5

11 1 0
                                    

Hindi - Secukupnya

Kapan terakhir kali kamu dapat tertidur tenang, (renggang)
Tak perlu memikirkan tentang apa yang akan datang, di esok hari
Tubuh yang berpatah hati
....

***

Pagi hari dengan cuaca yang mendukung langkah Rintik yang diiringi lagu kesukaan nya itu, nyanyian kecil pun keluar dari bibir mungilnya.

Seperti biasanya, selangkah masuk ke dalam kelas nya yaitu XI IPA 2 langsung di sapa hangat oleh sahabatnya.

"Fawwaz, rafael, gibran, elyana, lo pada piket buruan entar keburu bel bunyi". Teriak Hellen dari depan papan tulisnya dengan cepat ke empat teman sekelasnya itu langsung melaksanakan piket.

Pelajaran matematika pada hari ini pun berlangsung seperti pertemuan sebelumnya. "Tik, bantu gue dong, kan lo tau gue bego banget kalau pelajaran matematika". Keluh kesah yang dilontarkan Hellen membuat Rintik seketika menoleh. "Duhh, Hellen. Kan kamu juga tau kalau aku lemot banget dalam pelajaran matematika". Ucap Rintik yang tidak kalah mengeluhkan tentang pelajaran yang rasanya kalau menghilang dari bumi sangat tidak mungkin.

Setelah pelajaran usai, Rintik melihat kearah jam tangan nya yang sudah menunjuk pukul empat sore itu, ingin sekali rasanya ia cepat-cepat pulang dan merebahkan tubuhnya di atas kasur kesayangannya. "Tik, kamu pulang bareng aku atau gimana?". Entah penawaran atau pertanyaan yang dilontarkan Hellen. "Engga Hel, aku pulang naik angkot aja, supaya kamu engga bolak balik, entar kamu kesorean lagi". Kata Rintik yang sedikit lemas. "Beneran, Tik? Gue liat-liat lo lemas banget kaya kanebo basah". Kata Hellen yang sambil memincingkan matanya. "Iyaa Hellen, engga apa-apa kok. Aku juga engga kenapa-kenapa". Katanya sambil tersenyum tipis di hadapan sahabatnya. "OK. Kalau gitu gue balik duluan ya. Hati-hati lo di jalan entar di culik". Ucap Hellen sambil tertawa.

Sambil menunggu angkot di halte, yang mungkin sedikit lama, Rintik mendengar kan lagu IU-Eight, so you happieness, finally happieness, nyanyian kecil Rintik.

"Sendirian aja lo?". Kaget, itu lah yang di rasakan Rintik setelah mendengar pertanyaan cowok di sebelahnya itu, ya benar siapa lagi kalau bukan Langit Abishar ketua PASDIAN sekaligus ketua geng black wolf. "Iya, aku sendirian kak". Jawaban yang sangat sesuai dengan pertanyaan.

"Gue... Mau minta perhitungan dengan lo". Ucapnya yang langsung membuat mata Rintik terbelalak. "Perhitungan apa ya kak? Emang nya aku punya hutang sama kakak?". Double pertanyaan yang langsung di tanyakan, (waduh kamu polos banget Rintik)
"Gue minta perhitungan, bukan karena lo punya hutang sama gue, tapi karena kemarin lo udah nabrak gue dan ninggalin gue gitu aja". Ucapnya yang jelas dan membuat Rintik mengingat kembali kejadian hari itu. "Aku harus apa kak supaya kakak bisa maafin aku". Permohonan dan sambil menunjukkan puppy eyes nya. "Ga sulit. Lo cuma harus nurutin apa kata gue hingga gue lulus dari SMA ABDI ANDALA". Ucapan Langit dengan senyum jahil yang langsung membuat Rintik tertohok. "H-hingga kakak lulus?!". Membuat Rintik berfikir sangat panjang. "Ya menurut gue cuma itu jalan satu-satunya, emangnya lo mau gue buat hidup lo lebih menderita?".
"Engga kak, tapi emangnya engga ada pilihan kak? Harus banget aku nurutin maunya kakak?"
"Pilihannya... Lo nurut gue hingga gue lulus atau hidup lo menderita hingga gue lulus?"
Menurut Rintik itu bukan lah suatu pilihan.
"Huftt. Iyadeh". Rintik yang mengambil jalan tengah dan pasrah, yaa mau gimana pun sesosok Langit Abishar tidak ada yang bisa menolak perintahnya.

***

Sesampainya Rintik dirumah depan tubuh yang letih, ia langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur kesayangannya yang di lapisi sprei spongebob, entah mengapa ia sangat suka dengan spongebob menurutnya spongebob adalah sosok yang bertingkah seperti anak kecil padahal dewasa ketika serius.

"Nak, makan dulu yuk". Ucap Selena, yaitu sang ibunda Rintik, sesosok Selena Pilu Flojyotika adalah seorang ibu yang sangat penyayang, dan mempunyai kesabaran yang luar biasa.
"Iya bu, aku ganti baju dulu ya". Ucap Rintik.

Setelah di meja makan, seperti biasa Selena selayak ibunya Rintik menyendokkan nasi beserta lauk pauk untuk Rintik
"Tadi kamu di sekolah belajarnya gimana? Asik ga?". Tanya Brito selaku ayah Rintik, Brito Sandang Flojyotika sesosok ayah yang sangat perhatian, pekerja keras, dan menurut Rintik orang tua nya adalah orang tua yang paling baik.
"Ya seperti biasa lah, yah".

***

Sesampainya seorang Langit Abishar di sebuah markasnya itu.
Langit Abishar yang merasa satu langkah lebih menang karena sudah bisa melumpuhkan satu langkah Rintik.
"Seneng banget muka lo boss? Menang lotre lo?" tanya Akhwan yang kebingunngan.
"Ah lo suka bercanda ya kali si boss ikutan yang begituan" ucap Angga yang sambil mengetuk kepala Akhwan.
"Boss, muka lo doang yanh ceria, perut gua mah mendung". Lanjut fano.
"Yee lu mah makan mulu". Ucap Akhwan dan Angga bersamaan.

"Nih gue kasih tau ke lo lo pada". Ucapan yang sedikit menyolek rasa penasaran membuat ketiga orang tengil itu duduk dengan serapi mungkin untuk mendengarkan kelanjutannya.
"Kenapa, ada apa boss?". Tanya Akhwan.
"Gue... Udah berhasil melumpuhkan satu langkah tuh cewek". Sontak perkataan langit sangat membuat ketiga teman nya terkejut akan hal itu, kecuali Zafrian pastinya, ia hanya sibuk menggeludi dengan matematikanya.
"Selanjutnya bakal lo apain tuh cewek boss?" tanya Akhwan yang semakin penasaran.
"Lo jangan siksa deh boss, mending buat gue". Sontak perkataan si playboy cap badak itu membuat semuanya bergidik geli.
"Gue bakal... ".




Kira-kira apa ya yang bakal dilakuin Langit?
Mau tau kelanjutannya?





JANGAN LUPA VOTE YA!
MAAF JIKA ADA KESALAHAN KATA

#fiksiremaja #school #romance

Ketika kenangan, hujan, dan angan berdampingan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang