"Udah gue peringati, jangan dekat-dekat sama si Alvin! Kenapa dilanggar, hah?!" bentak Arka menunjuk wajah Ayaa.
Tadi pagi setelah sampai di kampus, Arka melihat bahwa Ayaa sedang berjalan sambil bergandengan tangan dengan Alvin --- Sahabat dekat Ayaa yang cupu.
"Lo gak ada hak buat ngatur hidup gue!" tekan Ayaa.
Ayaa menarik tangan Alvin menjauh dari Aska, tapi Aska dengan gerakan cepat menarik tangan Alvin hingga pemuda itu tersungkur ke lantai.
Bugh!
Bugh!
Bugh!
"Kap*rat!" bentak Aska menggebu-gebu. Tanpa belas kasihan, Aska terus memukuli Alvin yang hanya diam saja, tidak berani melawan karena dia tahu siapa Aska.
"Aska!" pekik Ayaa menarik lengan Aska menjauh dari Alvin.
Plak!
Satu tamparan mendarat sempurna di pipi putih Aska. "Stop mukul Alvin! Dia itu gak ada salah!" Ayaa menatap Aska nyalang.
"Oh, jadi lo lebih milih sahabat lo yang cupu ini?" tanya Aska meremehkan.
"Jaga sikap lo, Aska. Alvin itu gak cupu!" sentak Ayaa.
"Ayaa, udah jangan berkelahi," lirih Alvin.
Ayaa berjongkok ingin membantu Alvin berdiri, tapi Aska terlebih dahulu menarik kasar tas milik Ayaa hingga gadis itu terpaksa berdiri.
"Lepasin!" ronta Ayaa.
"Diam! Sekali lagi lo bantu dia, gue patahin tangan lo!" ancam Aska.
Aska segera menarik Ayaa menjauh dari Alvin yang tidak berdaya. Ingin sekali Ayaa membantu Alvin, tapi apalah daya, Aska menyeretnya saat dia ingin membantu Alvin. Tanpa sadar, air mata Ayaa menetes melihat Alvin.
"Aku harap, ada seseorang yang bantu kamu," lirih Ayaa bermonolog. Jujur saja, Ayaa kasihan sama Alvin karena Alvin adalah pemuda yang selalu menemani hari-harinya.
*****
Brak!
"Shitt ...!"
Ayaa meringis saat punggungnya terbentur ke sebuah pohon. Ternyata Aska menariknya ke taman belakang kampus. Ayaa menunduk saat Aska menatap tajam dirinya.
"Berapa kali harus gue bilang kalau lo itu pacar gue, hah?!" bentak Aska menunjuk wajah Ayaa.
Ayaa terdiam sembari meremas kuat rok panjang berwarna putih yang ia kenakan. Dapat Ayaa simpulkan bahwa Aska benar-benar emosi sekarang karena wajah pemuda itu sudah berubah menjadi merah padam.
Bugh!
"Lo dengar, gak?!" Aska meninju pohon yang berada di belakang Ayaa.
Hilang sudah kesabaran Aska, dengan kasarnya Aska mencengkeram kuat dagu Ayaa hingga gadis itu meringis kesakitan saat kuku panjang Aska menembus kulitnya.
"Jawab!" teriak Aska tepat di depan wajah Ayaa.
"Akhh ... sial*n!" teriak Aska menjauh dari Ayaa.
"Ma -- maaf ... tapi gue bukan pa -- pacar lo," lirih Ayaa gugup.
"Ulangi!" perintah Aska.
"Gue bukan pacar lo." Ayaa menatap Aska sayu.
"Lo pacar gue! Sekali lagi lo bilang kalau lo bukan pacar gue, habis lo sama gue!" Aska menatap Ayaa nyalang.
Ayaa menunduk saat Aska menatapnya. Setelah cukup lama terdiam, akhirnya Ayaa memberanikan diri untuk melangkah menjauh dari tempat itu.
"Mau ke mana lo?" tanya Aska datar.
"Mau ke kelas," jawab Ayaa gugup.
"Ayo!" ajak Aska menarik tangan paksa Ayaa.
******
Sesampainya di kelas, ternyata dosen belum datang, akhirnya Aska menarik Ayaa menuju kursih gadis itu. Ayaa tersenyum saat melihat Alvin sudah duduk tenang di kursihnya, seperti tadi ada orang yang menolong pemuda itu.
"Pindah lo!" Aska menunjuk Alvin yang sedang membaca buku.
"Ini kursih aku," timpal Alvin pelan.
"Gue bilang pindah, ya, pindah!" Aska mendorong Alvin hingga pemuda itu mundur beberapa langkah.
"Alvin tetap duduk di samping aku," seru Ayaa menarik tas Alvin yang hendak dibuang oleh Aska.
"Lo diam! Jangan ikut campur!" bentak Aska menunjuk Ayaa.
Aya diam sesaat, tapi dia tersentak kaget saat Aska melemparkan tas Alvin ke wajah sahabatnya itu.
Bruk!
"Dasar cupu!" ejek Aska menatap remeh Alvin yang tersungkur di lantai.
"Aska udah! Belum puas lo nyakitin dia, hah?!" Ayaa menarik lengan Aska menjauh dari Alvin.
Plak!
"Lo cukup diam, Ayaa!" bentak Aska menampar Ayaa.
"Tampar, ayo tampar gue, tapi jangan sampai lo nyakitin Alvin," seru Ayaa menarik tangan Aska agar menampar pipinya.
"Lo ---"
"Iya, gue pacar lo dan gue cukup diam!" balas Ayaa memotong ucapan Aska.
"Pergi lo!" Aska mendorong Alvin. Mau tidak mau, Alvin harus pindah dari kursihnya.
"Ayo," ajak Aska menuntun Ayaa untuk duduk.
"Gak usah pegang-pegang!" ketus Ayaa menghempaskan tangan Aska dari tangannya.
Aska mengangkat tangannya berniat menampar gadis yang berada di hadapannya ini, Ayaa yang melihat pergerakan Aska langsung menatap pemuda itu.
"Ini, ayo tampar," ucap Ayaa menarik tangan Aska ke pipinya. "Tampar ajah, aku ikhlas, kok." Ayaa tersenyum manis, sehingga luka memar yang berada di sudut bibirnya terlihat jelas. Luka memar dari semua tamparan Aska yang ia terima.
Deg!
#Bersambung
Kalau Kalian Punya Cowok Yang Selalu Kekang Kalian Kayak Aska, Apa Yang Kalian Lakukan???:)
![](https://img.wattpad.com/cover/249963510-288-k948619.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesi Cintamu
Roman pour Adolescents"Cinta tidak dapat mempersatukan kita. Lo gak cinta sama gue, melainkan hanya obsesi semata Aska!" __Ayaa Putri Clarista__ "Tidak ada salahnya bila aku terobsesi padamu Ayaa!" __Aska Pratama Putra__ Facebook: Triana Hotmaria Marpaung Instagram: tria...