin itu. Tetapi tetap saja ia tak berani menanyakan hal itu, sampai mereka sampai di kampusnya.

Aiden lalu dengan cepat menuju auditorium dan ia melihat ada sekumpulan orang yang berkumpul. Diantaranya adalah Herril dan Tammy juga perempuan yang di bus tadi hadir di pertemuan tersebut. Lalu datanglah nona Viella dari pintu utama.

"Baiklah, perkenalkan saya nona Viella, mentor kalian yang baru, saya yang menghubungi kontak-kontak anda semua kemarin malam. Maaf sebelumnya atas ketidaknyamanan tersebut." ucapnya.

"Kalian saya kumpulkan di sini dengan tujuan, keikutsertaan dalam acara Millenials Business, yang kebetulan universitas kita yang terpilih. Event ini bukan event tahunan, melainkan event seumur hidup sekali. Yang akan menghadiri juga tak main-main, mulai dari CEO Shinhwa dari korea selatan, CEO Harvey dari Paris, dan pimpinan-pimpinan perusahaan besar lainnya." sambung nona Viella.

"Jadi, kami dibutuhkan? Untuk apa?" tanya seorang dari mereka.

"Oh, kalian yang mengisi acaranya, dan mengurus acara ini agar sukses, berkas-berkasnya ada di meja depan kalian itu.  Kuserahkan pada kalian ya!" jawab nona Viella sambil jalan keluar dari auditorium.

Mendengar pernyataan nona Viella, Aiden pun seperti tak percaya apa yang ia dengar. Terlebih lagi saat ia mengetahui bahwa idolanya akan hadir pada acara itu, dan ia semakin tak percaya bahwa ia mendapat tugas menjadi pendamping dari CEO Harvey Company yang merupakan idolanya.

Tak banyak orang tau mengenai perusahaan tersebut, tetapi intinya Aiden bisa sampai di universitas kebanggaan singapura itu berkat CEO Harvey Company melalui motivasi-motivasi yang beliau berikan.

I'm a child of the worldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang