01. Pertemuan

23 3 0
                                    

Hallo-hallo! sebelumnya makasih banyak yang udh tap cerita jiu yang kesekian kalinya. Semoga kali ini ga wacana karena sudah terlalu banyak cerita wacana yg jiu buat dan berakhir TIDAK JADI :)

Semoga kalian suka dan ikutin jejak UNTUK SAGARA sampai akhir nanti.

Happy reading.

Sagara terbangun dari tidurnya saat merasa ada sepasang tangan yang menepuk pelan pipinya. "Nnghh, apasih ganggu ah 10 menit lagi!" Omel Sagara sedikit membuka matanya.

"Bangun atau celana kamu Bunda plorotin!" Ancam Wanda, Ibunda Sagara dengan tangan yang sudah bersiap memegang ujung celana Anaknya dengan motif beruang itu.

"Sagara ih! Bangun gak? Cepet turun Papah udah nunggu kamu dibawah, ayo Sagara!" Dengan sekuat tenaga Ia menggeplak betis Anaknya yang mulus tanpa bulu itu, aneh sekali.

Plak!

"Aw aw! Ampun Bun iya ini Sagara bangun, udah Bundaa iyaa," Rintih Sagara sembari mengusap betis nya yang terasa perih.

"Sakit kan? Cepet bangun, mandi, Bunda tunggu dibawah."

Sagara mengerutkan alisnya, "Gila, ini hari Minggu waktunya hibernasi bermanja-manja bersama kasur ku ini. Tapi, ada apa gerangan wahai kawan? Sungguh mengmalas bukan?" Tutur Sagara bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

***

Setelah menyelesaikan sarapannya, Sagara memandang kedua orangtuanya yang sedang menatapnya dengan tatapan yang- Ah ntahlah dia pun ragu.

"Khem, Jadi gini Saga. Bunda mau ajak kamu ketemu sama teman lama Bunda, dia bawa anaknya juga masa Bunda gak bawa anak Bunda yang ganteng ini," bujuk Wanda dengan tatapan memelas.

Sagara menghela nafasnya, Ia mengira akan terjadi acara ceramah dadakan. Ternyata, "Apasih Bun, gamau ah males lagi pula kan Bunda gatau anaknya temen Bunda seumur Sagara atau lebih muda, atau bahkan lebih tua."

Wanda tidak menyerah. Ia terus membujuk anaknya untuk ikut dengannya, "Pulang dari sana kita beli sepatu keluaran terbaru yang Saga mau itu ya?"

Sagara memincingkan matanya, "Bunda serius? Pah?" Sagara menoleh kearah Papanya. Wanda memberi kode untuk mengiyakan permintaan Anak semata wayangnya itu supaya bisa ikut bersamanya. Sebenarnya Hito, Papanya Sagara tidak tahu menahu dan memang tidak penasaran dengan tujuan Istrinya itu. Katanya sih untuk kepentingan masa depan Sagara.

"Iyadeh, Papah cukup iya saja bukan?"

Papanya ini memang terbaik, "Okedeh Saga ikut Bunda kemanapun Bunda mau, Berangkaaat!" Setujunya dengan penuh semangat.

"Saga siap-siap dulu ya Bun, nanti Bunda tunggu diluar aja Saga sebentar kok." Wanda mengangguk. Ia bersyukur bisa mendidik anak satu-satunya itu dengan penuh kasih sayang sejak dini, dan mengajarkan segala sesuatu yang baik untuk masa depannya. Terutama dari tatakrama dan cara bagaimana menghargai oranglain dan masih banyak lagi. Yang pasti Ia mengajarkan apa yang seharusnya diajarkan oleh seluruh Orangtua didunia.

***

"Saga, Itu tempatnya nanti Bunda turun didepan buat nunggu teman Bunda. Nanti kita masuk sama-sama ya." Ucap Wanda sembari menunjuk tempat berteduh dengan latar peta tampat itu berada.

Sagara mengangguk paham, "Hati-hati Bun."

Sagara mengotak-ngatik ponselnya sembari menunggu Bundanya kembali, "Ck, bosennya minta makan. Eh minta ampun gasi ngaco banget mulut-mulut tukang makan kayak gue."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UNTUK SAGARA (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang