"4,3 detik?"
Tapak kaki dengan hak 1cm berjalan menapaki sebuah kantin. Tapak kaki itu adalah milik seorang siswi dengan kaca mata tebal dan sebuah buku kecil bersampul biru tua di tangan nya. Dia berjalan menyusuri keramaian untuk mencari sebuah bangku kosong disana.
Saat dia hendak duduk, sebuah teriakan yang menggema di ruang kantin itu menarik perhatian semua orang yang ada, bahkan si siswi ini.
"7 dari 10 remaja Indonesia mengalami gangguan jiwa akibat pria tampan yang nggak tau diri, tapi masih aja tetap tampan. Bahkan kurang ajar nya, setiap hari dia semakin tampan. Sungguh menguji kesehatan jantung."
Dia, Malaya. Malaya sangat geram mendengar teriakan itu, entah kenapa hati nya sakit saat saat siswi itu selalu menarik perhatian semua orang. Bahkan siswi itu selalu melakukan hal yang Malaya tidak bisa lakukan. Bukan karna Malaya iri, tapi dia juga ingin seperti siswi itu, berani untuk mengungkapkan perasaan pada orang yang dia cintai.
"Delan!" kembali siswi itu berteriak, dan menggambil semua perhatian orang di kantin ini. "Sarange."
"Tereret tereret, Sarange tereret tereret sarange," dia berhasil membuat seisi kantin tertawa dengan tingkah absurd nya. Malaya hanya bisa menghela nafas dan membuka catatan kecil nya.
Namun beberapa saat setelah itu, fokus Malaya kembali hancur dengan teriakan siswi tadi.
"Kalo gitu Lo ngasih gue 0,5 detik dari hidup lo!!"
Dan saat itu juga, Malaya menutup buku kecil nya dengan sedikit hentakan dan berdiri dari bangku itu. Sekilas, seseorang berjalan berpapasan dengan Malaya, bahu nya yang sedikit terguncang oleh bahu orang itu.
Malaya menatap si empu, dan betapa terkejut nya dia, bahwa orang yang menyenggol bahu nya adalah seseorang yang sangat dia kagumi. Tatapan mata nya yang tajam menusuk mata cokelat milik Malaya, membuat nafas nya tercekat, hingga beberapa detik setelah itu dia baru bisa bernafas saat orang tersebut memutuskan kontak mata mereka.
Malaya menatap kepergian orang itu dengan mata berbinar, dan sedikit senyum di bibir nya. "Bukankah tadi itu 4,3 detik?" batin Malaya dengan terus tersenyum tipis.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
MALAYA (OnGoing)
Ficção AdolescenteSatu hal yang aku butuhkan, mungkin ini bukan takdir, tapi aku ingin ini menjadi satu dari hoki ku. Meski begitu banyak keberuntungan yang aku dapati, tapi kenapa itu tidak berlaku pada kamu? Delan Akta Wiransyah? "Gue akan jadi orang pertama yang d...