Saya ingat, kamu suka hujan, sedangkan saya menyukai salju.
Secepat mungkin, saya ingin menemuimu dan melihat hujan bersama di teras rumahmu sambil meniup-niup cangkir teh yang hangat. Saya ingin melakukan hal-hal yang kita lakukan dulu sebelum saya pindah ke Halle.
Kini, kita sudah berusia limah puluh. Kita sudah jadi kakek-kakek kesepian yang merindukan teman (atau hanya saya saja?). Banyak hal yang saya janjikan padamu selama berwindu-windu kita tidak bertemu dalam otak saya, tetapi saya tidak berani mengungkapkannya dan akhirnya tidak punya keberanian pula untuk mewujudkannya.
Saya sudah reot. Tinggal menunggu untuk dijemput. Tapi sekarang, saya tidak perlu menunggu lagi, Park Jimin. Saya sudah dijemput; raga saya siap dikuburkan dan dibubarkan jadi tanah kembali, sedangkan janji-janji saya siap saya uapkan ke langit yang sekarang sedang berkabung.
Terakhir, Jimin, saya akan berjanji. Kalau besok masih hujan, saya akan datang. Saya akan menjengukmu yang kini berada di panti jompo. Meski kamu tidak akan bisa melihat saya, saya akan tetap datang kalau besok masih hujan.
Maaf, kalimat saya berantakan.
Tertanda,
Kim Taehyung
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalau Besok Masih Hujan
FanfictionKalau sampai besok masih hujan, kupegang janjimu: Kamu akan datang, Taehyung. Tetapi kulihat, hujan tidak pernah datang sejak semalam.