Bule Ganteng • Mark Lee

47 10 0
                                    

Kalian pasti bosen sih gue ngomong ini terus, tapi plis jangan lupa kasih feedback yaa:"((








Siapa sih yang gak pengen liburan keluar negeri atau keliling dunia?
Semua orang pasti pengen kan? Termasuk gue— apalagi kalo gratis, hehehe.

"Lia, sweater gue dimana dah? Liat gak?" Tanya gue pada Lia sahabat seperjuangan gue.

"Engga. Coba lo cari di lemari, kayak nya disimpen art Oma gue disitu." Jawab cewek itu yang masih sibuk dengan alat makeup.

Gue pun mencari di tempat yang Lia bilang tadi. Yes, ketemu!

"Hari ini kita mau kemana? Jangan kayak kemaren lagi ya, lo ngajak gue ke jembatan panjang yang nge gantung jauh banget dari tanah." Ucap gue yang bergidik mengingat kejadian kemarin di Capilano Suspension Bridge Park.

Gaimana tidak bergidik saat lo harus ngelewatin jembatan gantung jauh banget dari tanah, diatas sungai pula.

Mendengar itu Lia terbahak. "Hahaha iya engga, tenang aja lo pasti suka tujuan kita hari ini." Ucap Lia, gue pun mengacungkan jempol.

Ahh ya, gue sekarang lagi ada di Kanada. Gue disini diajak keluarga Lia karena kakak Lia yang tinggal di Kanada bakal nikah, sekalian jadi Bridesmaid katanya. Gue udah kenal Lia dan kakaknya dari jaman dinosaurus— gak deng canda, dari SMP sampe sekarang udah kuliah semester 4 jadi gue juga deket sama keluarganya.

Lia ini emang blasteran gak aneh kalo dia tuh cantik banget, gak kayak gue buluq. Kalo udah jalan berdua sama Lia pasti gue dikira babunya. Hhhhhhh.

💚

"Anjirr itu jam nya keluar asep." Heboh gue ketika sampai dan melihat sebuah jam dipinggir jalan yang meluarkan asap seperti kereta api di salah satu kota terkenal kepunyaan Kanada, Gastown.

Oke, silahkan bilang kalo gue norak. Tapi kan yang kayak gini emang gak ada di Jakarta, wajar kalau gue norak.

"Plis deh lo jangan bikin gue malu." Ucap Lia gak gue indahkan.
Karena takut gue membuatnya makin malu akhirnya Lia menarik gue ke sebuah toko sofenir.

"Ahh lo rese gue kan pen liat ja— OMAIGAT!! LIA LO HARUS BELANJAIN GUE GAK MAU TAU. EH, GUE JUGA HARUS BELIIN BONYOK GUE OLEH-OLEH."
"Bisa gak lo sehari aja gak nge gas?" Tanya Lia, gue cuma nyengir kuda.

"Lo kan tau Lia gue baru pertama kali keluar negeri jadi wa— "
"Iya-iya tau, udah sana pilih dah yang lu mau. Jan ngadi-ngadi tapi 500k doang."

"Siap ndoro."

Gue lantas berjalan kearah rak sofenir, sedangkan Lia kayaknya cuma diem aja di kasir nunggu gue yang muk borong. Ehehe.

SRAAKKKK


yaelah belum juga milih sofenir udah nubruk orang aja.

"Sorry, I'm so sorry— " Ucapan gue menggantung gitu aja saat liat siapa yang gue tubruk tadi.

Omaigat, bidadari turun dari syurga nih pasti. Ganteng bangetㅠ-ㅠ

"It's okay, watch your step." Katanya langsung nyelonong pergi gitu aja. Yahh padahal masih ingin menikmati ciptaan Tuhan yang indah kek mas-mas tadi. Hnggg.


"Woyy!!! Malah bengong, kesambet tau rasa lo." Sentak Lia yang tiba-tiba datang menghampiri gue yang lagi cengo.

"Lia....."

"Apa?"

"keknya gue muk meninggal deh."

"Hah?"

"Tadi gue ketemu malaikat, apa iya gue bakal mati bentar lagi??"

Lia menyerit, lalu menggeleng menanggapi pertanyaan ngelantur gue.
"Sarap ni bocah."

💚

Mari kita lupakan kejadian di toko sofenir tadi. Sumpah Lia sampe ngatain gue gila berkali-kali karena ngelantur gak jelas. Setelah itu kita ke coffee shop buat mesen minum dan  lanjut ke destinasi selanjutnya.

"Kita mau kemana lagi?" Tanya gue yang mulai capek dia ajak keliling sedari tadi. Jam udah menunjukkan pukul setengah 5 sore tapi disini masih terang kek siang. Oke, gue mulai norak.

"Ke Stanley park. Lo pasti bakal suka." Jawaban Lia membuat mata gue berbinar. Bener, gue emang suka sama taman, tumbuhan— pokoknya gue suka alam.

"Gimana? Suka?" Tanya Lia saat kita sampe di Stanley park.

"Gila— taman di luar negeri emang sebagus ini ya? Kalo gini sih gue mau tinggal disini aja gak mau pulang." Kata gue yang udah excited banget liat sekeliling Stanley park.

"Nikah aja sama orang Kanada." Usul Lia.

"Boljug tuh. Mana ya gue mau cari disini ah siapa tau ada." Gue celingak-celinguk nyari bule, banyak sih tapi rata-rata sama pasangannya. Hingㅠㅡㅠ.

"So guys, you are here? I've been tired of looking for you all this time." Ucap seseorang cowok yang baru aja dateng, gue maupun Lia langsung nengok ke arah cowok itu.

Eh? Bukannya dia......

"Hi Mark, sorry I purposely didn't reply to your message because I wanted girls time with my bestie."

Mata gue dan mata cowok itu— yang ternyata namanya Mark, bertemu. Tahan, jangan salting. Tahan.

"Oh, kamu yang tadi di toko kan?" Tanyanya ke gue.

"Iya. Hi, nice to meet you. Sorry soal tadi." Ucap gue yang nahan diri buat gak teriak. Anjirrr lah si Lia udah senyum ngeledek aja. Huhuhu hidupku pertanda tidak tentram nih.

"Santai aja, jadi gimana? Mau pulang atau lanjut jalan?"

"Lanjut aja, tapi gue gak ikut. Kak Seulgi nyuruh gue pulang, minta di temenin perawatan katanya." Lia mengambil ancang-ancang untuk pergi tapi gue langsung nahan tangannya.

Gak bisa. Gak bisa. Dia mau liat gue mati gegara kejang-kejang berduaan doang sama Mark apa gimana??

"Kok gue di tinggal sih? Mau ikut sama lo." Ucap gue memelas.

"Gue kasih kesempatan lo buat dapet suami orang Kanada, jan di sia-siain. Tenang aja dia baik kok." Bisik Lia lalu beneran pergi ninggalin gue sama Mark. Gue diem ngebelakangin Mark, gak tau mesti ngapain.

"So where are you going now?" Tanya Mark membuat gue berbalik. Saat gue liat wajah Mark dia senyum ramah banget. Gila, apa gak modyarrr gue di senyumin gini. Lemah, hikd.

Karena gue gak respon dia, akhirnya dia nanya lagi— masih dengan senyum yang gak luntur dari wajahnya.

"So where are you going? I will take you whenever you want??"



Kepelaminan aja sama kamu mau gak??





Kepelaminan aja sama kamu mau gak??

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Iya tau gak jelas, yamaapㅠ.ㅠ

1:23 | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang