first clue: -4 for cheesecake

217K 6.3K 191
                                    

Untuk membaca cerita lengkapnya bisa buka Dreame.com ^^

Link ada di bio yaaa :D

^^^

[-4❤] Sebenarnya aku ingin mengaku kalau akulah yang meletakkan cheesecake di mejamu, tapi aku malu. Semoga kamu menyukainya, Dilara Dristi Retisralya.
3h ago, Indonesia
bolamerah - alay lo
bungaungu - kenapa gak kasih langsung aja sih?
ikanbiru - ciyeee
benderamerah - kamu siapa? btw makasih ya cheesecake-nya, aku suka.

Dristi sama sekali tidak melepaskan pandangan dari layar ponsel. Sejak diberitahu Ilyaa tentang pengagum rahasia yang selalu membuat pesan untuknya lewat Secret, dia jadi penasaran dan menginstall aplikasi tersebut.

Benar sekali, saat dia scroll ke bawah, dia menemukan namanya beserta perihal cheesecake yang tadi didapatnya ketika masuk ke dalam kelas. Cheesecake itu masih mulus dan belum tersentuh, masih di tempatnya

"Penasaran, kan?" tanya Ilyaa saat melihat teman sebangkunya tampak serius dengan layar ponsel.

Dristi menganggukkan kepala sekilas kemudian menutup aplikasinya. Hening selama beberapa detik sampai akhirnya ia menoleh pada Ilyaa.

"Sejak kapan deh dia kayak gini?"

Ilyaa menggumam. "Ya gue nggak tau. Kan gue baru install kemarin," ujarnya yang disusul dengan kedikan bahu.

Mata gadis itu memerhatikan sekitar, menerka-nerka apakah dia ada di dalam kelas ini. Dristi penasaran. Ini pertama kalinya dia mendapatkan sesuatu dari orang yang tidak diketahui identitasnya, dan juga, dia tidak bisa mengucapkan berterima kasih. Helaan napas terdengar dari bibir Dristi, membuat Ilyaa yang tengah membereskan peralatan tulisnya beralih menepuk-nepuk pundak sahabatnya dengan keras.

"Udah lah nggak usah khawatir. Kalo dia punya niat jelek sama lo, pasti nggak akan beli cheesecake kesukaan lo," ucap Ilyaa seraya melirik kue keju dengan sepotong strawberry di atasnya itu.

"Lama-lama bikin ngiler aja nih kue," tambahnya, tangan Ilyaa terjulur hendak mengambil kue itu namun tepukan keras di kepala bagian belakang gadis itu membuatnya terperangah kaget dan menoleh kesal. "Siapa, sih?" dia membentak, tapi segera nyengir ketika tau Fakhir lah yang memukulnya.

"Itu punyanya Dristi, jangan lo embat," dia menggeleng dan beralih memandang Distri yang terkekeh karena Ilyaa sudah cemberut garis keras. "Mau balik sekarang?"

Dristi mengangguk. "Lo sendiri?"

"Anak-anak mau main futsal dulu," dia mengusap tenguknya. "Lo mau ikut?"

Ilyaa menaik-turunkan alisnya berirama, menggoda Dristi dengan senyuman maut yang menyebalkan. Bukan rahasia lagi kalau Fakhir tengah mendekati Dristi. Cowok jangkung dengan rambut cepak itu memang sudah menyukai Dristi sejak kelas sepuluh. Hanya saja, Dristi tidak terlalu menanggapi.

"Nggak deh," Dristi menggeleng. "Gue mau langsung balik aja. Mungkin lain kali gue ikut."

Bukannya Fakhir yang bereaksi, Ilyaa justru melotot sebal melihat penolakan Dristi. Pemuda itu hanya berkata, "oh, ya udah. Hati-hati di jalan, ya." Kemudian pergi bersama empat orang lainnya.

"Apa? Matanya minta dicolok, ya?" Dristi mendesis, sebal melihat tampang Ilyaa yang kelewat menyebalkan.

"Lo nggak bisa kasih dia kesempatan, apa?" tanyanya seraya berkacak pinggang.

Dristi menghela napas. "Gue nggak mau ngasih harapan sama dia, Ilyaa," lirihnya. Kemudian memakai tas ranselnya dan berjalan di samping Ilyaa.

Ilyaa terlihat malas mendengar ucapan Dristi. Sudah lama Dristi selalu menolak cowok yang mendekatinya. Entah lah, Ilyaa juga tidak begitu mengerti apa alasan ssbenarnya. Trauma oleh pacar sebelumnya? Dristi tidak punya mantan, alias belum pernah pacaran. Apa dia sudah menjadi gadis yang memutuskan untuk tidak percaya cinta setelah orang tuanya bercerai? Tidak juga. Orang tua Dristi sangat romantis.

SECRET [Admirer]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang