•01•

16 1 0
                                    

Sma Pelita Jaya terletak disamping kota tua Bandung.Lokasinya agak tersembunyi,berdampingan dengan gedung-gedung tua dan alun-alun kota.Hal ini menjadikan sekolah ini terbilang berbeda dengan sekolah lainnya.Akan tetapi,kualitasnya terbilang modern.Meskipun demikian,Sma Pelita Jaya adalah sma dengan murid terbilang banyak dan orang-orang yang terbilang mampu.Meskipun begitu,mereka sangat berhati-hati dalam memilih murid baru.

Ketegangan kembali meliputi seluruh murid Sma Pelita Jaya.Seluruh murid tahu bahwa ujian kali ini menyeramkan dibandingkan dengan ujian harian biasanya.Bagaimana tidak,ujian harian kali ini menentukan lulus atau tidaknya mereka nanti.

Setiap orang tahu,nilai ulangan harian lebih besar dibanding nilai ujian akhir semester.Namun yang menjadi masalah,setiap nilai akan ditempel ditempel diseluruh mading sekolah.

Jika seluruh siswa-siswi berbodong-bondong menuju kolidor sekolah.Menciptakan suara dari jejak-jejak mereka yang terburu-buru.Berbeda halnya dengan perempuan bersama kedua laki-laki yang kini melihat aktivitas jalanan kota Bandung diatas rooftop.

"Key,nilai bahasa jepang lo berapah?"Seru Malik,salah satu sahabatnya.

"Paling juga sama seperti biasanya,"Celetuk Fabian,si mata abu-abu yang tampan dan populer seraya berdiri menghidupkan putung rokok.

"Kalau nilai bahasa jepang lo seratus lagi semester ini,berarti lo bulan depan bisa mewakili sekolah kita dong,dalam lomba pidato tingkat nasional," Si Hadden,si jakung dengan beribu pesona.Keysa yang mendengar itu hanya menghendikkan bahu.

"Kenzo juga seratus tuh,nilainya,"seru Malik yang cukup keras membuat dua orang dihadapannya ini cepat-cepat menutup telinga.

Keysa mengangkat tangan tangan dan mengajak Kenzo untuk bertos ria.Sama seperti Keysa,kemampuan bahasanya tidak diragukan lagi.

Kenzo yang melihat beberapa anak rambut laura berantakan segera mendekat dan mengikatnya menjadi satu.

Pada kesempatan itu,Keysa.bisa.menatap Kenzo dengan jarak yang cukup dekat.Ia bisa melihat ciptaan tuhan yang sempurna ada dihadapannya.Membingkai wajahnya yang putih,hidung mancung,mata lebar dengan bulu mata yang lentik dan juga bibir merah alami.

Tatapan Keysa dan Kenzo terputus ketika Malik dan Fabian pura-pura batuk dan bangkit."Gue balik duluan."

Mendengar itu Kenzo mengangguk dan membiarkan mereka kembali ke kelas.Melihat Keysa masih tak bersuara sampai Kenzo bertanya kepadanya,"Mau gue antar balik ke kelas?"

"nggak usah.Gue mau nyusul temen-temen gue dikantin."

Kenzo mengangguk dan membiarkan Keysa pergi.

Sebelum benar-benar pergi,Keysa melambaikan tangan kepada Kenzo.

ALL ABOUT US

Ranjana yang baru saja memasukkan suapan pertama mie ayam dikejutkan dengan Calista yang tiba-tiba menggebrak mejanya bersama Keysa dibelakangnya.Ia melotot ke arah Calista.Untung saja ia tidak menyemburkan makanannya dan membuat seragamnya kotor.

"sialan lo,"umpat Ranjana,yang mengikat rambutnya asal dan melanjutkan aktivitas makanannya.

Bukannya merasa bersalah,Calista hanya tersenyum geli melihat wajah merah padam Ranjana yang tengah menahan amarah.Ia teringat belum memesan apa-apa.Ia berjalan menuju salah satu penjual untuk memesan makanan.Keysa dan Ranjana sama-sama memperhatikan sebelum Ranjana berteriak."Dasar temen luknut."

Keysa tidak mau memusingkan teriakan Ranjana sebenarnya,sebenarnya ia lapar.Pagi tadi gara-gara ia bangun kesiangan dan tidak tidak sempat untuk sarapan.

"Lo udah tahu kabar ini?"tanya Ranjana tiba-tiba.Keysa menatap sahabatnya yang berwajah oval berhidung mungil.Beranama lengkap Carissa Xaviera Ranjana.

"Kabar apa?"balas Keysa yang tidak tahu apa-apa.

"Bulan depan lo bakal mewakili sekolah kita dalam ajang lomba pidato bahasa jepang tingkat nasional.Lo belum tahu kabar itu?"

Aku yang belum mengetahui kabar itu hanya bisa menggelengkan kepala."Belum."

"Seperti biasa,patner lo lo,Kenzo,"lanjutnya.

Keysa mengangguk.

Ranjana yang melihat jawaban Keysa hanya bisa mengangguk pelan.Bagi Ranjana,Keysa adalah gadis yang sangat cantik dengan hidung mancung,rambut hitam legam dan tidak lupa bibir ranum berwarna merah alami tanpa polesan apapun.

Calista kembali dengan semangkuk mie ayam dan segelas es teh."Sayang banget,jus jambunya nggak ada,padahal gue pengen banget minum jus jambu."ujarnya.

"Tadi lo,lihat mading ya?nilai kita udah keluar.Mau tak mau,Keysa menunggu jawabannya.

"Udah,"Calista mengaduk mie ayam agar sausnya merata."Gue lihat nilai lo-lo pada."

"Keysa seperti biasa nilai bahasa asing seratus."Calista menjelaskan lebih lanjut tanpa diminta."Kenzo juga seratus,Malik 85,Fabian 95."

Ranjana terpukau dengan nilai teman-temannya.Ia tidak terlalu pintar dalam mata pelajaran bahasa asing.Jadi,nilai sempurna adalah sesuatu yang menajubkan.Tak heran jika Keysa dan Kenzo murid olimpiade.

Selama menghabiskan sisa makanannya,Ranjana menebak-nebak berapa nilai yang diperoleh dalam mata pelajaran bahasa asing.













******

Gimana part ini?

Ini cerita pertama saya,mohon maklum jika banyak typo.

Jangan lupa vote and coment

ALL ABOUT USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang