Sebentar lagi jam pelajaran akan segera di mulai. Sementara seorang gadis masih berada di atas gojek yang tengah melaju membelah jalanan Ibukota.
Mampus, udah telat. Batin gadis itu.
"Bang, bisa ngebut gak?"
"Bisa, neng."
"Kalo gitu buruan bang, saya udah telat."
"Siap, neng. "
Dalam hati, Naya mengumpati dirinya sendiri. Seharusnya tadi malam dia tidak marathon drama hingga jam 2 pagi.
Benar saja, sampai di depan gerbang sekolah Naya melihat sekelilingnya sudah sepi. Hanya ada satu dua orang yang sepertinya bernasib sama dengan dirinya.
Dengan gugup Naya melangkahkan kakinya melewati koridor kelas X kemudian naik ke atas tangga. Sekarang dia berdiri tepat di depan pintu kelas XI MIPA 2, yang tidak lain adalah kelasnya sendiri.
Baru saja ia akan membuka knop pintu, seseorang lebih dulu menariknya dari dalam.
"Astaghfirullah!"
"Nay! Anjir kaget gue. "
"Dira ih! Gue deg deg-an banget, gue kira guru. "
Naya lemas, tubuhnya hampir merosot kalau saja Dira tidak menahannya.
"Eh eh, lo jangan pingsan dong. Sana buruan masuk. Gurunya lagi rapat jadi ada tugas doang. "
Tipikal Naya banget. Kalo kaget, lemes.
Naya mengangguk kemudian melangkah menuju tempat duduknya.
"Widih ada angin apaan nih seorang Naya?telat? " celetuk Tiway tiba-tiba.
"Berisik lo! urusannya apa kalo gue telat?"
Tidak ingin di amuk macan, Tiway nyengir sambil membuat tanda 'peace' dengan jarinya.
"Tumben telat, Nay."
"Hehe, telat aja Jon. Lagian kenapa si, gue telat kalian yang heboh. "
"Aneh aja, dunia kaya mau kiamat," sahut seseorang di ujung belakang sana.
Dia adalah Gevan.
Tapi Naya tidak membalas dengan kata-kata pedas yang biasanya Ia lontarkan. Gadis itu hanya mendelik kemudian duduk berbalik membelakangi mereka.
"Yhaaaaa."
"Aduh disukro-in."
"Kacang, kacang! Woy gue jual kacang nih! Siapa yang mau?"
"Bangsat lo semua," umpatnya.
Joni kemudian menepuk-nepuk pundak sahabatnya itu.
"Chill bro, chill. Masih pagi. "
Joni memang yang paling waras dalam menghadapi situasi seperti ini.
Situasi yang sama sekali tidak pernah Joni pahami. Dimana kedua orang ini tiba-tiba menjadi asing satu sama lain.
Bagaimana awalnya dan apa penyebabnya, bahkan Gevan sendiri tidak tahu.
Naya tidak pernah memberi kesempatan untuk dirinya bertanya, apa yang sebenarnya terjadi? Apa salahnya?
Naya seakan sudah memboikot nama Gevano dari hidupnya.
Begitu saja, tanpa alasan jelas.
"You hate me and I don't know the reason. So, I'm just trying to hate you back. We're fair."
____
KAMU SEDANG MEMBACA
METAMORFOSIS
Fanfiction"Sinting. Lo kebanyakan nonton gituan makanya otak lo kotor," ucap Gevan sebelum berjalan meninggalkan Naya yang masih mematung di tempatnya. "SIALAN GUE GAK PERNAH NONTON GITUAN YA!" teriak Naya yang baru mencerna kalimat terakhir yang Gevan lontar...