"Maafkan aku..."
Ini bukan yang pertama kalinya Felix mendengar kalimat semacam itu, telinganya cukup bosan dengan permintaan maaf yang keluar dari belah bibir sang kekasih.
"Maaf? Sampai kapan kau akan terus meminta maaf, Hwang?"
Felix tersenyum getir saat melihat Hyunjin yang tak bisa menjawab pertanyaannya. Sudah cukup, ia terlalu muak dan lelah menghadapi sikap Hyunjin yang tak akan pernah bisa berubah sampai kapanpun.
"Haruskah kita sudahi semuanya?"
Hyunjin membulatkan matanya, menggeleng enggan. Bagaimanapun ia membutuhkan Felix di sisinya, ia tahu kesalahannya sangat fatal, berselingkuh dengan sahabat kekasihnya sendiri.
"Maafkan aku," hanya itulah kata yang keluar dari mulutnya.
Felix menghela nafas panjang, sebenarnya ia tak rela melepaskan Hyunjin setelah apa yang mereka alami bersama selama ini. Tapi ia juga merasa lelah, begitu dalam luka yang ditorehkan oleh seseorang yang sudah menjalin hubungan selama bertahun-tahun dengannya.
"Aku lelah Hwang, kata maaf yang selalu kau ucapkan tak akan pernah bisa mengobati rasa sakit yang ku rasakan selama ini."
Hyunjin terhenyak, ia sadar apa yang selama ini ia lakukan itu salah, benar-benar salah. Mengapa orang sebrengsek dirinya bisa melukai sosok manis berhati malaikat seperti Felix.
"Kumohon, berikan aku satu kesempatan lagi, kali ini aku berjanji akan berubah."
Lagi-lagi Felix tersenyum getir, haruskah ia kembali memaafkan Hyunjin? akankan pria bermarga Hwang itu menepati janjinya kali ini? ia bimbang, tetapi mungkin tak ada salahnya memberikan satu kali lagi kesempatan pada pria berumur 22 tahun itu.
Felix memeluk Hyunjin erat, "Ini kesempatan terakhir yang bisa ku berikan, jika kau melakukan hal yang sama seperti kemarin, ak-"
Ucapan Felix terpotong saat Hyunjin secara tiba-tiba menautkan kedua belah bibir mereka, memberi hisapan lembut sembari mengusap pipi gembil Felix yang sudah menjadi favoritnya selama ini.
Felix menunggingkan senyum di sela-sela ciuman mereka, lalu meremat rambut Hyunjin ketika secara sengaja Hyunjin mengigit serta menjilat bibir plum miliknya.
Tanpa ragu Hyunjin menelusupkan tangannya ke dalam kemeja Felix, mengusap perut datar kekasihnya tersebut, membuat Felix melenguh pelan merasakan geli di area perutnya.
"Hyun... Unghh," mendengar namanya dipanggil, Hyunjin terkekeh pelan lalu menelusupkan wajahnya ke ceruk leher Felix, mengecup, melumat dan menjilatnya. "Aku merindukan lubangmu yang menjepit milikku," ujarnya dengan nada rendah, berhasil membuat seluruh tubuh Felix meremang.
"Hyunjin..."
"Yes Baby?" Hyunjin tetap melanjutkan aksinya, bahkan salah satu tangannya sudah menelusup masuk ke dalam celana Felix, menurunkan celana tersebut secara perlahan beserta dalaman yang sedang Felix kenakan.
"Jangan di sini..."
Hyunjin tersenyum, menggendong tubuh Felix seperti koala lalu membawa tubuh ringkih itu ke dalam kamar terdekat yang bisa ia tuju secepat mungkin.
Dengan perlahan Hyunjin merebahkan tubuh Felix ke atas kasur king size miliknya, membuka satu persatu kancing baju kekasihnya tersebut sembari menatap setiap inci tubuh Felix yang tak pernah bosan untuk dipandang.
Felix menutup wajahnya yang memerah dengan tangan karena melihat tatapan lapar Hyunjin yang tengah memandang tubuh telanjangnya.
Felix menoleh ke arah bawah, meraba selangkangan Hyunjin dengan lututnya, ia bisa merasakan kejantanan Hyunjin yang mengeras, menyadari hal itu membuat wajah Felix semakin memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗡𝗜𝗖𝗢𝗧𝗜𝗡𝗘
FanfictionTake a look and you'll see 𝗪𝗔𝗥𝗡𝗜𝗡𝗚 1. it's about bxb/mxm/lgbt++ 2. only one/two shoot in every title. 3. Bangchan, Hyunjin, Changbin & Minho as top and Felix as bottom. 4. use indonesian formal language. 5. if you don't like it, then leave.