Apa salahnya diri ini berjuang untuk mendapatkannya? Perihal gagal itu sudah menjadi risiko dalam perjuangan, setidaknya diri ini pernah mencoba
-🦋Love with Innocent Girl🦋-***
Malam harinya Icha duduk di balkon kamarnya. Dalam benaknya dipenuhi rasa penasaran akan isi dalam kotak itu. Angin semilir pun menemani dirinya di malam yang sejuk itu. Pikirannya terus melayang-layang akan apa yang ia temukan di kamar Aqsha beberapa saat yang lalu.
"J-jadi selama ini-"
"Natasha, lo belum tidur?" Terdengar suara berat milik Aqsha dari arah belakangnya.
"Eh, Icha belum ngantuk," jawabnya gugup.
Aqsha mendekat. Bahkan, Icha dapat merasakan deru napas panjang Aqsha. Aqsha lalu duduk di samping Icha menggengam telapak tangan mungilnya. "Jangan bohong dari gue. Pasti ada yang mau lo omongin, 'kan?"
Icha terdiam beberapa detik. "Hmm ... Sha, eh Bang. I-Icha. Hmm ... Icha-"
Ucapan Icha terhenti kala tangan Aqsha membelai rambut panjang Icha. "Gak usah gugup sama gue."
Sebenarnya Aqsha sudah tahu jika Icha sudah mengetahui kebenaran bahwa Aqsha yang menyembunyikan semua teroran untuk dirinya.
Aqsha tahu itu karena beberapa saat sebelumnya ....
Aqsha keluar dari kamar mandinya. Ia mengenakan kaus polos berwarna hitam dan celana pendek berwarna cokelat tua. Ia menggosok-gosokkan kepalanya yang basah dengan handuk kecil. Ia terkejut akan kehadiran kedua sahabatnya yang berdiri di sudut kamarnya. "Astaghfirullah. Kalian ngangetin."
"Maaf, Aqsha. Kami cuma mau kasih tahu kamu aja," ucap Ririn seraya terkekeh. Bagi dirinya itu lucu namun, bagi manusia normal tawa itu menyeramkan.
"Berhenti tertawa. Tawa lo menyeramkan. Cepat ada apa?" Aqsha duduk di atas ranjangnya, kedua sahabatnya melayang dan berhenti di hadapannya.
"Ini menyangkut Icha," sahut Andra.
Kening Aqsha terlihat berkerut wajahnya pun tampak begitu serius layaknya para siswa yang tengah mengerjakan ulangan Matematika. "Icha kenapa?"
Ririn menunjuk pada sebuah kotak berwarna merah. Aqsha mengikuti arah yang ditunjuk. Aqsha mengangguk. "Itu teroran untuk Icha. Ada apa?"
"Icha datang ke sini lalu dia membuka kotak itu," jelas Ririn dengan wajah pucatnya.
"Dia pasti terkejut Aqsha. Temui dia sekarang. Dia pasti membutuhkanmu," suruh Andra.
Aqsha melempar sembarang handuknya. Tanpa menyisir rambutnya ia beranjak dari posisinya itu. "Bukan cuma terkejut dia pasti panik, juga pasti ketakutan sekarang. Gue harus temui dia!"
Flashback off.
Itulah mengapa Aqsha bertanya seperti itu kepada Icha karena, ia sudah tahu bahwa Icha sudah mengatahui kebenarannya.
"B-Bang, lo sembunyiin teroran I-Icha, ya?" Akhirnya bibir Icha mampu mengeluarkan pertanyaan itu.
"Natasha, gue takut lo kenapa-napa. Bahkan bukan cuma gue. Tasya, Marsya, Iqbal sama Niko juga ikutan. Kita takut lo sedih, Natasha. Sorry kita terpaksa sembunyiin ini dari lo."
"Makasih," lirih Icha dengan mata yang berkaca-kaca.
Secepat kilat Aqsha membawa Icha dalam dekapannya, membawa ketenangan untuk sang empu. "Janji cerita semuanya sama gue dan yang lain. Oke?"
![](https://img.wattpad.com/cover/230757756-288-k307936.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[☑️] Love with Innocent Girl
Teen Fiction🌻WELCOME TO MY FIRST STORY^^ 🌻 CERITA SUDAH TAMAT [✔️] 🌻 Don't forget for vote and comment, Guys!! 🌻 If you like my story please follow me! Thank you!! 🌻 Semoga betah, HAPPY READING YAW^^ 🥀🥀🥀 Kisah ini menceritakan seorang gadis cantik anak...