chap 1

32.7K 1.4K 62
                                    

Revisi : 20 / 12 / 2021
Happy reading 🥰

.
.
.

"EJA BANGUN NAK UDAH SIANG KAMU HARUS BALIK KE INDO SEKARANG JADI PULANG GAK??" teriak Maya -nenek dari anak yang dipanggil bernama Eja- kepada sang cucu yang masih tertidur didalam kamarnya

Yap dia adalah Alfareza Antariksa sedangkan Eja adalah panggilan dari orang-orang terdekatnya, Eja adalah anak dari salah satu pengusaha sukses, Eja tinggal bersama nenek dan kakeknya karena permintaan dari mendiang bundanya.

Bunda Eja -Mikayla Agatha- sudah meninggal sesaat setelah melahirkan Eja, sebelum menghembuskan nafas terakhirnya kayla meminta kepada sang suami -Bara- supaya sang ibu dan ayah yang merawat Eja sampai Eja masuk ke bangku SMA karena sang ibu sudah sangat menunggu kelahiran Eja

Bara yang mendengar permintaan sang istri hanya dapat pasrah walaupun dihatinya dia menolak tapi ini semua karena permintaan terakhir dari sang istri jadi Bara  mengabulkan permintaaan terkhirnya

"Eunghh" teriakan membahana dari sang nenek ternyata mampu membangunkan cucu manis nan nakalnya dari tidur nyenyaknya

Eja yang mendengar teriakan neneknya langsung bangun dengan semangat 45 walaupun kantuk masih ada, dan membalas teriakan cetar membahana sang nenek dengan sama kencangnya

"IYA NEK EJA UDAH BANGUN SIAPIN MAKAN BUAT EJA YA" Teriak Eja dari dalam kamar dan langsung bergegas kekamar mandi untuk membersihkan diri karena penerbangannya ke Indonesia nanti pada pukul 12 siang sedangkan sekarang sudah pukul sepuluh

"Selamat pagi nenek cantik" sapa Eja dengan senyum manis yang menampakkan gigi gingsulnya dan lesung pipi manisnya

"Pagi juga sayang, ayok sarapan dan habis ini nenek dan kakek akan mengantar kamu ke bandara" balas sang nenek dengan mencium pipi tembam sang cucu kesayangannya

"Loh yang nganter nenek sama kakek??" Tanya Eja dibalas anggukan oleh sang kakek -Gibran-

"Iya kita yang akan mengantarkan cucu nakal kita nanti kebandara" ucap Gibran dengan tangan yang mencubit gemas pipi tembam sang cucu dibalas ringisan kecil dari Eja karena cubitan sang kakek lumayan sakit

"Udah sekarang kita sarapan dulu terus abis itu siap-siap buat kebandara" ucap Maya melerai keributan dipagi hari yang diciptakan sang cucu kesayangan dan suaminya

Sarapan itupun berlanjut dengan hangat dengan beberapa pertanyaan hangat yang terlontar dari ketiganya

•••

Disebuah bandara terlihat seseorang remaja yang berusia sekitar 17 tahun tengah menunggu kedatangan sang adik dengan papan nama ditangannya, dia adaah Arsenio Erlangga putra sulung dari Albara Ranendra alias saudara kandung Eja

Arsen sudah berada disana sejak sepuluh menit yang lalu, ia sudah sangat merindukan adik manisnya yang terakhir kali ia bertemu saat usianya masih 10 tahun dan sang adik yang berusia 8 tahun.

Arsen dan Eja terpaut usia 2 tahun dengan Arsen sebagai sang sulung dan Eja sebagai sang bungsu kesayangan

Tak berselang lama Arsen melihat seorang anak kecil yang sepertinya masih SMP berjalan menghampirinya dengan sebelah tangan memegang koper kecil

"Bang Arsen??" Panggil anak kecil tersebut membuat Arsen mengerjapkan mata bingung, bagaimana bisa anak kecil itu mengetahui namanya?

"Errr kamu siapa??" Tanya Arsen lembut supaya tak membuat anak kecil itu ketakutan

"ABANG INI GUA EJA" teriak kesal anak yang diketahui sebagai Eja itu dengan kaki yang dihentak-hentakkan tanda sudah kesal dengan Arsen karena tak mengenali dirinya.

