Dentuman musik yang diputar oleh DJ diatas panggung mengalun keras digendang telinga laki-laki yang sejak tadi menyipitkan mata,silau akan lampu kelab yang berkedip-kedip.Puluhan orang melompat dan menari bersama-sama mengikuti irama musik.Disisi kanan dan kirinya tampak orang tengah duduk-duduk sambil meminum bir.Semua pengunjung wanita kelab itu mengenakan pakaian yang mengekspos tubuh seksinya.Sementara pengunjung laki-laki hanya menggunakan kaos oblong dan celana jeans diatas betis.Kecuali laki-laki itu,ia mengenakan balutan jas formal berwarna hitam.Terlalu sempurna hingga membuat mata kaum hawa terpersona.
Lelaki dengan tinggi seratus delapan puluh senti meter itu melenggang menuju pintu keluar.Baru saja berbalik,tangannya ditarik langsung oleh seorang pria berkulit putih,pemilik tangan itu adalah Gavin,sahabatnya yang mengajak masuk ke kelab setelah sekiam lama ia tidak menginjakkan kakinya lagi ditempat ini.
"Gue balik duluan."
Gavin tetap menarik tangan lelaki itu."Sebastian Sachdev rendra,nggak asik lo.Kita merayakan ini semuanya buat lo,masak yang punya acara pulang duluan."
"Lo harus senang-senang kali ini,sekali-kali lupain beban yang ada dipundak lo.Apa lo nggak kangen sama temen-temen lo?berapa lama lo ninggalin kita tanpa pamit dan baru kembali lagi sekarang?"
Bastian kembali ingat apa tujuan ia kembali ke Indonesia,termasuk ke tempat yang ia kunjungi sekarang.Ia kembali kesini hanya karena ia merindukan sahabat-sahabatnya dan membalaskan dendam.
"Lo duduk disini,aja.Gue mau gabung sama yang lain sambil ikut dugem."Bastian dapat mencium bau alkohol dari mulut Gavin.
Bastian sadar bahwa kali ini balas dendam nya tidak akan berhasil,entah dapat firasat dari mana ia bisa beramsumsi begitu.Andai tidak ada teman-temannya yang selalu menguatkannga selama ini mungkin ia sudah hancur sejak lama.
Bastian duduk,mengamati kejadian disekitar.Semoga kembalinya ia ke Indonesia bisa menemukan titik terang dari masalahnya.Ia mulai mengetik sesuatu dilayar ponsel,mencoba mengirim pesan kepada seseorang.
Usai mengirim pesan,pandangan lelaki berusia tujuh belas tahun itu hinggap pada seorang gadis yang menangis diatas meja.Dihadapannya tersedia dua botol wine,yang satunya masih penuh dan satunya tinggal separuh.
Ia mengamati gadis itu lagi.Tangannya yang lentik mengambil vapor dari dalam tas kecil berwarna abu-abu.Asap langsung membumbung saat gadis itu menghembuskan napas dari dalam mulut.
Tiba-tiba,seorang pria bertato kupu-kupu di lengan kiri duduk didepan gadis berambut hitam legam sepunggung itu.Dari dugaan Bastian,pasti lelaki bertato itu menawarkan sesuatu.Si gadis tidak banyak bicara,ia memilih pergi meninggalkan pria itu.
Dugh!
Bastian sedikit terkejut melihat sang gadis tadi dihantam keras ke tembok oleh seorang perempuan lainnya.
"Lo harus mati!"Ancam perempuan yang menghantam gadis tersebut.Wanita itu tak sendiri,ia bersama dengan seorang perempuan lainnya berambut pirang.
Gadis yang dihantam tidak mengatakan sepatah katapun.Ia meraih tas tangan yang terjatuh,kemudian berjalan dengan sempoyongan.Namun,tubuhnya tersungkur karna tersandung kaki perempuan berambut pirang itu.
"Lo rebut Kenzo dari gue."
"Gue nggak pernah ngerebut siapa pun dari lo,lo aja yang selama ini kegatelan."bantah si gadis.
"Wajah jelek lo ini harus gue hancurkan,"ancam perempuan tadi yang menghantam.Tubuhnya lebih berisi ketimbang perempuan yang berambut pirang.
Sebotol akohol ia keluarkan dari dalam tas.Tangannya dengan cepat membuka,hendak menyiram wajah gadis itu dengan akohol.Bastian tidak tinggal diam,ia segera menahan tangan perempuan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALL ABOUT US
Teen Fiction"Perjuanganku untuk mendapatkanmu seperti labirin yang sulit untuk menemukan titik terang dalam sekejap."