Namanya Byun Baekhyun. Seorang remaja pria berusia 19 tahun dan telah menyelesaikan sekolah tingkat akhirnya. Iya, seharusnya begitu. Namun nyatanya tidak. Melihat matahari yang langsung menerpa wajahnya pun hanya hitungan jari. Semuanya berubah, dunianya berubah hanya seputar ruangan 3 kali 3 meter saja di lengkapi lampu temaram.Bibir tipis berwarna pink itu sudah tidak pernah mencetak senyuman indah. Kedua mata yang melengkung seperti sabit jika tersenyum atau tertawa pun hanya memiliki pandangan kosong—tak minat lagi dengan hidup ini. Jejak air mata juga selalu membasahi pipinya.
Seharusnya hidup itu anugerah, kan?
Tidak untuk Baekhyun.
Hidup adalah kutukan. Sejak 7 tahun lalu, hidupnya tak lagi indah. Mengakhiri hidupnya? Mungkin sudah ratusan kali ia mencobanya namun lagi-lagi Tuhan tak mengizinkannya pulang lebih dulu.
Hingga Baekhyun lelah, ia hanya mampu berpasrah dan menjalani semua ini dengan lapang hati. Tak ada lagi yang bisa ia lakukan selain berpasrah, bukan? Toh 7 tahun berlalu ia masih bisa hidup dalam kurungan neraka ini.
Bukan Baekhyun bodoh, hanya saja ia sudah tidak berdaya.
Baekhyun meringkuk memeluk lututnya di bawah selimut. Jam yang menunjukkan pukul 21:40 dan cuaca yang begitu dingin mampu ia tebak bahwa salju sudah mulai turun. Musim dingin ketujuh kalinya. Baekhyun hanya mampu tersenyum kecut.
"Dingin" cicitnya melirih sembari mengusap air matanya yang kembali mengenang. Baekhyun merindukan keluarganya.
Terdengar suara seseorang berjalan mendekat dari luar dan membuka gembok pintu ruangannya, Baekhyun sontak mendudukkan diri di atas ranjang itu.
"Hai, baby" ujar seseorang yang muncul dari balik pintu itu—setelah membuka beberapa gembok dan rantai agar pintu itu tertutup aman.
"Chanyeol-ssi?" cicit Baekhyun. Yang bertubuh lebih besar langsung duduk disisian ranjang dan memeluk Baekhyun erat.
"Aku merindukanmu" Baekhyun kembali tersenyum miris. Mengerti bahwa kerinduan menurut Chanyeol adalah lagi-lagi menghujamnya telak hingga tak bisa berjalan beberapa hari ke depan juga akan banyaknya memar yang kembali tercetak di tubuh mungil nan kurusnya itu.
Sudah Baekhyun katakan, kan? Baekhyun tak memiliki semangat hidup lagi. Baekhyun memilih pasrah agar semuanya cepat selesai.
Benar. Hanya itu saja. Berontak pun ia sudah tak mampu.
Baekhyun lantas akan membuka hoodie kebesarannya agar Chanyeol bisa segera menikmati tubuhnya namun pergerakan tangannya di hentikan oleh si tinggi.
"Aku hanya ingin memelukmu, tidak untuk mengkoyak lubangmu"
Ya, kadang Chanyeol bisa berhati lembut seperti itu. Tapi kadang ia pun bisa berubah menjadi monster berhati dingin yang tak segan-segan menampar, menghajar, dan menendang tubuh Baekhyun hingga meringkuk menyedihkan di atas lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
ESCAPE✔️
Fanfiction[📍all pictures/photos from pinterest and google, credit to the owners] 💻 614rodeostation presents 📝 December 2020 [REPUBLISHED & REVISED] ⚠️ FANFICTION BXB ONLY ❌ DON'T REMAKE, REPOST, PRINTED OUT, SCAN ETC ©️ ALL RIGHTS RESERVED; I do not allow...