Bagaimana Arsen bisa mengenali sang adik jika Eja saja tampak seperti anak SMP yang kehilangan orang tuanya, lagi pula arsen sudah tidak melihat sang adik sejak usianya 10 tahun alias tujuh tahun yang lalu

"Eh Eja??" Ucap arsen bingun, Arsen masih bingung dengan keadaannya sekarang dan masih memproses semuanya sampai-

"EJA ADEK MANIS GUA??" teriak Arsen tak percaya melihat Eja didepannya, Arsen yang baru paham langsung memeluk erat sang adik yang tingginya hanya sebatas dagunya dibalas pelukan erat dari Eja juga

"Huuhh abang bego banget sih, masa adik sendiri dilupain" ucap Eja sinis setelah melepas pelukan dari Arsen membuat Arsen menatap sang adik tak percaya

Kemana adik manisnya dulu?? Kenapa sekarang ucapan sang adik sangat pedas hiks mau nangis aja rasanya, ok Arsen lebay

"Kenapa?? Gausah natap gua kayak gitu" ucap Eja sinis membuat Arsen langsung diam dan menatap yang lain penting tidak kearah Eja, sang adik

"Udah ah ayok pulang udah kangen banget sama ayah" ucap Eja dengan sebelah tangan yang menarik baju Arsen, sedangkan Arsen yang ditarik tak siap hampir limbung kedepan, untung dia mempunyai reflek bagus jadi tak sampai jatuh dan mempermalukan dirinya sendiri

•••

Selama diperjalanan pulang Eja terus saja berceloteh tentang kehidupannya bersama sang nenek dan kakek dan beberapa kali disahuti oleh Arsen sampai tak menyadari bahwa mereka berdua sudah sampai dikediaman bak istana milik Bara

"Udah lu turun duluan aja biar gua yang bawain kopernya" ucap Arsen menyuruh Eja turun terlebih dahulu dan masuk kedalam rumah karena sang ayah pasti sudah menunggu kedatangan putra bungsu kesayangannya

"Dih siapa juga yang mau ngambil koper, buat apa coba ada lu kalo gua bawa kopernya sendiri, lu kan babu gua" ledek Eja dan langsung berlari kedalam rumah menghindari amukan dari sang kakak yang sudah siap mengeluarkan kata-kata mutiara dan rentetan nama-nama hewan paling terkenal

"EJA SIALAN" teriak Arsen kesal dibalas tawa renyah Eja yang masih saja berlari menuju kearah sang ayah yang terlihat menyambutnya didepan pintu

"AYAHHHH" teriak Eja dengan tangan yang tebuka seperti ingin memeluk yang pastinya akan disambut oleh Bara jika ada didepannya

BRUK

Iya itu suara orang jatuh, gausah ditanya yang pasti itu Eja, belum juga sampai didepan sang ayah Eja malah jatuh mencium lantai terlebih dahulu karena tersandung oleh kakinya sendiri membuat Arsen yang sebelumnya kesal langsung tertawa terbahak-bahak karena sang adik yang mendapat ganjaran setelah membuatnya kesal

Sedangkan Eja yang terjatuh hanya meringis sambil mencoba berdiri dari jatuhnya, Bara yang melihat tidak tinggal diam, ia membantu sang anak untuk berdiri walaupun dihati juga ikut ingin menertawakan kecerobohan sang anak

"Makanya jangan jahil sama abang kualat sendiri kan pfftt" ucap Arsen dengan tangan yang memegang koper setelah sampai disamping Eja yang sudah berdiri dari jatuhnya

"Apaansih" rajuk Eja dengan tangan merentang kearah Bara minta digendong yang untungnya dituruti sang ayah.

Tak apa Eja tak berat kok, tubuhnya aja masih sepeti anak kecil dan lagian Bara termasuk ayah yang kuat, dibalik bajunya terdapat otot yang masih sangat kencang jadi masih bisa jika hanya menggendong Eja yang kecil

"Udah-udah berantemnya dilanjut nanti lagi aja sekarang kita masuk dulu" lerai Bara kepada kedua anaknya yang masih melemperkan tatapan permusuhan satu sama lain

Mereka bertiga masuk kedalam rumah bak istana itu dengan senyum yang terbit dibibirnya masing-masing

Alfareza ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang