[ Hanaya - 4 ]

290 56 46
                                    

Budayakan klik bintang yang
ada di pojok kiri bawah sebelum
membaca.

Budayakan klik bintang yangada di pojok kiri bawah sebelummembaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Enjoy the story

Sepulang dari cafe hanaya masih penasaran dengan apa yang ingin di sampai kan yana. Ucapan yang di potong berhasil membuat mereka mati penasaran.

Hanaya mengingat ingat kejadian siang tadi...

Flash Back On

" Ternyata gue disini " sahut seseorang yang membuat mereka mengalihkan perhatian nya.

" Iqball !!! " ucap mereka serentak kecuali hanaya.

Iqbal menaikan alis nya dan menarik kursi dari meja sebelah lalu bergabung bersama mereka.

"Kenapa?" Tanya Iqbal sambil mengambil kentang goreng yana.

"Lo ga kesambet?" Tanya putra dan Fahri serentak.

"Gak" jawab nya singkat.

"Lanjut na" sahut Fatimah tak mau memperpanjang perdebatan mereka.

"Oke. Terus..." Lagi lagi dan lagi ucapan yana di potong.

"Na! Abi bilang pulang" sahut Iqbal.

"Apasih Lo bal! Dari tadi yana belum siap cerita. Entaran aja pulang nya" balas Nisa yang masih kepo apa yang ingin disampaikan yana.

" Lah..tapi yana di suruh pulang " jelas Iqbal.

" Yaudah sih lain kali aja aku cerita " pasrah yana.

" Gabisa gitu dong na..gue sama Nisa kan udah kepo. Lagian kan Lo yang ngajakin kita ketemuan untuk cerita " sahut fatim.

" Yah..mo gimana lagi si kulkas tiba tiba datang udah kayak jailangkung aja dia " balas yana.

" Aku pulang " ucap hanaya langsung beranjak dari tempat duduknya dan keluar dari cafe.

" Tuh kan! Lo si bal..marah tu hanaya" tuduh Nisa.

" Kok gue?"

"Coba aja Lo ga datang, pasti hanaya ga bakal marah tuh" jelas Fatim.

" Udah ih..kas ayok pulang " sahut yana sambil menarik tangan Iqbal.

Flash Back off

Hanaya menerutuki dirinya sendiri. Mengapa ia jadi memikirkan Iqbal? Mengapa ia jadi semakin kepo apa yang ingin disampaikan yana. Ahh.. sekarang rasanya hanaya ingin menenggelamkan diri agar pikiran nya tidak jatuh terhadap satu makhluk tersebut.

Hanaya [ Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang