day with natsu

887 118 9
                                    

Hari rabu setelah pulang sekolah


Hinata berjalan menuju rumahnya karena tidak ada kegiatan klub hari itu. Dia juga membeli beberapa snack di supermarket untuk dimakan bersama adiknya.

Dia mengetuk pintu rumahnya dan dilihatnya ibunya membukakan pintu

"Tadaima kaa-san" ucapnya sambil memeluk sang ibu

"Okaeri shouyo" ucapnya

Hinata langsung melepas sepatunya dan meletakkannya di rak sepatu dengan rapi. Dia bergegas menuju kamarnya dan langsung mandi.

Setelah mandi, dia duduk di sofa kamarnya dan membaca sebuah novel yang diambilnya dari rak buku.

Terdengar suara langkah kaki kecil yang semakin lama terasa semakin mendekat dan....

'brak'

Natsu tiba tiba datang, melompat ke arah kakaknya dan langsung memeluk sang kakak

"Nii-san, ayo kita nonton film" ucapnya dengan mata berbinar binar sambil tersenyum lebar.
Hinata mengelus rambut sang adik dan tertawa kecil melihat tingkah adiknya.

Hinata memasangkan sebuah film komedi di televisi yang ada di kamarnya dan duduk di tempat tidurnya bersama sang adik yang sudah menunggu. Mereka juga memakan beberapa cemilan yang dibawa oleh hinata sepulang sekolah tadi. Mereka tertawa bersama ketika melihat adegan lucu yang mereka tonton. Setelah beberapa film, mereka memutuskan untuk pergi ke taman.

Hinata dan natsu memakan es krim sambil berjalan jalan menikmati udara segar di taman.

"Nii-san, ayo main ke timezone" ajaknya dibalas anggukan hinata. Mereka bermain selama 1 jam, dan natsu mendapatkan banyak boneka yang hinata dapatkan dari permainan capit boneka.

Mereka menikmati hari ini, terutama natsu yang sangat bahagia bisa menghabiskan waktu bersama sang kakak tersayangnya.

Mereka kini sedang berperang di ruang keluarga. Yaa.... mereka sedang bermain game battleground online.

Ayah dan ibu mereka sedang pergi ke rumah sakit untuk membuat janji dengan dokter yang akan mengoperasi hinata sebentar lagi.

"Nii-san...." panggil natsu pelan

"Hm?" Jawabnya sambil mengalihkan pandangannya kearah adiknya

"Nii-san.... berjanjilah kau tidak akan meninggalkan ku" ucap natsu dengan suara yang bergetar, matanya pun mulai basah. hinata hanya menatap mata adiknya dalam dalam dan tersenyum.

"Terkadang... tidak semua yang kita harapkan bisa terkabul natsu. Nii-san tidak mau mengingkari sebuah janji padamu. Kalau kita berharap kalau nii-san bisa sembuh dan nii-san sembuh, itu berarti kamisama mendengar doa kita. Aku juga ingin sembuh.... tapi kalau aku tidak sembuh setelah berjanji akan sembuh padamu, bukankah aku menjadi nii-san yang buruk?" Ucap hinata dengan tatapan sedih. Natsu menangis dipelukkan kakaknya sampai dia lelah hingga tertidur dipelukkan sang kakak.

Hinata menidurkan sang adik ke sofa dan menyelimutinya.

Dia hendak pergi ke kamar dan mengambil obatnya, tetapi belum sempat dia mencapai pintu kamarnya dia kehilangan kesimbangannya dan terjatuh. Pandangan mulai buram

'Uhuk..... uhuk....' dia mulai batuk dan mengeluarkan darah dari hidungnya.

Dia berusaha menyeret badannya menyandar ke dinding karena kakinya terasa sangat berat dan menelpon ayahnya, tetapi tidak di jawab. Begitu pula dengan ibunya

'Siapa lagi yang harus ku hubungi??' Batinnya

.....Yachi.

Dengan cepat dia menelpon nama yang tertera di layar handphone nya.

"Moshi moshi hinata" sapa nya

"Uhuk.... yachi.... tolong....." ucap hinata dengan susah payah

"Hi-hinata?? Kau kenapa?! Aku akan datang, tunggu yaa!!" Ucapnya cemas dan mematikan handphonenya.

"Nii-san?? Nii-san kenapa?!" Teriak natsu yang tiba tiba mendatanginya

"Eh... aku membangunkan mu ya?" Tanya hinata sambil tersenyum kecil

"Apa maksudmu? Harusnya nii-san panggil aku tadi, ayo ke rumah sakit sekarang" ucap natsu dengan sangat cemas. Dia mengambil handphonenya dan menelpon ambulan.

Belum lima menit, yachi sudah tiba dan membantu natsu untuk menyiapkan barang hinata untuk ke rumah sakit sedangkan hinata di dudukkan di sebuah sofa kecil di dekat mereka.
Ambulan pun datang dan langsung membawa pergi lelaki yang sudah terkulai lemas itu menuju ke rumah sakit.
.
.
.
.
.
.
Kedua orang tuanya kini sibuk membahas kesehatan sang anak yang makin hari makin memburuk, sedangkan yachi mencoba menangkan natsu yang menangis di samping tempat tidur kakaknya.

Yachi sendiri pun menangis melihat sebuah tali infus yang menusuk kulit pucat sahabatnya, serta ventilator yang ada di wajahnya untuk memberikan udara.

"Aku ga mau nii-san pergi......" tangis natsu sambil memeluk yachi

"Aku juga" ucap yachi pelan

'Jangan tinggalkan kami hinata..... aku menyayangimu, aku masih ingin membuat banyak kenangan. Kita bahkan belum pergi jalan jalan besok' batinnya

Di tempat orangtua hinata

"Dr. Hinata.... ini mengenai shouyo. Aku rasa kalian sudah tahu kan mengenai operasi yang akan di jalankan minggu depan?" Ucap dokter bedah itu

"Iya... lalu?" Tanya sang ibu sedih

"Aku rasa, kita harus mempercepat jadwalnya. Ini sudah semakin parah, aku rasa jumat adalah hari yang tepat untuk melakukan operasinya" Ucap dokter itu. Dibalas anggukan kedua orang itu.

"Yang penting shouyo selamat" ucap sang ayah.
.
.
.
.
.
.
.
.
Yachi menelpon para anggota karasuno dan memberitahukan apa yang baru saja terjadi.

....

"Jadi aku rasa, kita tidak bisa melakukan jalan jalan besok daichi-san" ucap yachi sedih

"Bagaimana kalau besok kita bersama tim lainnya menjenguk hinata saja?" Tawar daichi

"Ya!! Aku rasa itu akan lebih baik" ucap yachi sambil tersenyum senang.

Tanpa dia sadari.... itu akan menjadi kenangan bahagia mereka bersama hinata....





Yang terakhir.....


















To be continue....

Jangan lupa vote dan komentar....

( ● _● ) ♡ ♡

when the sun is gone [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang