First Meeting at Midnight

15.3K 1.1K 54
                                    

Attention!!!

Boy × Boy √

Don't get your hopes up with this story √

If you don't enjoy my story ... you can leave~ √

I hope you know how to respect the author √

Short Story √

If i make a typo, you can comment, i will correct it

If you want to speak harshly, must be censored! Or better not ^^

.
.
.

~Happy Reading~

.
.
.

[] JaemRen Areah🔥[]

.
.
.

Chapter 1 •
____________

Suasana gelap membentang di seluruh penjuru jalan. Tepat malam ini listrik padam total, beberapa orang memilih abai dan menikmati mimpi di atas awan. Adapun yang menghidupkan lilin sambil menggerutu karna harus segera menyelesaikan tugas dengan deadline besok, mengusak surainya kasar. Detik demi detik, malah menjadikan meja belajar sebagai tempat kepala dan berakhir menyelami alam mimpi.

Burung hantu bertengger di atas dahan besar. Memperbesar pupil mencari pencahayaan dan hanya pantulan bulan yang didapat.

Langit gelap semakin gelap dengan awan menggumpal, kilatan petir menyambar kesana-kemari lalu rentetan air mulai menetes membasahi bumi.

Dua jam berlalu, awan selesai akan tugasnya. Kota kembali diserbu dengan cahaya lampu yang jika dilihat dari atas bukit akan nampak seperti lautan cahaya cantik.

Tepat pukul dua belas malam, hujan berhenti, listrik kembali menerangi sisa malam bersama rembulan.

Meringkuk ke dalam hangatnya selimut, namun itu tidak dilakukan oleh pemuda bersurai biru langit yang kini sedang berlari luntang-lantung ke arah bangunan yang berisikan beberapa kebutuhan pangan dan lainnya. Beruntung selalu terbuka dua puluh empat jam.

Nasibnya malam ini tidak begitu baik, perutnya harus berisik minta diisi di tengah malam, seharusnya ia sudah bergelut di alam mimpi. Sialnya simpanan makanan habis ludes. Berakhir dia harus pergi ke luar.

Mengambil uang berapapun di kantong dan membayarkannya. Menerima kembalian lalu segera pulang, suasana setelah hujan terasa menusuk tulang, dingin sekali.

Dengan penglihatan seperempat tidak sengaja menangkap sosok duduk di bangku usang di dekat supermarket. Niatnya ingin mengabaikan kalah dengan rasa penasaran.

Untuk apa duduk di tengah malam begini, bajunya hanya selapis, apa tidak dingin?

Na Jaemin si pemuda penasaran mulai berjalan mendekat, kepalanya ditengokkan ke kanan ke kiri, sepi. Tentu saja, tidak ada orang yang sesial dirinya.

Tersisa beberapa langkah, rasa ragu menjalari, kenapa ia penasaran?

"Hei." Sapanya basa-basi, memilih duduk di dekat si sosok misterius, seketika melupakan perut keroncongannya.

"Hei." Ulangnya karena tak kunjung mendapat balasan, Jaemin merasa terkacangi, tidak putus asa, ia melambaikan tangan di depan wajah orang asing di dekatnya.

"Ah, maaf." Sosok itu tiba-tiba saja menoleh, Jaemin jadi merasa jika orang asing ini memang tidak mau diganggu, tapi Jaemin mempunyai sifat bandel, ia harus menuntaskan rasa penasarannya, "kau kenapa sendirian? Di sini juga dingin, kau tak pakai baju hangat?"

Diperkirakan sosok itu sudah berjam-jam duduk karena bibir pucat itu nampak jelas di penglihatan Jaemin, "kau kedingingan pasti, sebentar." Pemuda itu melepaskan jaketnya, tanpa persetujuan langsung memakaikan di tubuh si sosok asing, dengan telaten memasukkan tangan ke lubang jaket. Lalu menaikkan lesreting. Jaemin harus sok kuat karena perbuatannya yang tak terduganya.

Lagipula tubuh si pemuda asing di dekatnya terasa seperti es batu.

"Sudah lebih baik?" Kepala pemuda itu mengangguk, Jaemin tersenyum senang, ia menepuk pucuk si sosok asing itu. Bahkan surainya ikut dingin.

"Rumahmu di mana? Kenapa kau tak pulang?"

Tbc

Next or unpub?

Dead - JaemRen✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang