Sound IV. I Want To Know More About You

31 7 1
                                    

Author note: sad end ato happy end ya hehe

Enjoy ✨

~||~||~

Dua hari pasca kunjungan dadakan sang desainer bersurai gulali, kini [Name] akhirnya sembuh dari demam nya. Tentunya selama ia sakit tak terlewatkan satu hari pun tanpa kunjungan sang desainer. Dirinya juga sudah memarahi kakaknya yang seenaknya saja memberikan kunci rumah pada orang lain. Dan hari ini ia bersama sang kakak dan 2 orang lainnya ditugaskan untuk mendandani seorang model untuk iklan gedung pernikahan. Dimana akan diadakan pernikahan imitasi disana.

Dalam ruangan bernuansa putih gading tersebut, semua pihak yang terkait berkumpul.

"Selamat pagi, mohon kerjasama nya." ucap mereka pada klien.

"Saya dan rekan saya yang akan bertugas merias model pria. [Name] dan yang lain akan merias model wanita. Ngomong-ngomong dimana model wanitanya?" tanya sang kakak.

"Ah, beliau masih dalam perjalanan. Mungkin akan terlambat sedikit." ucap pihak pemilik gedung selaku klien mereka.

Tanpa membuang waktu lama, semua menjalankan tugasnya masing-masing. Kecuali [Name] dan rekannya yang bertugas merias model wanita yang tak kunjung datang kini sedang duduk menunggu memperhatikan kakaknya yang tengah melakukan pekerjaannya.

Waktu terus berjalan, namun tak ada tanda-tanda kemunculan sang model wanita. [Name] akhirnya berinsiatif untuk bertanya.

"Permisi, dimana model wanita nya? Waktunya yang tersisa kurang dari 1 jam lagi, kalau tidak cepat, bisa-bisa acaranya akan mulai terlambat." ucap [Name] yang disusul anggukan singkat rekannya.

"A-ah mohon maaf, saya sedang menghubungi pihak agensi beliau namun mereka belum memberi jawaban.." ucap sang pemilik gedung tersebut. [Name] hanya mengangguk singkat. Dalam hati ia sangat gelisah, bagaimana bisa merias wajah dan menata rambut pengantin dalam waktu kurang dari 1 jam?

"P-pak gawat!! Model wanita nya terkena kecelakaan dan tak bisa datang! Saat ini sedang dilarikan ke rumah sakit." salah satu orang masuk ruangan dengan tergesa-gesa dan membawa kabar buruk. Ruangan tersebut menjadi ricuh. Semuanya khawatir dengan kelangsungan acara tersebut.

"Apa tidak ada model pengganti nya?"
"Tidak ada... Aaah.. acaraku..." Sang pemilik gedung jatuh terduduk.
Semua disana kebingungan. Mencari pengganti dengan postur tubuh yang sama cukup sulit.

"Bagaimana ini... Ah!! Kamu! Iya, masih bisa. Postur tubuhmu mirip dengan model wanitanya! Apa kamu bersedia untuk menjadi model pengganti?" Pinta sang pemilik gedung pada [Name] sambil memegang erat bahu [Name].

"S-saya? Tapi saya tidak pernah jadi model..." ucap [Name]

"Saya mohon! Hanya kau yang tubuh nya mirip dengan model wanita nya disini!" Sang pemilik gedung membungkuk didepan [Name]

"T-tapi..." [Name] ingin menolak namun rasa iba menyelimuti batinnya namun ia ragu bisa menjalankannya dengan baik atau tidak. Terlebih ia takut melakukan kesalahan karna kekurangannya ini.

"Ugh... B-bagaimana dengan model pria nya? Apa anda tidak keberatan?" kilah [Name] dengan gugup.

"Saya tidak keberatan. Toh kita tak punya pilihan lain bukan? Tenang saja, saya akan membantumu." sang model pria yang sudah berpenampilan rapih tersenyum lembut.

Merasa tak ada pilihan lain selain menerima, demi kelancaran pelaksanaan acara tersebut [Name] menghela nafas.

"A-ano... M-mohon bantuannya." [Name] membungkuk sopan pada model tersebut.

"Ayo jangan buang waktu, segera dandani [Name]-san. Siapkan riasan dan gaunnya! Kemarikan sepatunya juga!" Seksi acara mulai memberi komando untuk bergegas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

V O I C ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang