RALIZA:FIVE

116 89 77
                                    

Janlup komen sama vote guys

Happy reading 💜

»

»——⍟——««


"Ehh za, ntar lu pulang bareng siapa?" Tanya Risa.

"Sendiri, gue bawa mobil," jawab Raliza.

"Ohh, okelah," ucap Risa.

"Emang kenapa lo tanya begitu? Mau nebeng lo." Timpal Rian.

"Enggak lah, nanya aja." Ucap Risa.

"Woi! Tadi gue dipanggil sama bu Dian katanya bentar lagi bel bunyi tapi sebelum pulang kita disuruh bersihin kelas!" Ucap Dimas (ketua kelas) yang baru saja memasuki kelas.

"Ngapain bersihin kelas, kan udah bersih." Ujar salah satu siswi.

"Nah iyaa ngapain dibersihin, mending langsung pulang." Timpal Raya.

"Gue gak tau, tapi tadi bu Dian nyuruh dibersihin dulu," ucap Dimas seraya berjalan ketempat duduknya.

"Yaudah sih gak usah dibersihin ntar kalo bu Dian nanya bilang aja lupa," ucap Aldo yang sedang bermain game di bangku pojok kelas.

"Ehh za mau kemana?" Tanya Rama yang melihat Raliza bangkit dari duduknya.

"Pulang," jawab Raliza singkat.

"Eh tembok. Belom bel woi," ucap Raya.

"Kelamaan, gue pulang duluan." Ujar Raliza lalu pergi meninggalkan kelas.

"Lah, enak banget main pulang aja, dia kira sekolah bapak dia apa" Kata Rama.

"Yaudah woi, balik aja semua! Ntar kalo bu Dian marah salahin Dimas, bilang dia yang nyuruh pulang! Raya yang cantik mau pulang bye!" Ucap Raya membuat seisi kelas keluar untuk pulang.

Sedangkan Dimas yang sedang membereskan alat tulisnya terkejut oleh ucapan yang dilontarkan Raya.

"WOI RAYA KAMPRET AWAS LO YA! KAGAK GUE KASIH CONTEKAN LAGI LO!"

"Hahahaha, bodo amat. Gue bisa nyontek  sama Ralizaa!" Timpal Raya yang berada diluar kelas.

Kini, Dimas hanya bisa menahan kekesalan nya, siap siap aja dimarahin sama bu Dian.

»»——⍟——««

Sedangkan Raliza sedang berjalan melewati koridor lantai satu seraya memutar-mutarkan kunci mobil dijari nya. Tiba tiba saja seseorang menabrak nya membuat kunci mobil yang ia mainkan tadi terjatuh.

BUGH

"Sorry, gue nggak sengaja. Lo gapapa kan?" ucap laki laki yang menabraknya nya itu.

"Hmm iya, gue gapapa," ucap Raliza datar.

"Kenalin gue Bumi, XII IPS-2." Ucap Bumi, laki laki yang menabraknya tadi mengulurkan tangannya kepada Raliza.

"Gue Raliza. Gausah salaman tangan gue kotor," ucap Raliza mengambil kunci mobilnya yang jatuh tadi lalu berjalan menuju parkiran.

Sedangkan Bumi menghembuskan nafas nya menatap punggung Raliza yang perlahan menghilang dengan tangan yang dimasukkan ke dalam sakunya.

"Jadi dia cewek yang lo maksud," batin Bumi, melangkahkan kakinya menuju kelas mengambil barangnya yang tertinggal.

»»——⍟——««

Sesampainya di rumah ia langsung memarkirkan mobil kesayangannya itu ke garasi, lalu turun memasuki rumah. Namun langkahnya berhenti mengingat kotak kecil yang diberikan abang nya lewat tito. Ia buka kotak itu dan menampilkan sebuah gelang berwarna moca yang tengahnya terdapat perak yang bertulisan A&R membuatnya bingung menatap gelang tersebut.

"Gelang? Ngapain abang ngasih gue gelang," gumamnya.

"Ahh bodoamat lah," ucapnya seraya memasukkan kotak yang berisi gelang tersebut ke dalam tas lalu berjalan memasuki rumah.

"Assalamualaikum, bunda!" Ucap Raliza membuat bunda yang sedang memasak di dapur terkejut.

"Astaghfirullah, kamu ngagetin bunda aja," ucap bunda berjalan menghampirinya.

"Hehe, maaf ya bun"

"Iyaa ga papa,yaudah kamu masuk kamar gih, ganti baju terus makan." Titah bunda sambil mengelus kepala Raliza.

"Okee siap bunda," ucap Raliza seraya mengecup pipi bunda lalu naik ke atas. Sedangkan bunda hanya menggelengkan kepalanya menatap kepergian anak bungsunya itu.

Setelah raliza selesai ganti baju, ia langsung turun ke bawah untuk makan siang. Disana sudah ada Bunda, Papa, dan bang Reval.

"Siang semuanya," sapa Raliza tersenyum lebar menampilkan deretan giginya.

"Siang juga sayang," balas papa.

"Kok papa disini? Ini kan masih jam kantor," ucap Raliza seraya duduk di samping Reval.

"Gapapa lah, papa kan bosya. Emangnya kenapa, kamu nyusir papa?" Kata papa menatap Raliza.

"Enggak gitu, maksud iza papa kok bisa ada disini. Tadi kan belom ada, mobilnya aja enggak ada,"

"Papa kamu ngambil berkas yang ketinggalan, tadi diantar sama pak Slamet sekalian papa mau makan siang bareng," ucap bunda menjelaskan.

"Oh gitu. Yaudah yukk makan, cacing diperut iza udah demo hehe," ucap Raliza dengan cengiran nya.

Setelah makan bersama tadi selesai, dan papa yang sudah kembali ke kantor, bunda yang sedang nonton film kesukaannya diruang keluarga, bang Reval yang sedang main PS dikamarnya. Sedangkan dia berada di kamarnya tiduran diatas kasur dengan posisi tengkurap dengan bantal yang ditaruh di bawah dagunya.

"Huhh bosen gue. Mau tidur tapi ga bisa"

"Apa gue ke kamarnya bang lval aja kali ya, sekalian nanyain gelang tadi." Ucapnya lalu beranjak dari atas kasur menuju kamar abangnya.

Ceklek

"Abangg!"

"Hmm"

"Lagi ngapain? Main ps?"

"Kalo udah tau kenapa nanya izaa"

"Hehe. Abang iza mau tanya"

"Hm tanya apa?"

"Tadi abang kasih iza gelang itu apa?"

"Ohh gelang itu, kamu gak inget sama gelang itu?"

"Kalo iza inget, gak akan tanya ke abang dong"

"Iya yah hehe"

"Jadi itu gelang apa?"

"Umm gak tau"

"Ihh abang gimana sih kok gak tau, kan abang yang kasih ke izaa,"ucap raliza cemberut.

"Eh kok ngambek sih," ucap Recal seraya mencubit pipi adiknya itu.

"Ngak usah pegang pegang!"

"Galak banget sih,ntar abang beliin es krim deh"

"Bener ya?"

"Yeee, giliran es krim aja cepet"

"Ihh abang mah, pokoknya abang harus beliin iza es krim!"

"Iya iya bawel"

Tanpa mereka sadari bunda yang sedaritadi memperhatikan meret tersenyum hangat menatap kedua anaknya itu.

.
.
.
.
.
.
.
.

Next?

Vote sama komennya janlup
ya guys💚

See you next part💗

สวัสดีค่ะ 🤍

RALIZA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang