Karma is Real

4.9K 740 131
                                    

Before Chapter ~

Dan sekarang Jaemin seakan bukan dirinya yang biasanya.

Ia merasakan roket meluncur dari dadanya menjadi teriakan bahagia.

Si BabyWai tersenyum melihat tingkah konyol sang kekasih barunya.

Ternyata inilah yang namanya pembalasan.

Cinta pura-pura yang menjadi cinta nyata berakhir singkat.

Di saat hari kedua berkencan, Jaemin yang menunggu di halte melambaikan tangan pada sang kekasih dari seberang yang juga melambaikan tangan. Si BabyWai menyebrang, dengan senyum senang sampai tak sadar ada truk besar menabrak dirinya.

√√√

Continue ~

Chapter 6 •
____________

Pemuda bemarga Na kini mengerti.

Karna saking terbawa rasa senang akan cinta yang beberapa waktu hilang ditelan bumi, terkubur bersama peti mati.

Sekarang ia mengerti.

Jika paras cantik bak malaikat yang mampu membuat hatinya kacau balau akibat cinta tak berujung di hari pertama bertemu dengan si BabyWai.

Dengan pemuda yang tak kalah cantik di mimpinya itu adalah orang yang sama.

Jaemin sadar, jika si BabyWai juga tak melontarkan kata saat bersamanya. Hanya anggukan, senyuman, dan tawa tak bersuara.

Hatinya seakan teremat.

Ini adalah karma yang ia tuah.

Tepat besok di pagi hari buta.

Membawa seikat bunga lily kesukaan si BabyWai yang ia ketahui dari sosmednya. Sering kali memposting gambar bunga lily yang ternyata ditanam sendiri di halaman rumah.

Jaemin tersenyum samar menatap batu nisan di dedapannya.

Karna saking sedihnya kehilangan di malam kedua bertemu membuatnya enggan datang ke pemakaman.

Ini yang pertama kalinya.

Ah tidak.

Rumah Injun yang ia datangi di mimpinya ternyata berlokasi sama dengan makam si BabyWai.

Jaemin mengelus batu nisan yang terukir sebuah nama.

Dan ia tahu siapa nama lengkap pemuda yang mampu memorak-porandakan hatinya.

Huang Renjun.

Usianya sama seperti Jaemin, tahun ini menginjak dua puluh satu.

Jika saja tak mengalami kecelakaan pasti Jaemin masih bisa menggemgam tangannya.

"Maaf." Satu kata tapi mampu membuat air mata Jaemin tumpah seketika. Membasahi nisan.

Isaknya tak kunjung memelan namun semakin keras.

Bila ada orang yang lewat pasti akan dikira setan.

Jaemin memukul gundukan tanah keras lalu tangannya meraih batu nisan yang tertulis nama sang kekasih untuk ia peluk.

"Hiks, maaf. Aku mencintaimu, sangat, sampai mau mati rasanya."

Sampai tangisnya kini mereda. Jaemin mengusap pipi basahnya.

Meninggalkan area pemakaman dengan perasaan enggan.

Bahunya ditepuk, membuatnya menoleh ke belakang.

Matanya membulat.

Lalu Jaemin kehilangan kesadarannya.

Merasa terganggu, pipinya dimainkan. Membuatnya terbangun. Memegangi kepalanya yang pening. Kelopak matanya perlahan terbuka. Dan langsung ditampakkan sosok yang menjadi alasan mengapa ia pingsan.

"Hah setan!" Jaemin memundurkan tubuhnya sampai terantuk dinding. Beruntung kasur di letakkan menyesuaikan sudut dinding jika tidak ia akan langsung terjungkal.

"Aku tahu aku ini sangat cinta padamu sampai mau mati. Tapi jika dilihatkan langsung arwahmu aku bisa benar-benar mati menjemputmu."

Jidat yang dialiri keringat dingin kini mengerut bingung.

Si arwah di depannya malah terbahak.

Bahkan sampai berguling-guling di lantai sambil memegangi perutnya.

"Kau itu haha," katanya disela meredamkan tawanya. Kembali duduk di sisi kasur membuat Jaemin semakin mundur padahal sudah mentok.

"Ternyata temanmu itu berhasil."

"Apa maksudmu?" Jaemin semakin dibuat bingung.

"Na Jaemin yang dikenal suka bermain perasaan orang kini sudah kapok." Sindir si arwah.

"Temanmu itu sengaja mempertemukanmu denganku, dan kau jatuh cinta sampai rasanya mau mati, betul kan?" katanya sambil berkacak pinggang, bangga dengan pesonanya yang mampu menundukkan si Na Jaemin, pemuda suka mempermainkan perempuan dengan taruhan.

Si arwah lalu menunjuk Jaemin tepat di di depan wajahnya, alisnya menukik tajam.

"Karma itu nyata Jaemin!"

"Apa kau tak berfikir bagaimana perasaan orang yang sudah kau permainkan?!"

Memalingkan wajah lalu mendecih.

Ia menunduk.

"Siapa aku?" tanyanya pada Jaemin.

"Maksudmu?"

"Namaku siapa."

"Injun? BabyWai? Huang Ren—" Belum sempat menyelesaikan jawbannya mulutnya sudah dibungkam.

Jaemin membulatkan mata.

Apa ini?

Bagaimana bisa arwah mencium manusia?

Tbc

A/n Mungkin Injun adalah ironman 😜✌

Satu chapter lagi end~

Bye!

Dead - JaemRen✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang