"Singapura itu sangat indah, belum lagi melihatnya dari Marina Bay Sands ataupun Singapore Flyer, suasana Marina Garden juga begitu menenangkan segala jiwa. Namun tetap saja tak bisa mengurangi kenangan kelamku, seperti sudah menjadi makananku sehari-hari. Beruntungnya masih ada teman-temanku yang mendukung dan seperti sudah menjadi bagian dari diriku, karena itu lah satu hal yang tak kuingin adalah kehilangan kembali bagian dari diriku."
---------------------------------------------------------
"Kring......." bunyi dari alaram Aiden yang begitu keras, sampai-sampai bisa menembus dan mengguncang mimpi dari tidurnya. Pagi itu seperti biasa, ia merasakan pusing di kepalanya yang terasa seperti diputar-putar tanpa henti, kemudian ia beranjak dari tempat tidur lalu merapikannya, setelah itu ia mandi dan sarapan. Tak seperti hari biasanya, hari ini ia tidak memiliki jadwal mata kuliah. Tetapi tetap saja ia harus ke kampusnya untuk mempersiapkan Millenials Business Fair yang tinggal menghitung hari. Setelah bersiap diri ia pun pergi ke kampusnya, bedanya hari ini ia tak perlu buru-buru seperti hari-hari lainnya.
"Hanya begini yang kau bisa buat? bukan hanya tak lengkap tetapi, ini masih bisa dihitung kerangka, setelah ini kau perbaiki kembali dan serahkan kepadaku besok!" bentak nona Viella.
"Baiklah nona." jawab Tammy sambil keluar dari ruangan administrasi bisnis.
Aiden yang baru saja sampai melihat Erick dan Tammy bersandar di dinding luar ruang administrasi bisnis dan langsung bertanya "Bagaimana hasilnya? apakah diterima?" sambil meminta dan melihat proposal Tammy.
"Ah.. seperti yang kau bisa tebak, tentunya ditolak." jawab Erick sambil menghela nafas panjang.
"Yah.. sudahlah kami ingin mengopi dulu, apa kau mau ikut?" tanya Tammy.
"Ehm.. sepertinya tidak, aku harus memberikan ini kepada nona Viella." ucap Aiden.
"Aku melihat nasibmu sama seperti kami, ah sudahlah. Semoga ditolak ya?" ucap Erick dan Tammy yang pergi sambil tertawa.
Sambil menghela nafas "Yah.. sepertinya" ucap Aiden dalam hati.
Saat ingin masuk ke ruangan nona Viella, Aiden seperti tertegun dengan kehadiran Ana di dalam ruangan tersebut. Pikirannya pun mulai tidak karu-karuan, setelah beberapa lama ia terdiam di depan pintu ruangan, ia kemudian memberanikan diri untuk masuk, dan kebetulan Ana berbalik badan dan keluar sambil membaca naskah-naskah.
"Ah.. Aiden, bagaimana? bisa apa tidak membuat apa yang aku minta? tanya nona Viella.
Aiden menyerahkan proposal dengan sedikit gugup dan sedikit gemetar, terlebih lagi nona Viella memang memiliki tatapan yang serius dan wajah yang sedikit sinis. "Bisa" ucapnya secara singkat.
"Baiklah kalau seperti itu. Yang ini benar, yang ini juga benar, yang ini hampir ada salah tapi tidak masalah, faktor pendukungnya juga ada, sudah sistematis. Oh.. ini ada sedikit kesalahan, harusnya di sini tidak menggunakan mikro & makro, disingkat saja langsung ke rencana selanjutnya." jelas nona Viella.
"lembar ini dihilangkan saja, tidak berpengaruh kok, Oh iya.. bolehkah saya minta tolong?, berikan lembar-lembar ini ke nona Liliana! ia melupakannya tadi saat ingin ke luar." sanggah nona Viella.
"Baiklah" ucap Aiden.
Aiden pun meninggalkan ruangan administrasi tersebut, tetapi setelah di luar ia baru sadar nama Liliana yang belum pernah ia dengar dan makin kebingungan mencari pemilik nama tersebut terlebih lagi tidak ada orang di sekitarnya yang bisa ditanyai. Beberapa saat, ia berpapasan dengan perempuan yang berlari menuju ruang administrasi, Aiden terkejut sekaligus kebingungan karena sesosok itu perempuan berlari secara tiba-tiba ke arahnya. Aiden pun dengan refleknya sontak sedikit berteriak "Hey.. tunggu, bolehkah saya bertanya?" tanya Aiden, tetapi perempuan tersebut tidak menoleh apalagi menjawabnya. Disela-sela itu datang lah Erick dan Tammy dari lorong kanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm a child of the world
Ficción GeneralKelam.. itu lah isi hidup seorang Aiden, tak terhitung lagi penderitaanya selama ini, getirnya kehidupan sudah biasa ia alami. Berbagai peristiwa ia alami, berbagai tempat ia datangi dan berbagai kesempatan ia ambil demi mimpinya, yaitu menjadi sebu...