26: pukul tiga pagi lagi

1.4K 260 27
                                    

cfft skli udah chapter terakhir.

ayo ramein, vommentnya
happy reading ! </3

🌻

"Nai, lo masih marah?"

Gue geleng-geleng kepala masih dengan tubuh yang belum berhadapan langsung sama haechan.

"Oke, ayo pulang." Haechan narik lengan gue ke tempat dimana dia parkir motornya.

Woi, ini gimana ceritanya gue jadi enggak bisa ngomong apa-apa kalau deket haechan.

Padahal kalau chatingan lancar jaya kayak jalan tol kalau lagi enggak jaman mudik.

"Nih helm lo."

Gue ngambil helmnya, tapi sialnya malah enggak bisa masang jetrekan yang ada di helm gitu.

Benar benar memalukan, aku benar benar malu, kalian semua menyeret aku ke pengadilan karna harta papi itu benar benar memalukanーok stop.

"Lucu banget sih, make helm aja enggak bisa."

Dia ngeledek atau apa sih?

"Udah, ayo."

Gue ngangguk sebagai jawaban.

"Eh, nai. Makan dulu yuk, kemana gitu?"

"Iya." Gue iyain aja deh, lagian enggak kedengeran jelas ucapan haechan.

🌻

Ah, rupanya ngajak makan bakso malang. Tau aja perut gue udah mukul gendang daritadi gara-gara kelaperan.

"Mau pake apa aja?"

"Terserah."

"Ternyata jawabannya sama aja kayak perempuan lain, kalau ditanya mau makan apa."

:(

"Mas, yang komplit aja ya dua porsi. Oh iya minta tambahan pangsit gorengnya juga."

"Oke mas, ditunggu ya."

.
.
.

"Haechan."

"Kenapa?"

"Maafin gue, karena salah paham sama lo. Gue enggak ngeblock lo kok, cuma nonaktifin notif lo aja."

"Gue juga minta maaf, karena selalu nyakitin perasaan lo. Sebenernya, gue juga enggak bermaksud."

Gue senyum.

"Kenapa senyum begitu?"

"Haechan kalau lagi minta maaf, gantengnya nambah ya."

"Jangan gombal."

"Ih, padahal serius."

Akhirnya bakso tiba dengan selamat di meja kita berdua, lantas gue sama haechan langsung makan sembari menutup obrolan.

Selama perjalanan pulang ke hotel pun, kita berdua enggak ada obrolan.

Tiba-tiba udah di lobby aja.

"Nai."

Gue yang udah mau masuk lift, akhirnya berhenti melangkah masuk dan ngebiarin lift nya ketutup.

"Heem kenapa?"

"Kayaknya kita enggak cocokー"

Iya bener, kita bahkan enggak bisa bangun obrolan.

Gue juga tau kok, haechan yang notabenenya anak fakultas hukum pasti punya banyak gadis cantik di sekitarnya.

Harusnya gue juga enggak terlalu berharap, gue tau akhirnya bakal begini.

"Kenapa cemberut gitu?"

"Kita masih cocok jadi temen kan?"

"Kalau orang ngomong mangkanya didengerin dulu, belum juga dilanjut."

"Eh?!"

"Gue rasa kita enggak cocok temenan. Jadi, mau coba pacaran enggak?"

Sudah dipastikan, bahwasannya gue enggak bakal bisa tidur malam ini.

"Lo udah tau jawabannya."

"Ya apa, mau atau enggak?"

"Mau."

"Mau apa?"

"Mau jadi pacar haechan lah."

"Ha, enggak kedengeran. Coba ulang?"

"Mau jadi pacar haechan!"

"Siapa yang mau jadi pacar gue?"

Dih, ngeselin.

"GUE MAU JADI PACAR HAECHAN!" Teriak gue, yang kemudian merutuki diri sendiri.

Bayangin, teriak jam tiga pagi di lobby hotel dimana para stafnya udah sibuk kerja. Hmm, memalukan sekali sahabat.

"Selamat pagi mbak pacar, gue balik dulu. Jangan lupa bebersih terus istirahat, nanti gue telpon oke?"

"Oke."

Pukul tiga pagi, dimana sebelumnya gue khawatir tentang foto profil haechan yang tiba-tiba kosong.

Siapa sangka, ternyata di pukul tiga pagi pula gue dan haechan resmi pacaran.

fin.

mau bonchap?qna atau 22nya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

mau bonchap?
qna atau 22nya?

Line, lee haechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang