Chapter 2 - Lucky Day

15 0 0
                                    

Hallo everybody ✨
Pripun kabare sedoyo? Semoga sehat semua ya, yang sedang sakit ataupun patah hati semoga segera pulih dan diberikan kesehatan.

Di masa pandemi ini jangan males buat olah raga ya, perbanyak minum air putih, dikurangin es-es nya dan terus berdoa biar dikasih kesehatan terus.

Kali ini pembukaan dari Eng agak berbeda ya, karena Eng mau kita semua berdoa supaya keadaan segera pulih normal dan kalian semua sehat selalu.

Oke deh, ini next partnya ya.
Happy reading 💙

***
My music playlist:

EXO - Don't Fight The Feeling

Your music playlist?
***

Senandungan kecil terdengar dari bibir mungil Mireya. Gadis itu tengah bersiap menyantap sarapan yang sudah ia buat. Sembari menggigit roti isi selai coklat, ia mengecek ponselnya. Ada puluhan pesan masuk yang hampir semua isi pesannya sama, yaitu ucapan selamat bertambah usia untuk dirinya.

"Apa aku harus membalas satu persatu? Ini sangat banyak," guman pelan Mireya.

Wajar saja jika dirinya mendapat begitu banyak ucapan ulang tahun dari teman-temannya, mengingat dirinya yang supel dan ramah kepada semua orang. Belum lagi hobinya yang suka mengoleksi teman dari dalam maupun luar negeri.

"Akan aku balas nanti saja," ucap Gadis itu sembari menekan tombol 'lock' pada ponselnya.

Ia kemudian  merapihkan meja makan mininya, mengambil tas dan bergegas menuju halte bus yang berada di dekat Apartemen, tempat tinggalnya.

Selama diperjalanan, Mireya mendengarkan lagu dari earphonen yang terpasang pada ponselnya dan membalas ucapan-ucapan selamat dari teman-temannya.

'Nunna, aku ada hadiah istimewa untukmu' pesan ini dari Ye-Jun, sahabatnya.

'Tunggu dulu, aku lupa memberi ucapan untukmu. Ekekek, Happy Birthday Nunna, semoga kau sehat selalu agar kita bisa bertemu dan semoga kau memiliki uang yang banyak agar bisa mentraktirku ramen' lanjut isi pesannya.

"Huh? Ucapan macam apa ini? Setelah memberi doa, meminta gantinya," Mireya mengedumal kecil.

Namun tidak dipungkiri, ia senang dengan semua ucapan baik yang ia terima. Senyuman kecilpun terukir di bibirnya. Entahlan, ia bingung ekspresi bagaimana yang akan ia gunakan untuk menggambarkan lucky day miliknya ini.

Setibanya di ruang kerjanya, Mireya menepuk jidatnya. Ia bingung harus memasang ekspresi bagaimana saat melihat banner besar yang terpampang jelas wajahnya beserta tulisan "Selamat ulang tahun Wanita SINGLE".

Bu Defina menyambut dengan senyuman lebar. Sangat lebar hingga Mireya ngeri senyuman itu bisa merobek bibirnya.

"Surprise!! Ini kejutan ke dua dari Ibu untukmu darling."

Gadis itu hanya diam, detik selanjutnya Mireya memasang senyum kaku. Ia menahan malu karena wajahnya terpampang sangat jelas di bener besar itu. Lebih parahnya, foto itu bisa saja ia kategorikan sebagai salah satu foto aibnya.

"Gimana-gimana? Suka ide Ibu tidak? Ini semua juga di bantu teman-teman semua divisi lho," ujar bu Defina sembari mengaitkan tangannya ke lengan Mireya.

"Hehe, apa tidak ada foto yang sedikit lebih bagus bu?" Tawar Mireya.

Masalah nya ada pada foto itu, sungguh. Untuk predikat 'single' gadis itu tidak mempermasalahkan, karena benar adanya. Namun untuk foto itu, tentu saja ia sedikit keberatan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HIDDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang